(Vibiznews – Forex) Minggu lalu, GBP/USD mengalami penurunan kebawah batas 1.33 dan stabil di `1.3275 karena drama Brexit yang terus berlanjut tanpa ada kemajuan di dalam perundingan perdagangannya, dimana hal ini membebani GBP/USD.
Kepala negosiasi Uni Eropa Michel Barnier mengatakan tidak ada kemajuan dan menuduh rekan rundingnya dari Inggris meminta benefit tanpa mau mengambil tanggung jawab. Ketakutan akan pengangguran massal karena akan segera berakhirnya skema cuti bergabung dengan mandeknya pembicaraan mengenai Brexit, menekan poundsterling.
Sterling juga terpukul oleh pernyataan dari Gubernur BoE Andrew Bailey yang mengulangi posisinya bahwa tingkat bunga negatip ada di dalam salah satu perangkat kebijakan moneternya, meskipun tidak mungkin diimplementasikan segera.
Di Amerika Serikat, kampanye pemilihan Presiden memanas dengan Presiden Donald Trump mendapatkan keuntungan dari hasil konvensi partai Republik sehingga mempersempit kesenjangan dengan rivalnya Joe Biden. Pasar nampaknya lebih tertarik kepada pembicaraan stimulus fiskal daripada pemilihan Presiden.
Data ekonomi AS bervariasi dengan umumnya bagus. ISM PMI menunjukkan pertumbuhan yang kuat. Tingkat pengangguran mengejutkan turun ke 8.4%. NFP naik sebanyak 1.371.000 sesuai dengan yang diperkirakan.
Minggu ini di Inggris, skema cuti dari pemerintah yang berhasil, akan segera berakhir pada bulan Oktober, dan ini bisa membawa ekonomi Inggris terjun bebas. Menteri Keuangan Rishi Sunak belum juga mengumumkan apakah program yang telah mempertahankan para pekerja dari kehilangan pekerjaannya, akan diperpanjang atau tidak.
Sementara waktu transisi Brexit juga akan segera berakhir pada tahun ini dan masih tanpa ada kesepakatan. Tanpa kesepakatan, Inggris akan jatuh ke peraturan dari WTO yang tidak menguntungkan. Investor tidak berharap akan ada kemajuan sampai saat yang terakhir. Hal ini berarti setiap ada komentar yang positip akan bisa memicu rally dari Sterling dan sebaliknya.
Angka GDP kuartal kedua yang final bisa menggerakkan sterling. Menurut angka GDP awal, ekonomi Inggris menciut 20.4% yang lebih buruk daripada kebanyakan negara maju lainnya. Sementara diperkirakan akan tetap sama, apabila angka yang direvisi berbeda jauh, maka akan mempengaruhi pergerakan sterling.
Angka hasil manufaktur untuk bulan Juli diperkirakan akan menunjukkan pemulihan yang berkelanjutan dari kelumpuhan ekonomi pada musim semi.
Sementara di Amerika Serikat, trader Amerika baru akan aktif lagi pada hari Selasa setelah liburan hari Buruh. Orang Amerika akan disibukkan kembali oleh kampanye pemilihan Presiden. Sementara pasar lebih memilih presiden dari partai Republik, hasil yang sebaliknya akan mengakibatkan berkurangnya stimulus fiskal dan memperlambat ekonomi. Terlebih buruk lagi, pemilihan yang tidak tuntas kemungkinan bisa mencengkeram pasar yang bisa menaikkan dolar AS yang “safe-haven”.
Awal minggu para investor masih merespon terhadap angka NFP dan klaim pengangguran mingguan. Angka inflasi akan menjadi fokus pada hari Jumat. Kenaikan Core Consumer Price Index bisa mendorong naik dolar AS.
Sementara kasus baru Covid – 19 di AS terus menurun, tingkat kematian tetap tinggi dan mendekati angka 200.000. Apabila kembali mengalami kenaikan bisa membebani sentimen.
Secara keseluruhan, “bullish” masih memimpin namun “bearish” mulai menguat.
“Support” terdekat menunggu di 1.3240 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3180 dan kemudian 1.31. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3290 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3350 dan kemudian 1.34.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido