(Vibiznews – Forex) GBP/USD tetap dibawah tekanan jual meskipun berhasil bertahan diatas 1.2500, dengan dolar AS mengalami penurunan ditengah sentimen pasar yang “risk-on”.
Pasangan matauang GBP/USD memperpanjang penurunannya dari zona supply 1.2670 dan mengalami aksi jual yang berkelanjutan untuk sesi kedua berturut-turut pada hari Selasa. Pasangan matauang in turun kembali mendekati batas psikologis kunci di 1.2500 selama awal perdagangan sesi Eropa dan tertekan oleh kombinasi beberapa faktor. Dolar AS menarik arus safe-haven ditengah keprihatinan akan memburuknya hubungan diplomatic antara AS dengan Cina.
Amerika Serikat pada hari Senin menolak klaim territorial Cina di laut Cina Selatan. Beijing dengan cepat merespon dan mengklaim bahwa AS sedang mencoba memanaskan ketegangan di perairan yang dipersengketakan. Selain itu AS juga menghadapi kenaikan kasus coronavirus yang membawa kepada restriksi baru di California. Perkembangan ini menutupi optimisme terbaru mengenai pengobatan terhadap penyakit yang sangat menular ini dan mempengaruhi sentimen resiko global.
Poundsterling mengalami tekanan turun juga karena rilis laporan GDP Inggris bulanan yang lebih lemah daripada yang diperkirakan. Menurut Office for National Statistics (ONS) ekonomi Inggris bertumbuh 1.8% pada bulan Mei dibandingkan dengan perkiraan konsensus sebesar 5%, yang menunjukkan lemahnya dan lambatnya pemulihan ekonomi di Inggris.
Penurunan selanjutnya akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.2500 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2425 dan kemudian 1.2400. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2555 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2590 dan kemudian 1.2665.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
