(Vibiznews – Forex) GBP/USD diperdagangkan mendekati 1.38, di sekitar 1.3838, tertekan oleh sentimen pasar yang enggan terhadap resiko dengan demikian positip bagi dollar AS. Poundsterling berada pada posisi di bawah ditengah tingginya kasus Covid di Inggris dan ketidakpastian pergerakan pemerintah berikutnya.
GBP/USD telah berulang kali gagal menembus naik ke atas level 1.3895. Pergerakan turun terbaru digerakkan oleh pengejaran yang persisten dari pemerintah Cina atas perusahaan tehnologi AliPay yang membebani saham global dan mendukung naik dollar AS yang safe-haven.
Sebelumnya dollar AS sempat terdorong naik oleh karena angka PPI AS bulan Agustus yang naik 0.7%, lebih dari yang diperkirakan. Semua mata sekarang memandang kepada angka CPI AS yang akan keluar pada hari Selasa.
Jika inflasi AS tetap tinggi, maka Federal Reserve AS akan terpaksa mengurangi skema pembelian obligasinya pada tahun ini juga. Investor kecewa dengan the Fed tidak bereaksi terhadap angka NFP bulan Agustus yang lemah. Sementara di bulan September tidak mungkin dilakukan “tapering”, namun pada pertemuan berikutnya bisa saja diumumkan.
Di Inggris, pemerintah sedang memikirkan untuk menaikkan pajak untuk membayar program “social care” yang baru dan hal ini membebani poundsterling. Sementara itu infeksi virus corona tetap tinggi dan hal ini menakutkan konsumen.
Secara keseluruhan, GBP/USD memiliki alasan untuk turun paling tidak sampai angka inflasi AS membuat hal yang sebaliknya terjadi.
“Support” terdekat menunggu di 1.3800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3760 dan kemudian 1.3725. “Resistance” terdekat menunggu di 1.3870 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.3900 dan kemudian 1.3965.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



