(Vibiznews – Forex) EUR/USD sempat memperpanjang kenaikannya, mendekati 1.1950, namun dengan cepat berbalik negatif dan sekarang diperdagangkan disekitar 1.19. Dolar AS berbalik naik, dengan jatuhnya saham – saham karena sentimen pasar berbalik buruk. Risalah pertemuan ECB memperingati akan perluasan skema pembelian obligasi. Sebelumnya dolar AS sempat melemah setelah the Fed memberikan signal keterbukaan terhadap lebih banyak QE.
Dolar AS telah terus turun sejak permulaan minggu sebelum akhirnya berbalik naik kemarin. Turunnya dolar AS disebabkan karena beberapa hal. Pertama, the Fed sedang bersiap untuk mencetak lebih banyak uang yang bisa mendevaluasikan matauang bersama Eropa. Kedua, data ekonomi jangka pendek mengkuatirkan dengan kenaikan dalam klaim pengangguran. Ketiga, mengamuknya coronavirus di AS.
Faktor – faktor tersebut telah membuat EUR/USD terdorong naik sampai hampir mencapai 1.1950, namun setelah itu kondisi matang untuk terjadinya koreksi dimana beberapa hal yang bisa menyebabkan koreksi, pertama adalah risalah pertemuan ECB yang diperkirakan akan melakukan ekspansi dari QE. Kedua adalah masih berjuangnya Jerman dalam menghadapi virus corona yang diperkirakan akan mengenakan restriksi yang baru. Hal ini berlawanan dengan tren di Perancis dan Spanyol dimana kurvanya telah menurun. Setiap perlambatan yang terjadi di lokomotif Eropa ini bisa membatasi kenaikan dari euro.
Penurunan selanjutnya akan berhadapan dengan “support” terdekat di 1.1895 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1861 dan kemudian 1.1813. Sementara kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di 1.1940 dan yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1965 dan kemudian 1.2010.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
