Tahun 2021: Trend Pasar Global Menguat

2586

(Vibiznews – Column) Di akhir tahun 2020 beberapa sentimen positif memberikan penguatan bagi pasar global. Sentimen positif tersebut seperti penemuan dan pelaksanaan vaksin covid-19, tercapainya kesepakatan perdagangan Brexit dan ditandatanganinya RUU bantuan pandemi AS.

GDP AS bangkit sebanyak 33.1% YoY pada kuartal ketiga setelah kejatuhan sampai 31.4% di kuartal kedua. Demikian juga di Uni Eropa, GDP Uni Eropa yang sebelumnya pada kuartal kedua terkontraksi sebanyak 13.9% YoY, mengalami kebangkitan sebanyak 11.6% pada kuartal ketiga.

Di Uni Eropa, jumlah orang yang bekerja jatuh sebanyak 2.8% di kuartal kedua namun berhasil naik sebanyak 0.3% dalam tiga bulan ke bulan September. Di Amerika Serikat, negara ini kehilangan sekitar 22 juta pekerjaan antara bulan Maret sampai dengan bulan April, namun berhasil pulih sekitar setengahnya diantara bulan Mei sampai bulan November.

Vibiznews menyajikan beberapa pandangan untuk tahun 2021, pada bursa saham global, IHSG Indonesia, reksa dana, proyeksi poundsterling, Euro, emas, dan soft commodities.

Tren Bursa Saham Global Lanjutkan Penguatan

Memasuki tahun 2021 diperkirakan bursa saham global melanjutkan penguatannya. Sentimen penguat bursa saham tahun 2021 diperkirakan masih dari Stimulus Fiskal dan Pelaksanaan Vaksin. Hasil kedua sentimen tersebut diperkirakan mendorong pemulihan ekonomi, sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi berbagai negara akan meningkat dan positif.

Baca selengkapnya: Review 2020 dan Outlook 2021 : Tren Positif Bursa Saham Global Lanjutkan Penguatan

Optimis IHSG Indonesia Tahun 2021

Pemulihan ekonomi global dan domestik akan mengangkat bursa saham Indonesia pada 2021. Bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 6450 pada kuartal pertama tahun 2021 dan akan terus berlanjut sampai pertengahan tahun ke level 7000 dan akan mencapai level 7700 di akhir tahun 2021

Baca selengkapnya: Optimis IHSG Indonesia Tahun 2021, Akan Tembus Level 7000

Sentimen  apa saja yang akan mempengaruhi kinerja reksa dana di tahun 2021

Untuk tahun depan, kinerja reksa dana saham akan kembali dipengaruhi oleh volatilitas pasar saham yang kemungkinan masih tetap tinggi. Hal ini disebabkan oleh ketidakpastian dari pergerakan pasar global dan domestik yang masih berpeluang terjadi dalam jangka pendek.

Sentimen yang terjadi di tahun ini pun berpotensi kembali mempengaruhi kinerja reksa dana di tahun depan. Misalnya, perkembangan dinamika politik di AS, perkembangan vaksin Covid-19, terutama penemuan dan keberhasilan distribusi vaksin dan stimulus tambahan di AS sampai pemulihan ekonomi dan penerapan UU Cipta Kerja di Indonesia. Hal-hal ini tentunya menjadi faktor utama yang diperhatikan oleh para investor di tahun 2021.

Baca selengkapnya : Outlook Reksa Dana Di Tahun 2021

Proyeksi Poundsterling 2021

Untuk pergerakan poundsterling dalam pair GBP/USD pada tahun 2021 masih akan menghadapi tekanan dari penggerak lemah tahun 2020 hingga semester pertama tahun 2021. Tekanan yang dihadapi secara fundamental:

  1. Lonjakan kasus covid-19 di Inggris yang masih menunjukkan pergerakan naik, apalagi pada pekan ketiga bulan Desember ditemukan varian baru dari virus covid-19 yang tingkat penularannya sangat tinggi. Berita ini telah mengejutkan dunia hingga membuat beberapa negara Eropa dan dunia memberlakukan penutupan perjalanan ke Inggris. Selain itu lonjakan kasus memaksa pemerintah Inggris menetapkan lockdown, dimana setelah melakukan yang pertama pada bulan Maret kemudian kembali pada bulan November selama sebulan dan kemudian lockdown yang ketiga pada pekan ketiga bulan Desember hingga pekan pertama tahun 2021.
  2. Dampak Brexit terhadap Inggris; Tahun 2021 merupakan tahun pertama Inggris         menjalani terlepasnya dari Uni Eropa. Selama ini masalah brexit selalu menjadi momok  bagi pergerakan poundsterling, namun telah terjadinya kesepakatan dengan Uni Eropa    dalam perdagangan meringankan beban Inggris jalaninya. Inggris masih menghadapi   kewajiban biaya yang lebih besar untuk berbisnis dengan UE, yang merupakan mitra     perdagangan dan investasi terbesar di negara itu.

Kesepatan perdagangan post-Brexit antara Inggris dan Uni Eropa hanya fokus pada      pembebasan tarif, namun masih ada beban biaya yang akan ditanggung terkait regulasi     perbatasan dan juga kualitas barang. Dari sisi perbatasan, perjalanan cargo tidak     sebebas sebelum brexit sehingga menimbulkan beban biaya.

