Rekomendasi EUR/USD Mingguan 18 – 22 April 2022: Bottom Masih Belum Terlihat.

870

(Vibiznews – Forex) Memulai minggu yang baru pada minggu lalu di kerendahan 1.0880, pada awalnya EUR/USD sempat naik ke 1.0950 namun selanjutnya berbalik turun dan sempat mencapai kerendahan dalam dua tahun yang baru di 1.0757 karena menguatnya indeks dolar AS hingga menembus ke atas $100.

Indeks dolar AS mengalami kenaikan karena terus naiknya yields treasury AS. Yields obligasi treasury AS benchmark 10 tahun berada pada level yang tertinggi dalam lebih dari 3 tahun di 2.62%, naik lebih dari 2% per hari. Kenaikan dolar AS juga ditopang oleh sikap ECB yang dovish dalam pertemuan kebijakan moneternya pada hari Kamis, membuat EUR/USD terus tertekan dan pada hari Jumat di perdagangkan beberapa pip di atas 1.800 di sekitar 1.0815.

Pada hari Senin EUR/USD kehilangan daya tariknya setelah sempat naik ke arah 1.0950 pada jam perdagangan di awal hari. Dolar AS kembali menguat terhadap rival-rival utamanya di tengah naiknya yields treasury AS. Pasangan matauang ini berbalik turun ke bawah 1.0900 di sekitar 1.0885.

Pada hari Selasa EUR/USD mengalami tekanan bearish yang baru dan diperdagangkan di sekitar 1.0859 setelah menghabiskan perdagangan pada jam Asia di dalam rentang yang sempit di sekitar 1.0900. Survey ZEW Jerman menunjukkan bahwa keyakinan konsumen Jerman bulan April melemah dengan kecepatan yang lebih lemah daripada yang diperkirakan. Meskipun demikian data ini gagal membantu menaikkan matauang bersama Eropa. Namun dalam jam perdagangan selanjutnya di sesi AS, EUR/USD diperdagangkan naik ke sekitar 1.0865, dengan keluarnya laporan inflasi AS yang memanas yang menyebabkan dollar AS kehilangan pembeli. Meskipun demikian tekanan bearish tetap ada dan bisa menekan turun EUR/USD kembali.

Inflasi AS pada bulan Maret naik menyentuh ke tinggian 4 dekade yang baru, di 8.5% per tahun. Angka Consumer Price Index (CPI) AS yang muncul di 8.5% ini lebih tinggi daripada yang diperkirakan pasar kenaikan di 8.4%. Sementara angka inflasi bulan Februari berada pada 7.9% per tahun.

Pada hari Rabu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Producer Price Index (PPI) AS naik 1.4% di bulan Maret setelah kenaikan 0.9% di bulan Februari. Data PPI ini juga lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh para ekonom kenaikan sebesar 1.1%.  Secara tahunan laporan ini mengatakan bahwa inflasi sudah mencapai  rekor ketinggian yang baru di 11.2%.

Setelah data dari AS menunjukkan bahwa inflasi produsen melompat ke 11.2% per tahun pada bulan Februari, indeks dollar AS berbalik positip pada hari itu dan mendekati 100.50. Namun hal ini tidak berlangsung lama. Indeks dollar AS segera berbalik turun sehingga EUR/USD berbalik naik ke sekitar 1.0870.

Dalam perdagangan sesi Asia pada hari Kamis pagi, EUR/USD diperdagangkan naik ke sekitar 1.0911 dengan tumbangnya dollar AS dalam perdagangan semalam. Namun dalam perdagangan menjelang sesi AS, EUR/USD berbalik turun tajam ke 1.0757 dengan sikap ECB yang dovish. Kurangnya kejelasan mengenai kapan kenaikan tingkat bunga yang pertama kalinya akan terjadi atau kapan berakhirnya kebijakan QE, telah membebani matauang Bersama Eropa.

ECB tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah sebagaimana dengan yang telah diperkirakan, namun ECB cenderung bersikap dovish. Bank sentral Eropa ini mengatakan bahwa dalam kondisi sekarang ini dengan ketidakpastian yang tinggi, Dewan Gubernur akan memelihara optionality, gradualism, dan flexibility di dalam kebijakan moneternya. Pasar keuangan sekarang memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga sebesar 64 bps pada akhir tahun, turun dari sebelumnya 68 bps.

Setelah sempat mengalami kerugian yang besar dan tumbang ke level terendah dalam dua tahun di 1.0757 pada hari Kamis karena sikap ECB yang dovish, pada hari Jumat EUR/USD mengalami sedikit koreksi naik secara normal dan diperdagangkan di sekitar 1.0815.

Katalisator utama dari bearish-nya EUR/USD pada minggu lalu adalah European Central Bank (ECB) dengan Presiden ECB Christine Lagarde dan kawan-kawan mengumumkan tidak ada perubahan di dalam kebijakan moneter mereka dan memberikan pandangan yang cenderung dovish.

