(Vibiznews – Forex) Setelah kenaikan sebelumnya di area 1.4170, GBP/USD mengalami aksi jual dan turun sekitar 50 pips ke 1.4120. Penurunan GBP/USD berlanjut dengan menguatnya dollar AS sehingga sekarang berada di level 1.3923, jauh dibawah 1.40.
Tanggal 21 Juni adalah hari dimana Inggris akan kembali kepada kehidupan normalnya jika segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana. Skema keluar yang terdiri dari empat tahap dan memakan waktu lima minggu sebenarnya terhitung lambat, namun ini diterima luas dengan dukungan dari publik, opposisi dan komunitas medis dan juga para trader matauang, sehingga menaikkan nilai poundsterling.
Latarbelakang dari rencana tersebut adalah kecepatan kampanye vakisin Inggris yang membuatnya menjadi nomor satu di dunia Barat dan terus turunnya statistik Covid – 19.
Sterling juga didukung naik oleh angka employment Inggris yang lebih baik daripada yang diperkirakan. Klaim pengangguran Inggris turun sebanyak 20.000 pada bulan Januari sementara pertumbuhan upah meningkat pada bulan Desember dan tingkat pengangguran naik menjadi 5.1%, namun masih sesuai dengan yang diperkirakan. Namun, kenaikan Sterling tidak berhasil menembus “resistance” yang kuat di 1.42, karena mendapatkan aksi jual pada level 1.4170 yang membawa GBP/USD turun ke 1.4120.
Di Amerika Serikat, dollar AS terpecah antara optimisme mengenai masa yang akan datang – yang membebani dollar AS dengan naiknya secara persisten yields obligasi AS – yang mengangkat naik dollar AS. Gubernur the Fed, Jerome Powell menolak keprihatinan mengenai naiknya inflasi dengan mengatakan bahwa dia berharap akan bisa mencapai target inflasi 2% hanya dalam waktu tiga tahun.
Selain itu, Powell menekankan bahwa saat ini ada 10 juta orang Amerika yang belum mendapatkan pekerjaan dan memberikan petunjuk bahwa dia hanya akan memperketat kebijakan moneter apabila ke 10 juta orang Amerika ini telah semuanya mendapatkan pekerjaan. Secara keseluruhan the Fed berpandangan dovish dan berjanji untuk mempertahankan tingkat bunga rendah dan membeli lebih banyak obligasi dalam waktu yang lebih lama. Namun janji Powell untuk tetap mendukung ekonomi hanya menenangkan pasar sebentar saja. Ketakutan akan inflasi segera mendorong naik yields hutang AS sampai menembus naik ke 1.61% pada hari Kamis minggu lalu, sehingga membuat saham menjadi kurang menarik. Saham-saham terbenam dan dollar AS berbalik naik. GBP/USD meneruskan penurunannya dari 1.4120 ke 1.3923.
Penjualan surat hutang AS yang mengakibatkan naiknya yields hutang AS sebagian didasarkan kepada harapan akan segera dikeluarkannya stimulus fiscal AS. Namun ternyata terhambat setelah Senat AS mendiskualifikasi kenaikan upah minimum dari rancangan undang – undang stimulus yang mau dikeluarkan. Sementara Demokrat kelihatannya akan lolos di DPR AS, Senat AS kemungkinan akan menolaknya.
Berita – berita mengenai vaksin terus memberikan semangat. FDA memberikan persetujuan kepada vaksin sekali suntik dari Johnson & Johnson. Riset dari Israel melaporkan bahwa vaksin dari Pfizer/BioNTech sukses menurunkan infeksi sebanyak 94%.
Data ekonomi AS bervariasi. Sementara klaim pengangguran turun ke 730.000, angka total order durable goods AS mengalami kenaikan yang tinggi, namun angka inti meleset dari yang diperkirakan dengan kenaikan yang lemah di 0.5%. GDP AS kuartal ke empat direvisi sedikit naik menjadi 4.1%.