EUR/USD Review & Outlook 2021

European Central Bank mengumumkan paket awal senilai €120 miliar dan setelah itu meluncurkan Pandemic Emergency Purchase Program (PEPP) senilai €750 miliar sampai akhir tahun. PEPP ini ditambah pada bulan Juni menjadi €1.35 triliun sampai paling tidak akhir Juni 2021. Pada pertemuan mereka di bulan Desember yang baru lalu, para pembuat kebijakan di Eropa, sekali lagi menambah program stimulus mereka menjadi €1.85 triliun sementara memperluas pembelian minimum sampai bulan Maret 2022.

Pergerakan naik EUR/USD, secara teknikal akan patah semangat jika pasangan mata uang ini gagal melewati batas 1.2000, namun masih akan belum menyerah kecuali turun sampai menembus dibawah 1.1600 pada kuartal pertama dari 2021, karena akan bisa turun sampai ke 1.0351 kerendahan beberapa dekade yang dibukukan pada Desember 2016.

Baca selengkapnya: EUR/USD Review & Outlook 2021: Bullish Jangka Panjang Sampai ke 1.2750?

Proyeksi Pergerakan USDJPY 2021

Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), pertumbuhan global diproyeksikan pada 5,4% untuk tahun 2021. Itu akan berada di bawah level pra-pandemi, tetapi merupakan langkah ke arah yang benar. Jadi tahun 2021 masih merupakan suatu proses dalam pemulihan. Mengingat kinerja Jepang yang lebih baik dalam mengendalikan wabah dan tradisi disiplinnya yang panjang, tampaknya fundamental raksasa ekonomi Asia itu memiliki keunggulan dibandingkan saingan Baratnya dalam hal kembali normal.

Baca selengkapnya : Proyeksi Pergerakan USDJPY 2021; Kekuatan Yen Berpotensi Lanjut

Level Harga Emas 2021

Tahun 2021 merupakan awal pergerakan naik dari harga emas yang akan membuat emas mengalami ketinggian harga baru sepanjang masa, dengan lebih banyaknya investor yang akan mendiversifikasikan investasinya ke metal berharga dalam rangka untuk melindungi diri mereka dari naiknya harga (inflasi) dan turunnya nilai matauang, ditengah masifnya pencetakan uang dan quantitative easing.

Ketinggian harga emas pada tahun 2020 di $2,070 akan bisa terlewati, jika terjadi dorongan naik terhadap inflasi. Kemungkinan harga emas naik sampai $2,500 – $3,000 bukanlah hal yang tidak mungkin, sampai bank sentral – bank sentral mulai kembali mengetatkan kebijakan moneter mereka. Namun pengetatan kembali kebijakan moneter memerlukan waktu paling tidak satu tahun berjalan dulu. Tahun depan tidak mungkin bank sentral akan menaikkan tingkat suku bunganya.

Baca selengkapnya: Emas Review & Outlook 2021: Berpotensi Naik Kembali Ke Atas $2000?

Perkiraan pergerakan harga soft commodities di tahun 2021

  • Pandemi Covid-19 gelombang ke dua masih akan mengurangi permintaan akan soft commodities, namun dengan adanya vaksin maka ditemukan solusi sehingga tidak perlu lagi lockdown, maka diperkirakan permintaan akan soft commodities akan meningkat
  • Faktor cuaca akan terus berpengaruh, cuaca yang tidak menentu membuat produksi berkurang terutama di daerah produsen soft commodities
  • Pergerakan ekonomi dunia dan pergerakan kurs dolar akan sangat mempengaruhi pergerakan harga.
  • Life style yang berubah merupakan ancaman bagi soft commodities.

Baca selengkapnya: Market Outlook Soft Commodities : Coffee – Sugar – Cocoa

Perkiraan pergerakan harga minyak sawit di tahun 2021

  • Harga minyak sawit masih bisa melanjutkan kenaikan harganya karena persediaan yang menurun dan produksi yang menurun di Malaysia dan Indonesia
  • Kenaikan harga akan terhambat dengan berkurangnya ekspor karena pajak ekspor yang dinaikkan di Malaysia dan juga kenaikan dari biaya restribusi di Indonesia
  • Permintaan dalam negeri bisa saja meningkat apabila pandemi covid-19 sudah berlalu dan pemberian vaksin membuat rakyat bisa bergerak sehingga kendaraan bergerak lagi membuat permintaan biodiesel akan meningkat.
  • Faktor cuaca dapat merusak tanaman sawit cuaca La Nina menyebabkan hujan yang deras dan terjadinya banjir semakin mengurangi produksi.

Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di $3.540 dan berikut ke $3.460 sedangkan resistant pertama di $3.610 dan berikut ke $3.640.

Baca selengkapnya: Review Tahunan Pergerakan Pasar Minyak Sawit 2020 dan Perkiraan Harga Minyak Sawit di 2021

Dunia bertaruh ekonomi sudah mulai kembali berjalan pada pertengahan 2021. Kemungkinan ini bisa saja terjadi meskipun ketidak seimbangan akan tetap ada. Namun untuk mencapai level employment yang sama seperti pada sebelum pandemik, masih belum dapat dibayangkan. Sementara inflasi tetap akan rendah. Konsumsi yang tertekan akan terus menekan inflasi lebih lama daripada perkiraan bank sentral yang paling pesimis sekalipun. Biar bagaimanapun, optimisme bertahta pada perspektif yang lebih luas ditengah kekacauan pasar yang memicu permintaan safe-haven disana – sini sekalipun.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here