(Vibiznews – Forex) EUR/USD turun $20 dalam perdagangan hari Jumat minggu lalu dan di perdagangkan di sekitar 1.1450 karena menguatnya dollar AS akibat data pekerjaan Non-Farm Payrolls AS bulan Januari keluar jauh lebih kuat dari pada yang diantisipasikan. Meskipun melemah dalam perdagangan pada hari Jumat, dalam seminggu EUR/USD menguat lebih dari 100 pips dengan EUR/USD pada minggu lalu memulai minggu perdagangan yang baru di 1.1350. Rally dari euro disebabkan karena sikap ECB pada hari Rabu yang hawkish. Komentar dari Presiden ECB Lagarde secara mengejutkan hawkish.
Ketika ditanya mengenai kenaikan tingkat suku bunga, Presiden ECB Christine Lagarde menolak untuk mengulangi pernyataannya sebelumnya yang mengatakan bahwa “sangat tidak mungkin untuk menaikkan tingkat suku bunga pada tahun 2022”. Sebalinnya Lagarde berkata bahwa “dia tidak pernah menjamin tanpa kondisi dan akan menaruh perhatian kepada data ekonomi yang keluar”.
Pernyataan Lagarde terbaru ini dipandang oleh pasar sebagai membuka pintu untuk mempercepat pengurangan pembelian assets dan mempercepat kenaikan tingkat bunga pada tahun ini
Setelah selesai konferensi pers dari Lagarde, Reuters melaporkan bahwa para pembuat kebijakan melihat akan terjadi perubahan kebijakan pada pertemuan bulan Maret apabila inflasi tidak melemah.
ECB tetap mempertahankan kebijakan tingkat bunganya tidak berubah di dalam pertemuan kebijakan moneter pada bulan Februari sebagaimana dengan yang telah diperkirakan secara luas. Sebagai reaksi awal dari pernyataan kebijakan dari ECB, mata uang bersama Eropa ini mengalami tekanan jual. Namun dalam konferensi pers Presiden ECB Christina Lagarde, euro mengalami kenaikan yang mengesankan karena pernyataannya cenderung hawkish.
Sementara itu, di Amerika Serikat PMI ISM Non-Manufaktur AS bulan Januari muncul di 59.9 lebih tinggi daripada yang diperkirakan di 59.5, meskipun lebih rendah dari angka Desember sebelumnya di 62.3.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan bahwa klaim pengangguran mingguan turun 23.000 menjadi 238.000 dari angka yang telah direvisi minggu lalu sebanyak 261.000. Angka ini juga lebih baik daripada yang diperkirakan pasar sebesar 245.000.
Disisi lain, Federal Reserve AS menurunkan kemungkinan kenaikan tingkat bunga sebesar 50 basis poin pada pertemuan the Fed bulan Maret yang akan datang. Hal ini kontras dengan komentar dari kepala the Fed Jerome Powell yang membuka pintu untuk kenaikan sebesar 50 basis poin. Tidak kurang dari 6 pejabat the Fed mengulangi statement ini yang membebani dollar AS.
Dolar AS mengalami penurunan besar-besaran pada hari Kamis dengan seorang anggota FOMC yang berpengaruh Presiden the Fed St. Louis James Bullard yang selama ini terkenal hawkish menurunkan kemungkinan kenaikan tingkat bunga sebanyak 50 bps pada bulan Maret. Selain itu, turunnya yields obligasi AS dan sentimen yang positip di pasar saham juga mendorong turun USD.
Tekanan jual terhadap dollar AS semakin kuat setelah munculnya data ADP AS yang menunjukkan bawa pekerjaan sektor swasta turun sebanyak 301.000 pada bulan Januari. Angka ini lebih buruk daripada yang telah diperkirakan kenaikan sebesar 207.000.
Sementara itu angka NFP AS untuk bulan Januari keluar mengejutkan secara positip. NFP AS bulan Januari mengalami kenaikan sebanyak 467.000 pekerjaan, jauh di atas dari yang diperkirakan kenaikan sebesar 150.000. Meskipun perubahan tahunan membuat gambaran employment secara keseluruhan kurang menarik, tidak ada keraguan bahwa ekonomi AS sedang baik-baiknya.
Minggu ini pada hari Senin, Presiden ECB Lagarde kembali akan berbicara. Kemungkinan dia akan mengulangi pernyataannya yang cenderung hawkish sehingga bisa mendorong naik euro. Pada hari Kamis Komisi Eropa akan mengeluarkan proyeksi ekonomi Eropa yang terbaru. Membaiknya proyeksi ekonomi dari Komisi Eropa akan mendorong naik matauang bersama Eropa dan sebaliknya.
Di AS, data inflasi dari Consumer Price Index (CPI) menjadi pusat perhatian pada minggu ini. Diperkirakan angka umum CPI AS akan naik dari 7% menjadi 7.2% di bulan Januari sehingga menambah tekanan terhadap Federal Reserve untuk bertindak. Setiap kenaikan yang mengarah ke angka 8% akan semakin membesarkan bunyi tanda bahaya.
Para pejabat di bank sentral fokus kepada angka inti dari CPI, yang mengeluarkan harga-harga energi dan makanan. CPI inti diperkirakan akan naik dari 5% menjadi 5.9%. Munculnya angka inti sebesar 6% atau lebih tinggi akan mendorong naik dollar AS.
Data dari The University of Michigan’s preliminary Consumer Sentiment Index untuk bulan Februari, juga menarik perhatian.
Krisis di Eropa Timur masih akan tetap menjadi pemberitaan, namun kemungkinan Rusia akan menahan diri untuk melakukan Tindakan militer selama Olimpiade Musim Dingin Beijing. Presiden Cina Xi Jinping dan rekannya dari Rusia Vladimir Putin bersumpah untuk memperkuat hubungan satu dengan yang lain. Dan Cina tentunya menginginkan perhatian dunia ada pada Olimpiadenya daripada kepada perang.
“Support” terdekat menunggu di 1.1400 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1340 dan kemudian 1.1312. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1482 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1500 dan kemudian 1.1550.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido