(Vibiznews – Forex) Minggu lalu merupakan minggu yang baik buat dolar AS, yang membuat EUR/USD turun sampai ke 1.1951 sebelum akhirnya berhasil naik kembali ke 1.2050. Turunnya pasangan matauang EUR/USD ke kerendahan baru di tahun 2021, dipicu oleh optimisme yang terus berlangsung mengenai paket stimulus AS yang baru dalam jumlah yang besar $1.9 triliun, dengan Demokrat kelihatannya akan bergerak sendiri tanpa dukungan Republikan. Meskipun perundingan dengan Republikan tetap berlangsung.
Kebanyakan dari menguatnya dolar AS disebabkan karena naiknya imbal hasil Treasury AS yang tetap mempertahankan momentum yang positip pada hari Jumat meskipun angka pekerjaan AS muncul tidak signifikan. Imbal hasil Treasury AS benchmark 10 tahun sempat memuncak ke 1.188%, yang tertinggi sejak bulan Maret 2020, namun sekarang sudah turun kembali ke 1.16%.
Mata uang bersama Eropa mendapatkan permintaan menjelang penutupan pasar akhir minggu lalu, ditengah keluarnya laporan Non-Farm Payrolls AS yang mengecewakan, namun kenaikan intraday pada penutupan pasar akhir minggu lalu ini bisa juga disebabkan oleh karen aksi ambil untung.
Amerika Serikat hanya menambah 49.000 pekerjaan baru pada bulan Januari, sementara angka dibulan Desember direvisi turun – 227.000 dari sebelumnya – 140.000. Sementara tingkat pengangguran turun ke 6.3%, lebih baik daripada yang diperkirakan.
Di Eropa data makro ekonomi juga tidak signifikan. Penjualan ritel Jerman turun sebanyak 9.6% pada bulan Desember, jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan, sementara Factory Orders pada bulan yang sama muncul di – 1.9%, juga meleset daripada yang diperkirakan. Uni Eropa mempublikasikan angka pendahuluan dari GDP kuartal ke 4, yang muncul di – 0.7% lebih baik daripada yang diperkirakan namun jauh dibawah kenaikan sebelumnya kenaikan sebesar 12.5%.
Pertumbuhan ekonomi sehubungan dengan data makro gagal memberikan kesan baik di AS maupun di Eropa.
Markit mempublikasikan angka PMI final bulan Januari yang lebih tinggi baik untuk manufaktur maupun jasa. Meskipun demikian angka PMI Jasa masih berada pada teritori kontraksi sebagai akibat dari lockdown di Eropa.
Dalam hal vaksin, ada beberapa berita positip pada minggu lalu, antara lain peningkatan efektifitas vaksin AstraZeneca ke lebih dari 70% dan tingginya tingkat efektifitas vaksin Rusia Sputnik V yang dikembangkan oleh Gamaleya dimana efektifitasnya mencapai lebih dari 91%. Sementara Johnson & Johnson akhirnya didaftarkan pada FDA untuk penggunaan darurat yang dipercaya dengan keefektifan sekitar 66% di dalam mencegah penularan. Meskipun terjadi penundaan distribusi di Eropa, bertambahnya jumlah jenis vaksin berarti meningkatnya keyakinan dalam melawan virus.
Minggu ini, data makro ekonomi lebih sedikit, dan kebanyakan kurang berpengaruh terhadap pergerakan harga. Jerman akan merilis data inflasi bulan Januari pada hari Rabu. Sedangkan pada hari yang sama Amerika Serikat juga akan merilis data inflasi bulan Januari dan pada hari Jumat angka pendahuluan Consumer Sentiment Index dari Universitas Michigan untuk bulan Februari.
Partisipan pasar kemungkinan masih tetap akan fokus pada perkembangan stimulus AS, apakah Demokrat akan bisa meloloskan bantuan untuk Covid – 19.
“Support” terdekat menunggu di 1.2000 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1960 dan kemudian 1.1930. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2060 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2100 dan kemudian 1.2170.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido