Rekomendasi Forex GBP/USD 22 – 26 Juni 2020: Trend Bearish Memimpin

1555

(Vibiznews – Forex) Minggu lalu, kurangnya dukungan dari bank sentral Inggris telah membebani poundsterling sementara naiknya kasus coronavirus di AS telah mendorong naik dolar AS yang safe-haven.

GBP/USD turun ke 1.2350 setelah BoE mendorong skema pembelian obligasinya sebanyak £100 miliar, diangka batas paling bawah dari yang diperkirakan, yang menunjukkan kecepatan pembelian yang melambat dan juga ditambah dengan ketidakpastian Brexit.

Kurva coronavirus Inggris terus menurun dan pemerintah terus melonggarkan lockdown, dengan toko-toko yang non-essential sekarang sudah dibuka kembali. Namun, penumpang-penumpang yang datang ke Inggris akan diminta untuk dikarantikan selama 14 hari yang bisa membunuh industri turisme.

Angka ekonomi bervariasi dengan tingkat pengangguran tetap rendah di 3.9% pada bulan April, meskipun klaim pengangguran tetap mengecewakan dengan kenaikan lebih dari 500.000 pada bulan Mei lebih buruk daripada yang diperkirakan.

Sebaliknya di Amerika Serikat, data ekonomi kebanyakan positip. Ekonomi AS yang berpusat kepada konsumsi menikmati lompatan penjualan ritel pada bulan Mei sebanyak 17.7%  memberikan harapan kepada mereka yang ingin melihat pemulihan ekonomi yang berbentuk V. Housing Starts tetap dibawah 1 juta pertahun, namun pasar mengabaikan rilis data ini. Sementara klaim pengangguran mingguan stabil disekitar 1,5 juta.

The Fed pesimis mengenai kembalinya ekonomi ke level seperti sebelum pandemik, dapat dicapai sebelum 2022. Sentimen pasar menjadi turun dan permintaan terhadap dolar AS yang safe-haven muncul kembali. GBP/USD turun dari diatas 1.28 menjadi ke bawah 1.24. Pasar juga prihatin akan gelombang kedua dari coronavirus di AS dengan naiknya kasus baru di California, Texas dan Florida setelah ke 3 negara bagian ini membuka kembali ekonominya pada bulan Mei.

Minggu ini, di Inggris, pembicaraan mengenai Brexit baru akan selesai pada tanggal 29 Juni. Hal ini memberikan potensi terjadinya terobosan. Setiap pernyataan yang signifikan oleh PM Johnson bisa menggoyang poundsterling.

Statistik dari coronavirus tetap sentral terhadap Poundsterling karena akan memberikan indikasi akan rencana kedepan dari pembukaan kembali ekonomi Inggris, termasuk persyaratan 14 hari karantina.

Dari kalender ekonomi, Markit PMI bulan Juni untuk sektor manufaktur diperkirakan akan meneruskan pemulihannya mendekati angka 50. Sementara sektor jasa yang masih berjuang di angka 29 pada bulan Mei, juga kemungkinan akan naik.

Di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump mengadakan rally untuk pemilihan presidennya yang pertama di Tulsa, Oklahoma yang akan menarik lebih dari 20.000 orang berkumpul di dalam.

Statisitik Covid-19 di Florida, Texas dan negara-negara bagian lainnya tetap menjadi perhatian dan akan menimbulkan reaksi yang signifikan apabila dikenakan restriksi kembali.

Markit PMI pendahuluan kemungkinan akan tetap dibawah 50 pada bulan Juni sementara angka-angka perumahan diperkirakan stabil.

GDP final AS diperkirakan akan mengkonfirmasikan penurunan setahun sebesar 5% untuk kuartal pertama. Investor kemungkinan fokus kepada angka-angka order “durable goods” untuk bulan Mei yang diperkirakan akan bervariasi.

Investor akan lebih memperhatikan klaim pengangguran yang berkelanjutan untuk minggu yang berakhir pada tangal 12 Juni, saat dimana diadakan survey untuk NFP. Angka diatas 20 juta akan mengecewakan.

Grafik harian menunjukkan kondisi yang “bearish” dalam jangka pendek dengan “support” terdekat menunggu di 1.2300 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2250 dan kemudian 1.2158. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2410 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2460 dan kemudian 1.2580.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here