Rekomendasi Emas Mingguan 27 Juni – 1 Juli 2022: Masih Akan Sideways?

947

(Vibiznews – Commodity) Tanda – tanda bahwa inflasi sudah mencapai puncaknya dan melambatnya pertumbuhan ekonomi global telah membangkitkan sentimen “risk-on” di pasar terutama pada akhir minggu perdagangan minggu lalu. Hal ini datangnya bersamaan dengan harapan bahwa Federal Reserve AS kemungkinan tidak perlu memperketat kebijakan moneternya sebanyak seperti yang sebelumnya dipikirkan. Namun bagi emas hal ini telah membuat harga emas diperdagangkan menjadi lebih “sideways” dengan harga emas telah mendekati level kunci di $1,800 per troy ons.

Memulai minggu yang baru pada minggu lalu di $1,841, harga emas turun ke $1,829 pada akhir minggu, dengan melemahnya dolar AS setelah keluarnya data AS yang mengecewakan. Sepanjang minggu lalu harga emas bergerak sideways dalam rentang harga yang sempit di sekitar $1.820 dan sekitar $1.850, digerakkan oleh naik turunnya yield dan dollar AS serta sentimen pasar yang mempengaruhi harga saham.

Pada awal perdagangan sesi AS hari Senin, harga emas diperdagangkan sedikit mendatar di sekitar $1,840, membalikkan rebound yang sempat terjadi pada perdagangan sesi Asia.

Pemulihan yang terjadi dalam sentimen terhadap resiko menekan turun dollar AS yang safe-haven, yang pada gilirannya membatasi penurunan harga emas.

Harga emas turun pada awal perdagangan sesi AS hari Selasa, dengan terjadinya rebound yang solid dalam indeks saham AS dan naiknya yields obligasi yang membebani harga emas.

Emas berjangka kontrak bulan Agustus turun $3.20 ke $1,837.60 per ons

Harga emas naik kembali pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu dengan turunnya yields obligasi treasury 10 tahun AS sebanyak hampir 3% dalam sehari, di tengah turun tajamnya harga minyak mentah dan menguatnya indeks dollar AS.

Emas berjangka kontrak bulan Agustus naik $3.20 ke $1,840.90 per troy ons.

Harga emas turun pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis, tertekan oleh naiknya indeks dollar AS dan sempat turun tajamnya harga minyak mentah.

Emas berjangka kontrak bulan Agustus turun $8.20 ke $1,832.60 per troy ons.

Harga emas sempat turun pada awal perdagangan sesi AS hari Jumat. Emas mengalami tekanan jual dengan naiknya minat terhadap resiko pada akhir minggu. Namun harga emas berhasil naik dengan melemahnya dollar AS pada akhir minggu.

Emas berjangka kontrak bulan Agustus naik $3.10 ke $1,829.40 per troy ons.

Para investor sedang memperhatikan tanda-tanda resesi pada data-data makro ekonomi hari lepas hari, menggeser narasi dari ketakutan akan inflasi menjadi keprihatinan akan melambatnya pertumbuhan ekonomi global. Dan mengubah ekspektasi yang ultra hawkish dari Federal Reserve AS.

Para bank sentral sedang menaikkan tingkat bunga secara agresif yang mulai membawa kepada melemahnya konsumen secara signifikan dan lebih banyak pembicaraan mengenai resesi. Tidak ada konsensus yang jelas seberapa keras resesi akan terjadi dan bagaimana outlook secara keseluruhan dari kebijakan the Fed. Terlalu banyak variabel yang perlu diperhitungkan. Dan pasar bereaksi over terhadap setiap ekspektasi dari inflasi.

Apabila kita melihat tanda-tanda lebih jauh akan telah mencapai puncaknya inflasi, hal ini akan memberikan kelegaan bagi assets yang beresiko. Namun hal ini akan menjadi komplikasi bagi emas. Apakah emas akan menjadi lebih safe-haven, apakah emas juga akan terapresiasi ketika sentimen terhadap resiko datang kembali?

Hancurnya permintaan karena perlambatan pertumbuhan ekonomi global akan memberikan signal potensi telah mencapai puncaknya inflasi di AS, yang saat ini terus sedang diamati oleh para investor.

