(Vibiznews – Forex) Setelah mengalami kerugian yang besar pada hari Kamis, GBP/USD diperdagangkan di teritori positip di sekitar 1.1860 pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat, dengan dollar AS harus berjuang untuk mengumpulkan kekuatannya setelah rilis data ekonomi terbaru dari AS.
Indeks dollar AS terakhir tertekan turun ke arah 108.00 pada hari Jumat setelah sempat mengalami rally pada hari Rabu yang dipicu oleh naiknya angka inflasi AS sehingga mencapai level terkuat dalam hampir 20 tahun di 109.20.
Pada hari Kamis, salah satu Gubernur Federal Reserve, Christopher Waller mengatakan bahwa pasar terlalu jauh ke depan dengan memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga sampai sebesar 100 bps dalam kenaikan tingkat bunga pada bulan Juli setelah keluarnya data inflasi yang baru lalu. Setelah komentar dari Waller, investor menurunkan pertaruhan kenaikan tingkat bunga bulan Juli dan indeks dollar AS menghapus sebagian besar dari keuntungan hariannya, turun ke arah 108.00.
Departemen Perdagangan AS mempublikasikan data ekonomi Retail Sales AS bulan Juni yang naik 1.0% setelah revisi turun 0.1% pada bulan Mei. Sementara para ekonom memperkirakan kenaikan sebesar 0.9%.
Menurut laporan New York Federal Reserve, akitifitas sektor manufaktur New York naik signifikan. Bank sentral regional AS ini mengatakan bahwa survey dari Empire State manufacturing mengenai indeks kondisi bisnis secara umum, menunjukkan kenaikan ke angka 11.1 untuk bulan Juli. Angka bulan Juli ini naik signifikan dari angka bulan Juni yang negatip sebesar 1.2. Angka ini juga jauh mengatasi perkiraan dari pada ekonom yang memperkirakan New York Fed’s Empire State Survey Index bulan Juli akan muncul di angka negatip – 2.1.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.1800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1760 dan kemudian 1.1700. “Resistance” terdekat menunggu di 1.1900 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1930 dan kemudian 1.1950.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido