Rekomendasi Emas Mingguan 21 – 25 Maret 2022: Pergerakan Akan Sangat Volatile

3335

(Vibiznews – Commodity) Emas bisa dengan mudah naik lagi ke atas $2,000 pada minggu ini dengan situasi geopolitik tidak mereda. Namun pergerakan harga akan bisa sangat volatile dengan harga emas bisa tiba-tiba turun ke arah $1,900 lagi.

Setelah pada 2 minggu lalu, harga emas naik mencetak rekor ketinggian baru, menembus $2,000, pada minggu lalu harga emas tumbang mengarah ke $1,900 sebelum akhirnya berhasil stabil sedikit di bawah $1,930 per ons pada hari Jumat minggu lalu.

Emas berjangka kontrak bulan April diperdagangkan di $1,921.00, turun sekitar 0.8% dalam sehari.

Setelah berhasil naik menembus $2,000 ke $2,061 pada 2 minggu lalu, meskipun kemudian turun lagi ke bawah $2,000 ke $1,985, pada minggu lalu harga emas melanjutkan penurunannya karena sentimen pasar umumnya membaik karena munculnya kembali minat terhadap resiko, di tengah harapan terjadinya kesepakatan damai antara Rusia dengan Ukraina.

Sentimen pasar saham membaik hampir pada sepanjang minggu lalu sehingga membawa kenaikan terhadap perdagangan saham global. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menekan harga emas turun.

Pada hari Senin harga emas turun ke $35 ke $1,956.

Pada hari Selasa harga emas kembali turun $28 ke $1,928.

Pada hari Rabu harga emas kembali melanjutkan penurunannya ke $1,913.

Pada hari Kamis harga emas baru berhasil berbalik naik dibantu oleh bullishnya pasar diluar pasar emas, termasuk naik tingginya harga minyak mentah dan melemahnya indeks dollar AS.

Permintaan safe-haven dan “perceived bargain hunting” juga terlihat pada perdagangan emas menjelang akhir minggu ini, membuat emas berjangka kontrak bulan April naik $16 ke $1,943. Namun pada akhir minggu hari Jumat, sentimen “risk-off” kembali muncul akibat kecemasan pasar ditengah tidak adanya kemajuan dalam perundingan damai Rusia dengan Ukraina yang membuat dolar AS kembali menguat dan menekan harga emas kembali turun ke $1,921.

Minggu ini, pasar komoditi masih akan menghadapi ketidakpastian dari medan geopolitik, dengan perang di Ukraina masih menjadi penggerak utama dari komoditi. Tidak ada yang lebih penting saat ini daripada perkembangan yang terjadi di Ukraina karena akan menggerakkan perhitungan terhadap resiko.

Harga emas terus diperdagangkan di atas $1,900, meskipun sudah diumumkan kenaikan tingkat bunga the Fed untuk pertamakalinya sejak tahun 2018. Pertemuan FOMC the Fed pada bulan Maret dipandang sebagai hawkish, namun tidak dapat menahan sentimen yang positip terhadap emas. Pergerakan resiko karena geopolitik sekarang ini telah membawa kepada keprihatinan inflasi akan naik lebih tinggi dan lebih lama sehingga menyalakan kembali minat jangka panjang terhadap emas.

Beberapa minggu belakangan ini minat investor terhadap emas seperti melompat yang menjadi penggerak besar terhadap harga emas. Sementara pasar fisik emas sedang tertekan, bertumbuhnya minat dari investor terhadap emas telah meniadakan kelemahan di pasar fisik. Hal ini menunjukkan pergerakan harga emas ke depannya bisa sangat volatile.

Disamping ketidakpastian geopolitik, investor masih menggali sikap dari the Fed yang baru yang hawkish.

Federal Reserve mengakhiri pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) nya dengan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 basis poin untuk pertama kalinya sejak 2018, sesuai dengan yang diperkirakan pasar. Namun memberikan petunjuk yang hawkish yang memproyeksikan kenaikan tingkat bunga sebanyak 6 kali pada tahun 2022. Ini menunjukkan perubahan arah signifikan dari sebelumnya yang memproyeksikan kenaikan tingkat bunga sebanyak 3 kali. Nada yang lebih agresif jelas terlihat dari Powell yang mengatakan bahwa ekonomi AS bisa menangani kebijakan moneter yang lebih ketat sementara bank sentral AS ini fokus kepada melawan inflasi yang tinggi.

Bagaimanapun hawkishnya the Fed, pasar masih skeptis bahwa akan ada enam kali kenaikan tingkat bunga lagi pada tahun ini. Hal ini adalah perkiraan yang sangat agresif yang tidak sesuai dengan ekspektasi inflasi dari the Fed sebesar 4.3% pada tahun ini.

Setiap ada hal yang bertentangan dengan ekspektasi mengenai inflasi dari the Fed tersebut, akan menjadi faktor yang positip bagi pergerakan harga emas.

Selain itu, ekspektasi inflasi masih mengarah memburuk setelah data CPI AS bulan Februari menunjukkan inflasi berada pada 7.9%, ketinggian 40 tahun yang baru. Problemnya adalah 60% dari komponen CPI naik 5% per tahun. Ini bukan lagi inflasi yang transitory yang menjadi lebih lama untuk sementara waktu. Ini adalah sudah agregat. Dan hal ini adalah lingkungan yang positip bagi kenaikan harga emas.

Data dari kalender ekonomi pada minggu ini ringan. Pasar akan memperhatikan new home sales pada hari Rabu dan durable goods orders pada hari Kamis, dan ada juga klaim pengangguran mingguan dan manufacturing PMI. Data durable goods orders akan turun karena turunnya order dari Boeing aircraft. Sementara data perumahan diperkirakan masih bagus.

Naiknya harga emas ke atas $2,000 mungkin terjadi. Namun pertanyaannya adalah apakah emas bisa terus bertahan di atas $2,000? Apabila the Fed menjadi lebih restriktif, emas bisa mengalami aksi jual. Dan penurunannya bisa lebih kuat dari sebelumnya.

“Support” terdekat menunggu di $1,920 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,900 dan kemudian $1,875.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,950 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,980 dan kemudian $2,000.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido