Review Mingguan Pergerakan Harga dari Minyak Sawit 8 – 12 Maret 2021

814

(Vibiznews – Commodity) – Pergerakan harga minyak sawit pada minggu    ke dua  bulan Maret   tahun 2021 ini dari tanggal    8 Maret – 12 Maret 2021.    Pada seminggu ini kenaikan harga minyak sawit   sebesar 10.26%  merupakan kenaikan mingguan terbesar sejak 25 September 2015.

Pada minggu ini Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan minyak sawit Malaysia diumumkan oleh the Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pada hari Rabu 10 Maret 2021.

Harga minyak sawit sempat mencapai harga tertinggi 13 tahun pada hari Jumat di harga 4,132 ringgit, harga tertinggi minyak sawit yang pernah dicapai   di harga 4,330 ringgit pada  bulan Maret 2008.

Pergerakan harga minyak sawit  pada minggu  ke dua  bulan Maret :

  • Harga Minyak sawit Mei pada penutupan pasar hari Jumat 12 Maret 2021 naik  65 ringgit atau 1.6% menjadi 4,125 ringgit ($1,000.73) per ton di Bursa Malaysia Derivative Exchange, harga minyak sawit naik ke harga tertinggi 13 tahun pada pertengahan pasar di 4,132 ringgit.
  • Pada hari Kamis 11 Maret 2021  Bursa Malaysia tutup hari libur.
  • Harga minyak sawit Mei pada penutupan pasar hari Rabu 10 Maret 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 60 ringgit atau 1.53% menjadi 3,975 ringgit ($963.64) per ton, harga minyak sawit mencapai harga tertinggi sejak Maret 2008 dan harga minyak sawit naik selama enam hari berturut-turut.
  • Harga minyak sawit Mei pada penutupan pasar hari Selasa 9 Maret 2021, di Bursa Malaysia Derivatives Exchange ditutup naik 40 ringgit atau 1.03% menjadi 3,918 ringgit ($952.13) per ton, mencapai harga tertinggi sejak 14 Februari 2011, sehingga harga minyak sawit naik lima hari berturut-turut.
  • Harga minyak sawit Mei pada hari Senin 8 Maret 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 173 ringgit, atau 4.62% menjadi 3,914 ringgit ($957.67) per ton harga tertinggi sejak Februari 2011.

Faktor penggerak   kenaikan harga  minyak sawit:

  1. Harga minyak sawit naik setelah Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan bulan Februari dari the Malaysian Palm Oil Board (MPOB), yang menyatakan Persediaan minyak sawit di Bulan Februari turun 1.8% dari Bulan Januari menjadi 1.3 juta ton, sementara produksi turun 1.85% menjadi 1.11 juta ton.

Adapun perincian Laporan Bulanan Persediaan dan Permintaan MPOB adalah sebagai berikut :

  • Persediaan Crude Palm Oil (CPO) di bulan Februari naik 2.44% menjadi 656,047 ton dari 640,635 ton di bulan Januari.
  • Secara total persediaan minyak sawit di Bulan Februari turun 1.8% menjadi 1.3 juta ton dari 1.32 juta ton di bulan Januari.
  • Produksi CPO di bulan Februari turun 1.85%  menjadi 1.11 juta ton dari 1.13 juta ton di bulan Januari.
  • Produksi sawit di bulan Februari turun 1.94% menjadi 271,623 ton dari 277,001 ton di bulan Januari.
  • Ekspor minyak sawit di bulan Februari turun 5.49% menjadi 895,556 ton dari 947,539 ton di bulan Januari.
  1. Faktor kenaikan di luar Laporan  MPOB:
  • Produksi minyak sawit pada bulan Februari turun ke jumlah terendah lima tahun di 1.1 juta ton.
  • Impor India pada bulan Maret dan April diperkirakan akan naik kembali karena permintaan minyak sawit meningkat dari hotel dan restoran, turunnya pengiriman minyak sawit pada bulan-bulan sebelumnya membuat persediaan minyak sawit di India sedikit.
  • Harga minyak mentah pada pertengahan pasar sempat naik 5.7% pada hari Senin, sehingga membuat harga minyak sawit meningkat. Kenaikan harga minyak mentah membuat permintaan biodiesel berbasis minyak sawit menjadi meningkat sebagai bahan bakar
  • Harga minyak kedelai di CBOT  naik 2.06% pada penutupan pasar hari Kamis 11 Maret 2021.

Pada minggu ini yang menyebabkan penurunan harga minyak sawit:

Faktor dari dari minyak sawit sendiri yang menyebabkan turunnya harga minyak sawit pada minggu ini:

  • Harga minyak sawit sempat turun 1.7% pada awal perdagangan karena laporan ekspor dari Cargo Surveyor bahwa ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 Maret sampai 10 Maret turun 22% dari 1 – 10 Turunnya ekspor karena harga minyak sawit mahal dibandingkan dengan minyak nabati lain sehingga importir lebih memilih untuk membeli minyak nabati lainnya.
  • Ekspor minyak sawit turun menjadi 896,000 ton pada bulan Februari dari 947,000 ton di bulan Januari jumlah terendah sejak  2012, karena harga minyak sawit mahal dan peningkatan pajak ekspor.
  • Uni Eropa mengatakan bahwa impor minyak sawit di 2020/21 sebesar 3.69 juta ton turun dibandingkan dengan 3.78 juta pada tahun yang lalu menurut the European Commission.
  • Sementara itu harga minyak sawit tertekan karena laporan dari Southern Peninsula Palm Oil Millers Association (SPPOMA) yang memperkirakan bahwa produksi minyak sawit Malaysia dari 1 – 25 Februari naik 19.78%.

Kesimpulan :

Harga minyak sawit telah melewati harga tertinggi 4,132 ringgit pada hari Jumat, kalau terjadi peningkatan harga lagi ini membahayakan bagi industri minyak sawit itu sendiri, para pembeli minyak sawit akan berpindah membeli minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai, canola, minyak bunga matahari sehingga harga minyak sawit kembali akan turun lagi.

Karena faktor kekurangan tenaga kerja membuat produksi minyak sawit menurun, akibatnya persediaan kurang sehingga harga  minyak sawit naik.

Pergerakan kenaikan dan penurunan harga minyak sawit sangat sensitif terhadap kenaikan dan penurunan dari harga minyak kedelai dan harga minyak mentah.

Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3, 940 ringgit dan berikut ke 3,830 ringgit sedangkan resistant pertama di  4,070 ringgit dan berikut ke 4,130 ringgit.

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting

Editor : Asido.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here