(Vibiznews – Forex) GBP/USD naik keatas 1.30, menyentuh level tertinggi sejak bulan Maret. Permintaan terhadap pounsterling kemungkinan berasal dari arus akhir bulan. GDP AS mengatasi dari yang diperkirakan namun mencatat angka dengan rekor terburuk di – 32.9%.
Semula GBP/USD dibatasi kenaikannya keatas 1.30 karena pengumuman dari pemerintah Inggris yang mengatakan perlu isolasi mandiri selama 10 hari dari sebelumnya hanya 7 hari, kalau menunjukkan tanda-tanda terkena coronavirus.
Namun, keputusan Federal Reserve yang “dovish” memicu kenaikan menembus 1.30 sebagaimana dengan yang diperkirakan.
The Fed tetap mempertahankan kebijakan moneternya tidak berubah namun menyatakan keprihatinannya mengenai dampak dari virus. Kelihatannya Powell sedang menekan para politikus untuk segera bertindak mengeluarkan undang-undang stimulus berikutnya karena “benefit” pengangguran federal akan jatuh tempo pada hari Jumat.
Kenaikan GBP/USD bertambah dengan buruknya data GDP dan klaim pengangguran AS yang keluar yang semakin menekan dolar AS yang sudah lemah.
GDP kuartal kedua AS muncul dengan penurunan 32.9% dari kuartal pertama. Para analis memperkirakan GDP AS kuartal kedua turun 35% dari kuartal pertama. Angka ini adalah angka GDP kuartalan yang paling buruk sejak dimulainya penghitungan GDP pada tahun 1947.
Kenaikan klaim pengangguran AS sebanyak 12.000 dari angka minggu sebelumnya berkolaborasi melemahkan proses pemulihan ekonomi AS.
Secara tehnikal posisi sudah “overbought” sehingga ada ruang untuk terkoreksi turun secara normal dengan “support” terdekat menunggu di 1.3000 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2939 dan kemudian 1.2878. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di $1.3037 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1.3075 dan kemudian $1.3173.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