Secara keseluruhan, pada minggu lalu Sterling terus bersinar sementara dollar AS semula turun namun akhirnya menutup minggu perdagangan yang lalu dengan kenaikan.
Minggu ini, pertanyaannya adalah seberapa pasti Inggris akan keluar dari restriksinya? Jawabannya sangat tergantung pada kampanye vaksin. Saat ini, Inggris telah mencapai 28% dari populasinya. Apabila kecepatan ini dapat dipertahankan, hal ini akan positip bagi GBP dan sebaliknya apabila melambat maka akan membebani GBP.
Kalender ekonomi Inggris relatif sedikit pada minggu ini. PMI final dari Markit untuk bulan Februari kemungkinan akan memberikan konfirmasi kelemahan di sektor jasa dan kekuatan di sektor manufaktur. Harga rumah juga akan menjadi perhatian dengan perumahan telah menjadi lebih aktif bulan – bulan belakangan ini.
Di Amerika Serikat, DPR AS terus berusaha untuk meloloskan paket kelegaan yang ambisius dari Biden sebesar $1.9 triliun. Namun karena Demokrat hanya punya mayoritas yang kecil disini, ada keraguan bisa lolos. Di Senat, Demokrat dan Republikan terpecah dua. Dalam hal ini tergantung pada wakil dari West Virginia Joe Manchin III. Jika dia berkeberatan maka akan ditunda dan pasar akan goyah.
Kampanye vaksin Amerika terganggu oleh badai salju, sehingga kecepatan menjadi berkurang dari 1,7 juta orang per hari menjadi dibawah 1,5 juta orang per hari. Setelah badai berakhir, kemungkinan akan bisa meningkat lagi. Vaksinasi telah menurunkan angka kematian di rumah perawatan. Percepatan imunisasi akan membantu mengangkat sentimen pasar.
Dari kalender ekonomi, ISM PMI manufaktur untuk bulan Februari diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang terus kuat dan menjadi petunjuk terhadap NFP yang kan keluar pada hari Sabtu. Sementara PMI Jasa yang akan keluar pada hari Rabu dengan komponen employment nya juga akan diawasi sebagai ukuran dari kondisi tenaga kerja karena merupakan sektor yang paling besar di Amerika Serikat.
Laporan pekerjaan dari ADP semakin di minati karena angkanya sekarang sudah berkorelasi dengan lebih baik terhadap data employment yang resmi. Laporan ini diperkirakan akan menunjukkan bahwa sektor swasta AS menambah 125.000 pekerjaan di bulan Februari, setelah bulan yang lalu menambah 174.000 pekerjaan.
Klaim pengangguran pada hari Kamis masih diminati meskipun diadakan setelah survey NFP diadakan. Angka yang tinggi menunjukkan bahwa ekonomi masih jauh dari pulih ke normal.
Sebelum NFP keluar, Gubernur Fed Powell punya satu kesempatan lagi untuk menggerakkan pasar. Jika yields AS tetap tetap tinggi dan pasar saham terganggu, dia bisa menggunakan waktu pada saat tampil untuk meyakinkan investor bahwa bank sentral AS ada untuk membeli obligasi dan kemungkinan juga menawarkan untuk mempercepat pembelian hutang AS.
Akhirnya NFP akan keluar pada hari Jumat. Sementara investasi dan belanja telah meningkat, masih ada sekitar 10 juta orang yang menganggur. Untuk bisa mengejarnya, NFP harus mengatasi level sebelum pandemi, penambahan pekerjaan diantara 100.000 – 200.000 posisi. Pasar memperkirakan pertambahan sebanyak 110.000 pekerjaan dan tingkat pengangguran sebesar 6.4%.
Sementara pertumbuhan adalah hal yang positip, “overheating” adalah buruk bagi pasar.
“Support” terdekat menunggu di 1.39 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3820 dan kemudian 1.3755. “Resistance” terdekat menunggu di 1.40 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.4140 dan kemudian 1.4240.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido