(Forex – Vibiznews) Minggu lalu, EUR/USD sempat naik ke 1.1422 , level tertinggi sejak Maret yang lalu, namun kemudian turun kebawah 1.1300 akibat naiknya dolar AS setelah sebelumnya sempat bertahan diatas 1.1300 karena optimisme akan rencana stimulus fiskal dan rencana pembukaan kembali perbatasan negara.
Optimisme selama pertengahan minggu pertama dimana Eropa dan AS terus melakukan langkah-langkah pelonggaran, yang mendorong harapan akan segera pulihnya kembali ekonomi, dihancurkan oleh outlook yang suram dari the Fed. The Fed tetap mempertahankan kebijaksanaan moneternya namun bersikap “dovish”, dengan mengatakan bahwa ekonomi AS memerlukan waktu bertahun-tahun untuk pulih sepenuhnya dari kerusakan yang diakibatkan oleh pandemik Covid-19. Bank sentral AS ini juga memberikan gambaran yang suram mengenai kondisi saat ini dari ekonomi AS termasuk memperkirakan GDP AS tahun ini akan minus 6.5% dan pengangguran berada diatas 9% pada akhir tahun ini. Federal Reserve AS memberikan signal untuk mempertahankan tingkat bunga pada level yang rendah paling tidak selama beberapa tahun dan juga berkomitmen untuk mempertahankan pembelian obligasi level tinggi.
Sebagaimana yang diperkirakan, data makro ekonomi dari Eropa tidak berpengaruh banyak karena angka bulan April dan Mei ketika lockdown membuat ekonomi lumpuh. Meskipun demikian angka GDP kuartal pertama Uni Eropa turun – 3.6%, sedikit lebih baik daripada yang diperkirakan sebelumnya. Sementara angka klaim pengangguran mingguan AS muncul di 1.54 juta, sedikit lebih baik daripada yang diperkirakan di 1.55 juta. Dan perkiraan pendahuluan dari Michigan Consumer Sentiment Index bulan Juni membaik ke 78.0 dari sebelumnya 72.3 dan lebih baik daripada yang diperkirakan pasar.
Minggu ini, fokus di Eropa ada pada survey ZEW Jerman. Sentimen ekonomi di negara ini diperkirakan turun dari 51 ke 32 pada bulan Juni, sementara penilaian terhadap situasi sekarang ini diperkirakan membaik dari – 93 menjadi – 88. Jerman dan Uni Eropa juga akan mengeluarkan data inflasinya.
Di Amerika Serikat angka kematian menurun tetapi kasus baru tetap naik seperti yang dialami di California, Texas dan Florida. Di ke 3 negara bagian ini peraturan untuk tetap tinggal di rumah kembali diumumkan yang bisa membuat para investor menderita karena harus menunggu lebih lama. Kebanyakan negara bagian telah melonggarkan “lockdown” pada bulan Mei, dan ini bisa memberikan kontribusi terhadap kenaikan kasus baru. Apakah pembukaan kembali perekonomian ini akan mendorong naik belanja? Angka penjualan ritel bulan lalu akan memberikan jawaban. Setelah turun 16.4% pada bulan April, pada bulan Mei ini, kemungkinan akan naik substansial ke 7%, meskipun ada kekuatiran optimisme ini premature. Starbuck menunjukkan bahwa penjualannya tetap tertekan pada bulan lalu. Gubernur Fed Powell masih bisa menggerakkan pasar selama testimoninya di Capitol Hills. Perkiraan yang suram bisa membebani pasar sementara gambaran yang lebih cerah bisa menaikkan pasar. Klaim pengangguran kemungkinan akan menunjukkan kenaikan diatas satu juta.
Pasangan matauang ini telah kehilangan potensi “bullish” secara jangka panjang, meskipun belum mengkonfirmasi terjadinya tren turun. Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.1175 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1080 dan kemudian 1.1000. Sedangkan “resistance” terdekat berada pada 1.1360 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1425 dan kemudian 1.1460.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



