(Vibiznews – Forex) EUR/USD diperdagangkan mendekati 1.2250, level tertinggi sejak 2018. Harapan akan Brexit dan Stimulus AS merupakan penyebab kenaikan pasangan matauang ini. The Fed tetap berkomitmen untuk mendukung ekonomi.
Kenaikan EUR/USD mendekati 1.2250, sekalipun beralasan, dipandang sebagai terlalu jauh dan terlalu cepat dan karenanya kemungkinan akan mengalami koreksi turun segera.
Kenaikan EUR/USD dilandasi oleh beberapa hal, antara lain dukungan dari the Fed. The Fed tidak menambah skema pembelian obligasinya, sekalipun mengecewakan bagi yang sudah mengharapkan tindakan yang segera, namun Gubernur Jerome Powell mengulangi komitmennya untuk melakukan apa saja yang diperlukan dan menjamin untuk melanjutkan tingkat bunga yang rendah sampai 2023 dan dengan perpanjangan waktu QE. Selain itu di Washington para pembuat undang – undang sedang membuat kemajuan terhadap penandatanganan paket stimulus senilai $900 miliar. Berita ini membebani dolar AS yang safe – haven. Negosiator Uni Eropa dan Inggris tetap tutup mulut dan ini adalah tanda kemajuan yang positip. Sebagai akibatnya poundsterling naik dan menyeret euro naik lebih tinggi.
Beberapa hal yang menekan pasangan matauang EUR/USD ini antara lain terus menyebarnya virus corona dan telah kena ke Presiden Perancis Emmanuel Macron. Negara – negara Eropa mengumumkan restriksi pada saat Natal sebaliknya dari melakukan pelonggaran pada saat liburan. Di Amerika Serikat, kematian dan kasus baru tetap tinggi. Satu orang yang menerima vaksin mengalami respon alergi yang serius. Selain itu data ekonomi yang lemah juga menekan turun. Penjualan ritel AS jatuh ke – 1.1% pada bulan November, lebih buruk daripada yang diperkirakan.
“Resistance” terdekat menunggu di 1.2260 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.23 dan kemudian 1.24. “Support” terdekat menunggu di 1.22 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2126 dan kemudian 1.2052.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