Kita benar – benar perlu melihat seberapa lemahnya jadinya konsumen Amerika Serikat. Hal ini akan mendikte apa yang akan memaksa bank sentral AS, the Fed, untuk mengubah kecepatan pengetatan kebijakan moneternya. Kemungkinan dollar AS akan diperdagangkan “choppy”. Kondisi ini seharusnya mendukung konsolidasi pada emas. Apabila permintaan terhadap Treasuries AS membaik hal ini akan menurunkan yields Treasury AS yang berarti baik bagi harga emas.

Jika inflasi sampai pada puncaknya, investor akan membalikkan perhatian terhadap bagaimana performa dari ekonomi. Bagi emas potensi resesi berarti paling tidak ada pola trading emas yang stabil. Minggu ini kelihatannya emas masih berkonsolidasi dan akan diperdagangkan sideways. Inilah yang seharusnya terjadi pada saat investor menjaga kekayaannya.

Laporan GDP kuartalan berikutnya adalah indikator makro yang harus diperhatikan pada saat dipublikasikan.. GDP kuartal pertama AS menunjukkan kontraksi sebesar 1.5% pada pertumbuhan ekonomi AS.

Hal ini akan bisa memberikan konfirmasi apakah Amerika Serikat secara definisi tehnikal telah memasuki fase resesi atau belum. Dua kuartal dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang negatip akan mendapatkan banyak perhatian. Namun hal ini adalah positip bagi emas. Reaksi awalnya bagi harga emas seharusnya adalah turun, dengan para hedge fund atau institusi keuangan yang besar-besar akan melikuidasi posisi mereka menjadi likuid. Namun setelah itu, permintaan dari investasi regular akan meningkat dan harga emas akan naik.

Kebanyakan orang memperkirakan the Fed akan menaikkan kembali tingkat bunganya sebanyak 75 bps pada bulan Juli, dengan beberapa sudah mulai memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga the Fed berikutnya hanya 50 bps setelah kenaikan 75 bps. Melambatnya kecepatan di dalam pengetatan moneter sudah mulai dipertimbangkan. Hal ini adalah kabar baik bagi emas. Emas kemungkinan akan berlaku lebih menyerupai safe-haven pada musim panas saat ini, lebih daripada yang diantisipasi kebanyakan orang. Emas kelihatannya tidak akan menembus level kerendahan dari tahun ini.

Outlook pertumbuhan yang tidak seimbang juga harus dimonitor. Amerika Serikat kelihatannya akan mengalmai resesi sedikit sementara pertumbuhan secara luas masih menjadi pertanyaan yang besar. Lingkungan seperti ini seharusnya mendorong permintaan baru yang besar terhadap assets safe-haven seperti emas.

Emas mengakhiri minggu lalu dengan penurunan sebanyak 0.7%. Namun test yang sesungguhnya adalah ketika harga emas telah mencapai $1,800 per ons. Emas saat ini sedang terkonsolidasi yang banyak terpengaruh dengan naiknya dollar AS yang mengganggu harga emas.

Sebegitu jauh $1,800 telah menjadi level support yang vital. Apabila harga emas turun menembus level support yang vital ini, bisa terhadi aksi jual yang besar terhadap emas. Sementara itu batas atas harga emas minggu ini adalah level $1,850 per ons yang telah menjadi level resistance yang kuat selama ini.

Emas harus bisa menembus resistance yang kuat di $1,850 sebelum bisa naik lebih lanjut ke $1,870 per ons. Dalam keadaan resesi yang sangat nyata, emas akan bisa naik sebagian menembus $1,900 apabila terjadi kenaikan yang tiba-tiba dalam permintaan terhadap emas. Pasar emas berjangka tidak punya cukup emas di tangan untuk memenuhi permintaan. Harga emas akan segera naik dengan cepat.

Dari data makro ekonomi, pada minggu ini, pada hari Senin AS akan mempublikasikan Durable Goods Orders bulan Mei, yang diperkirakan akan naik sedikit 0.1% MoM.

Pada hari Rabu AS akan mempublikasikan perkiraan final dari GDP kuartal pertama. Selain itu, ketua the Fed Jerome Powell akan memberikan testimoninya di depan Senate Banking Committee mengenai Semi-Annual Monetary Policy Report yang akan diperhatikan oleh para trader untuk mendapatkan petunjuk yang baru untuk arah pergerakan harga.

Pada hari Kamis, AS akan mempublikasikan laporan PMI Manufaktur dan Jasa.

Selanjutnya AS akan merilis angka inflasi PCE inti

“Support” terdekat menunggu di $1,824 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,815 dan kemudian $1,800.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,841 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,850 dan kemudian $1,882.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido