(Vibiznews – Forex) GBP/USD berhasil naik menembus 1.31 ke 1.3161dengan melemahnya dolar AS secara luas, sekalipun pemerintah Inggris memberikan restriksi baru di Northwest England yang memiliki 4,3 juta penduduk. Apakah tren ini akan berlanjut atau berbalik arah? Pasar fokus kepada NFP AS, BoE dan statistik dari coronavirus.
Penurunan dolar AS menjadi tema yang mendominasi pasar minggu lalu. Ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan yang lebih banyak dan para politikus gagal sepakat mengenaik paket stimulus yang baru. GDP AS tumbang ke 32.9% per tahun, terburuk dalam sejarah. Klaim pengangguran yang berkelanjutan lompat ke 17 juta pada minggu yang sama dimana penghitungan NFP AS diadakan.
Fed mengumumkan skema peminjaman akan diperpanjang sampai akhir tahun yang menunjukkan komitmen Fed untuk mendukung ekonomi tanpa berhenti yang membawa penurunan dolar AS. Turunnya imbal hasil obligasi AS juga membebani dolar AS.
Statistik coronavirus tetap mengkuatirkan dengan kematian harian naik keatas 1.100, sementara angka total sudah melewati 150.000. Meskipun ada harapan dari penemuan vaksin yang semakin mendekat yang mendorong dolar AS turun.
Di Inggris, situasi Covid-19 masih dalam kontrol, meskipun jumlah kasus naik lagi dan pemerintah Inggris memberikan restriksi baru di Northwest England yang memiliki 4,3 juta penduduk. Pembicaraan mengenai Brexit tetap mengalami kemandekan.
Di Inggris event minggu ini antara lain, Brexit, apakah akan terjadi terobosan ataukah berhenti. Kemungkinan tidak dua-duanya. Baik Uni Eropa maupun Inggris kelihatannya tidak ada yang mau bergerak membuat terobosan namun juga tidak mau meninggalkan meja negosiasi. Namun bila terjadi sesuatu yang lain, dapat menggerakkan Poundsterling.
Keluarnya Inggris dari restriksi sehubungan dengan Covid-19 terus berlanjut, dan setiap ada kenaikan kasus Covid-19, bisa membebani Sterling.
Event utama adalah laporan kebijakan moneter dari Bank of England (BoE). Kemungkinan BoE tidak akan merubah kebijakan moneternya dengan tetap mempertahankan tingkat bunga pada 0.1% dan program QE senilai £745 miliar.
Para investor mengharapkan bantuan dari BoE yang bisa menurunkan biaya pinjaman dari pemerintah dan mendukung pemulihan. Selain itu, para investor juga ingin tahu apakah akan dikeluarkan tingkat bunga yang negatif. Apabila ada tanda-tanda, maka ini akan menekan Sterling.
Secara keseluruhan, poundsterling memerlukan lebih banyak QE dan tidak adanya tingkat bunga yang negatif.
Dari Amerika Serikat, kasus baru telah berhenti naik, namun angka kematian sedang naik. Angka-angka statistik Covid-19 dari Florida, California, Texas dan negara bagian lainnya kemungkinan akan menggerakkan pasar.
Dari pemilihan presiden, presiden Donald Trump telah berhasil memperkecil perbedaannya dengan rivalnya Joe Biden.
ISM PMI manufaktur untuk bulan Juli yang akan keluar kemungkinan masih bagus dengan industri kurang terpengaruh oleh kenaikan virus.
Laporan pasar tenaga kerja dari ADP kemungkinan akan melaporkan sedikit kenaikan untuk posisi di bulan Juli setelah pada bulan Juni mencetak angka 2.369 juta.
PMI Non-Manufaktur untuk bulan Juli kemungkinan turun dengan sektor jasa terpukul baik secara bisnis maupun kontrak kerja.
Data klaim pengangguran mingguan juga bisa menggerakkan pasar.
Angka NFP bisa naik, bisa juga turun. Apabila naik maka akan menjadi kenaikan bulanan ketiga berturut-turut. Kemungkinan naik seperti angka 4,8 juta di bulan Juni sangat kecil. Demikian juga dengan tingkat pengangguran, yang pada bulan lalu turun ke 11.1, bulan ini kemungkinan akan naik.
Secara tehnikal, GBP/USD sudah “overbought” dan kecenderungan turun dengan “support” terdekat menunggu di 1.3065 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2990 dan kemudian 1.2888. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di 1.3149 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3205 dan kemudian 1.3270.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
