Rekomendasi Mingguan EUR/USD 15 – 19 Maret 2021: Berpeluang Turun Kembali?

2122

(Vibiznews – Forex) Minggu lalu berakhir seperti pada waktu memulainya, dengan naik membumbungnya yields obligasi pemerintah yang diikuti dengan kenaikan dollar AS. Yield dari Treasury benchmark 10 tahun AS naik ke puncaknya di 1.62% pada awal minggu lalu, kemudian turun ke level terendah di 1.47% pada pertengahan minggu. Namun menuju penutupan perdagangan hari Jumat, yields AS meneruskan kenaikannya dan sekarang diperdagangkan disekitar 1.62%.

Pasangan matauang EUR/USD diperdagangkan mencapai puncaknya di 1.1989 pada hari Kamis, setelah pengumuman kebijakan moneter dari ECB, namun kemudian turun kembali ke 1.1953 karena menguatnya USD akibat naiknya yields AS.

ECB tetap mempertahankan tingkat bunga dan QE tidak berubah sebagaimana yang telah diantisipasi secara luas. Presiden Christine Lagarde mengatakan bahwa bank sentral sedang memperhatikan nilai tukar matauang dan siap merekaliberasi alat pengaturan keuangannya. ECB siap untuk membeli obligasi dengan kecepatan yang lebih tinggi secara signifikan.

Optimisme di Eropa sebagian tertutupi oleh berita – berita yang menunjukkan bahwa beberapa negara Uni Eropa menghentikan vaksinasi dengan suntikan AstraZeneca setelah terjadi beberapa penggumpalan darah. Sementara itu, distribusi vaksin di Eropa tetap lambat dan diperkirakan akan terjadi banyak penundaan, dimana semuanya akan melemahkan kembalinya ekonomi region Uni Eropa.

Silahkan klik jika ingin join Telegram Vibiznews

Di Eropa, Industrial Production Jerman terkontraksi sebanyak 3.9% YoY pada bulan Januari, Inflasi bulan Februari berada di 1.6% YoY masih rendah. Di area Euro, GDP kuartal ke 4 direvisi turun menjadi – 0.7% QoQ.

Amerika Serikat mengadakan tiga lelang obligasi dan semuanya berlangsung dengan lebih tenang dibandingkan dengan yang ditakutkan pasar sebelumnya. Pada awalnya permintaan yang kuat terhadap surat hutang AS telah membantu menurunkan yields dan membebani dollar AS namun hanya sebentar. Selanjutnya, ekspektasi mengenai pertumbuhan ekonomi yang kuat di AS membuatnya tidak tahan lama.

Paket stimulus kelegaan coronavirus senilai $1.9 triliun berhasil diloloskan dengan mendapatkan persetujuan dari Senat yang menguatkan narasi dari “reflation – trade” yang mendukung naiknya yields terhadap hutang dan lebih kuatnya greenback.

Statistik vaksinasi, ditargetkan setiap orang diatas usia 16 akan berhak mendapatkan vaksin sejak tanggal 1 Mei, lebih cepat dari yang direncanakan sebelumnya. Gabungan dari cepatnya pembukaan kembali ekonomi dan dana yang baru membuat dollar AS terus dibeli orang.

Data makro ekonomi, yang keluar pada minggu lalu, bervariasi, dengan klaim pengangguran muncul mengejutkan dimana turun jauh lebih banyak daripada yang diperkirakan ke 712.000, sementara inflasi tetap tenang sampai sekarang ini, terkontraksi dari 1.4% ke 1.3%.

Minggu ini, Jerman akan merilis survey ZEW bulan Maret dengan sentimen ekonomi diperkirakan terkontraksi.

Di Amerika Serikat, sementara paket kelegaan coronavirus masih memerlukan waktu untuk bisa berdampak terhadap ekonomi, Gedung Putih sudah mulai menyiapkan kebijakan berikutnya. Bagi pasar, rancangan undang – undang yang paling menggoda adalah rencana belanja infrastruktur secara massif senilai $2.5 triliun menurut perkiraan awal. Ini melampaui dua stimulus sebelumnya.

Jika para politisi mulai membuat perencanaannya, pasar bisa bergerak. Belanja tambahan ini akan bisa mendorong naik yields dan dollar AS sementara apabila fokus kepada prioritas non-fiskal yang lainnya, seperti hak voting akan bisa membuat obligasi menarik nafas.

Salah satu yang dikejar adalah percepatan distribusi vaksin. Para investor ingin melihat negara bagian lainnya bergabung dengan Alaska memberikan vaksin kepada semua orang dewasa. Dengan kecepatan yang ada sekarang, diperkirakan setengah dari populasi akan berhasil dicapai pada akhir bulan Mei. Percepatan atau perlambatan yang terjadi akan menggerakkan pasar.

Event utama di dalam kalender ekonomi adalah pertemuan Federal Reserve. Sebelumnya Jerome Powell hanya mengatakan bahwa kenaikan yields AS menarik perhatiannya, namun tetap pada kebijakannya sekarang pembelian obligasi senilai $120 miliar setiap bulannya. Apakah bank sentral AS ini akan mengubah kebijakannya?

Dukungan tambahan akan bisa menurunkan yields AS jangka Panjang namun akan bisa menaikkan ketakutan akan inflasi. Sebaliknya mengabaikan keprihatinan akan inflasi bisa menyebabkan kegoncangan di pasar.

Powell dan koleganya kemungkinan akan melakukan beberapa hal. Pertama, menenangkan pasar dengan menunjukkan bahwa tingkat bunga tidak akan dinaikkan sampai 2023, yang akan membuat saham mendapatkan kelegaan. Kedua, sedikit menaikkan estimasi mengenai inflasi, yang berarti mengakui ketakutan pasar tanpa mengakibatkan kepanikan pasar. Ketiga, the Fed menekankan bahwa 9.5 juta orang Amerika masih harus mendapatkan kembali pekerjaannya yang hilang di masa pandemik.

Dari kalender ekonomi, data makro ekonomi lainnya yang akan keluar adalah angka Retail Sales AS. Setelah lompatan yang besar ke 5.3% pada bulan Januari, angka untuk bulan Februari kemungkinan akan turun ke 0%. Meskipun demikian, dukungan dari paket stimulus sebelumnya  bisa memberikan dampak yang positip dan mendorong naik dollar AS.

Angka klaim pengangguran mingguan juga menarik perhatian, dimana kemungkinan terjadi penurunan yang bertahap.

“Support” terdekat menunggu di 1.1920 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1885 dan kemudian 1.1700.  “Resistance” terdekat menunggu di 1.1975 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2080 dan kemudian 1.3060.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here