Partisipan pasar sedang mengantisipasi pergerakan dari ECB ke arah sikap yang hawkish, namun yang terjadi malah sebaliknya. ECB tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah dan mengulangi program pembelian asset hanya akan berakhir nanti di kuartal ketiga. Pembelian asset bulanan akan bernilai €40 miliar pada bulan April, €30 miliar pada bulan Mei dan  €20 miliar pada bulan Juni.

Pernyataan dari Lagarde di dalam konferensi pers yang menyertai pengumuman kebijakan moneter ECB juga cukup dovish. Lagarde mengatakan bahwa agresi Rusia sedang mempengaruhi ekonomi di Eropa dan sampai di luar Eropa. Harga – harga komoditas dan energi yang naik lebih tinggi mempengaruhi permintaan dan memperlambat produksi, yang mengakibatkan naiknya inflasi. Selain itu, disrupsi perdagangan sedang menuju ke kekurangan material dan input yang baru, yang merupakan faktor lainnya yang bisa memberikan dorongan kenaikan harga.

Lagarde menambah sikap dovish dari ECB dengan mengatakan bahwa masih premature untuk mendiskusikan “quantitative tightening” dan menambahkan kenaikan tingkat bunga baru bisa mulai terjadi nanti setelah berakhirnya program pembelian asset (APP).

Terakhir pada pembuat kebijakan di bank sentral Uni Eropa ini mengatakan bahwa keputusan pada masa yang akan datang akan tergantung kepada data ekonomi yang muncul. Dan di dalam kondisi sekarang dengan ketidak pastian yang tinggi ini, mereka akan tetap memelihara kebijakan moneter yang optional, gradual dan flexible.

Sementara itu, di Amerika Serikat, para pejabat Federal Reserve AS terus mengantisipasikan kenaikan tingkat bunga sebesar 50 bps pada pertemuan kebijakan the Fed di bulan Mei yang akan datang dan membuat jalan terhadap pengurangan neraca.

Perbedaan kebijakan ke dua bank sentral ini akan terus membebani EUR/USD dalam perdagangan pada minggu ini.

Sementara itu kekacauan global menambah resiko munculnya sentimen yang enggan terhadap resiko di pasar yang biasanya akan mendorong naik dollar AS yang safe – haven. Pada satu sisi, di-lockdown-nya kota – kota besar di Cina karena meningkatnya kasus Covid – 19 menambah disrupsi dari supply yang mendorong kenaikan harga.

Pandemik Covid terus meningkat di Cina. Semua penduduk di Shanghai berada dalam lockdown yang strict dan ditinggalkan tanpa makanan atau obat-obatan, yang mengakibatkan terjadinya protes dan keresahan publik. Shanghai adalah kota yang paling populis di Cina yang memberikan kontribusi 3.5% terhadap GDP Cina. Diperkirakan lebih dari 70 kota dari 100 kota terbesar di Cina juga mengalami lockdown yang serupa. “Panic buying” melanda kota-kota di Cina termasuk di Guangzhou.

Di sisi lain, serangan Rusia ke Ukraina yang telah mengirim harga – harga komoditas naik ke ketinggian selama beberapa tahun belum berhenti. Eskalasi ketegangan lebih lanjut di geopolitik pada minggu ini adalah ancaman Rusia untuk menurunkan senjata nuklirnya dan misil hipersoniknya apabila Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO. Ancaman Rusia ini datang sehari setelah Joe Biden mengumumkan bahwa Amerika Serikat sedang memberikan kepada Ukraina tambahan persenjataan, termasuk arteleri berat senilai $800 juta.

Sementara inflasi AS pada bulan Maret naik menyentuh ke tinggian 4 dekade yang baru, di 8.5% per tahun, Jerman mengeluarkan data inflasinya dengan memberikan konfirmasi kenaikan inflasi yang mencetak rekor ketinggian yang baru di 7.3% per tahun. Selain itu, Survey ZEW Jerman menunjukkan bahwa sentimen ekonomi negara terbesar di Eropa ini melemah dan juga di zona euro yang turun ke – 43.

Pada minggu ini, Eropa akan mengeluarkan data inflasinya yang terbaru di bulan Maret, sementara Jerman akan mempublikasikan Producer Price Index untuk bulan yang sama.

Sementara dari AS akan keluar data ekonomi Building Permits AS bulan Januari pada hari Selasa, existing home sales AS pada hari Rabu, Philadelphia Fed manufacturing index, jobless claims, Consumer Confidence bulan Februari pada hari Kamis dan PMI Manufaktur dan Jasa pada hari Jumat.

“Support” terdekat menunggu di 1.0760  yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0700 dan kemudian 1.0635. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0875 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0930 dan kemudian 1.1000.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido