(Vibiznews – Forex) GBP/USD diperdagangkan disekitar 1.4145, gagal mengambil keuntungan dari melemahnya dollar AS. Presiden Komisi Eropa von der Leyen menolak mengubah protokol NI sementara kenaikan kasus covid – 19 juga membebani Sterling.
Sterling berjuang untuk mengambil keuntungan dari melemahnya dollar AS yang menunjukkan ketidak sanggupan untuk naik. Sementara EUR/USD menyentuh ketinggian yang baru, GBP/USD ketinggalan dibelakang.
Ada dua isu dalam perdagangan pounsterling. Pertama adalah Brexit yang tidak pernah selesai. Dan kali ini friksi mengenai protokol Irlandia Utara. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menyatakan bahwa tidak ada perubahan terhadap kesepakatan yang telah ditandatangani. Hal ini membangkitkan amarah London. Sementara PM Johnson mendesak untuk tidak ada “custom checks” atas Laut Irlandia yang kontradiksi dengan Kesepakatan yang tela ditandatangani.
Kedua, kasus virus corona telah meningkat di Inggris. Cepatnya penyebaran varian baru dari Covid – 19 yang diidentifikasi di Inggris telah menyebabkan kenaikan kasus baru. Sementara rencana pembukaan kembali ekonomi Inggris sepenuhnya masih dalam jalurnya, kenaikan kasus baru virus corona bisa menggoyahkan Sterling.
Sementara itu, dari AS, Lael Brainard, salah satu Gubernur di Federal Reserve, menyambut pemulihan ekonomi yang berjalan dengan cepat, namun mengulangi lagi posisi bank sentral AS bahwa perjalanan masih Panjang dan bahwa setiap inflasi akan bersifat sementara. Koleganya Raphael Bostic dan Esther George juga mendukung pandangan ini.
Sepanjang the Fed tetap tenang dan pencetakan uang terus berlangsung, maka dollar akan melemah. Dan kenaikan tingkat bunga masih jauh dari pandangan.
Secara keseluruhan, sekalipun dollar AS tetap berada di bawah, namun sterling punya masalah sendiri.
“Support” terdekat menunggu di 1.4100 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.4050 dan kemudian 1.4010. “Resistance” terdekat menunggu di 1.4185 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.4200 dan kemudian 1.4235.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
