(Vibiznews – Forex) Sterling telah kehilangan semua keuntungan karena kenaika di musim panas dan terancam untuk menembus kembali ke renang harga semasa sebelum pandemic dimulai antara 1.2300 – 1.2700. Beberapa faktor telah menjadi penyebab melemahnya matauang Inggris ini, namun penyebab utama adalah sentimen yang enggan terhadap resiko yang menyebabkan kebangkitan dolar AS dengan berlanjutnya dampak ekonomi akibat dari pandemi Covid – 19 membuat optimisme sterling di bulan Agustus menjadi lenyap.
Turunnya dolar AS dalam dua bulan terakhir lebih disebabkan oleh karena reaksi kelegaan terhadap turunnya tingkat infeksi coronavirus daripada menguatnya ekonomi zona euro dan Inggris.
Secara fundamental, ekonomi Inggris telah banyak mengalami pemulihan dari sejak awal lockdown namun matuang Inggris ini tidak diperdagangkan dengan melihat nilai saat ini saja melainkan juga dilihat kemajuan kedepannya.
Markit economics dari London melaporkan PMI Inggris untuk manufaktur bulan September berada pada 54.3 untuk manufaktur. Meskipun turun sedikit dari bulan Agustus di 55.2, namun masih lebih tinggi dari angka sebelum pandemik pada bulan Februari di 51.7. Demikian juga PMI Jasa berada pada 55.1. Meskipun turun dari bulan Agustus di 58.8, angka bulan September masih lebih tinggi dari angka sebelum pandemik di 53.2.
Di Amerika Serikat, Powell memberikan testimony selama 3 kali di depan Kongres AS dan mendesak pemerintah untuk mendukung ekonomi dengan mengeluarkan undang-undang stimulus yang baru. Indeks tetap berada pada level ekspansi. IHS Markit sementara PMI manufaktur AS untuk bulan September naik ke 53.5 dari bulan Agustus di 53.1 selain itu lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 52.5. Sentimen di sektor manufaktur ini berada pada level tertingginya selama 20 tahun yang menopang kenaikan dolar AS. Sementara PMI jasa hanya turun sedikit di 54.6 dari sebelumnya di 55.
Dolar AS tetap kuat meskipun data makro ekonomi yang keluar pada akhir minggu lalu bervariasi. Order “durable goods” untuk bulan Agustus muncul di 0.4%, meleset daripada yang diperkirakan di 1.0%, meskipun Nondefense Capital Goods Orders ex Aircraft lompat ke 1.8%.
Jobless Claims meningkat dengan 870.000 pengajuan, lebih tinggi dari minggu sebelumnya sebanyak 866.000 dan meleset dari yang diperkirakan sebesar 843.000.
Minggu ini, Inggris akan mengeluarkan GDP kuartal kedua final dan PMI Manufaktur serta harga rumah pada bulan September. Semakin bagus angka yang keluar, semakin baik bagi poundsterling.
Di Amerika Serikat, minggu ini pasar akan mendapatkan angka final dari GDP AS kuartal kedua dan PMI Markits. Selain itu AS juga akan mempublikasikan ISM PMI resmi yang pada bulan September diperkirakan berada pada 56, masih sama dengan angka final bulan Agustus.
Data yang ditunggu pasar adalah Nonfarm Payrolls bulan September yang akan keluar pada hari Jumat. Diperkirakan akan bertambah 875.000 pekerjaan baru yang dianggap sebagai jumlah yang kecil. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan hanya turun 0.1% dari 8.4% menjadi 8.3%. Average hourly earnings diperkirakan naik sebanyak 0.4% MoM.
Di Amerika Serikat, debat calon presiden akan menjadi pusat perhatian. Dengan debat pertama hanya sebanyak 15 menit yang akan mengcover beberapa topik seperti ekonomi, coronavirus, kerusuhan dan Mahkamah Agung.
Pasangan matauang ini mengarah turun dengan “support” terdekat menunggu di 1.2700 yang apabila berhasil dilewati akan lanjutke 1.12660 dan kemudian 1.2550. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.2750 yang apabila berhasil dilewati lanjut ke 1.2800 dan kemudian 1.2890.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido