Rekomendasi Minyak Mingguan 26 – 30 September 2022: Resiko Turun Lebih Besar dari Potensi Naik?

605

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah WTI mengalami beberapa tekanan turun pada minggu lalu termasuk ketakutan akan resesi global telah membangkitkan keengganan terhadap resiko dengan berkurangnya permintaan. Kejatuhan ekonomi Cina sekarang – sekarang ini menambah kehancuran permintaan minyak mentah sementara outlook yang hawkish dari Federal Reserve telah mengakibatkan naik tingginya dollar AS yang menambah tekanan turun terhadap harga minyak mentah WTI.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $84.99, harga minyak mentah WTI minggu lalu jatuh ke $79.28. Pada hari pertama, hari Senin masih dapat bertahan di $84.95, sekalipun sempat turun ke $81.71. Pada hari Selasa mulai turun ke $83.28 dan bertahan di level yang sama sampai hari Rabu & Kamis di tengah keengganan terhadap resiko yang mendominasi lingkungan pasar. Pada hari Jumat turun tajam, diperdagangkan di sekitar $79.28 per barel karena ketakutan akan terjadinya resesi global dan turunnya permintaan minyak di AS.

Pergerakan Harian Harga Minyak Mentah WTI Minggu Lalu

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS hari Senin naik dan diperdagangkan di sekitar $84.95 per barel.

Harga minyak mentah WTI sempat turun ke $81.71 di tengah sentimen “risk-off” yang mendominasi pasar pada paruh pertama perdagangan di minggu yang baru. Namun pada paruh ke dua perdagangan, harga minyak mentah WTI berbalik naik sampai diperdagangkan di sekitar $84.95 per barel karena dollar AS berkurang kekuatannya di tengah pulihnya saham – saham AS.

Pada paruh pertama jam perdagangan, keengganan terhadap resiko mendominasi pasar, memulai minggu perdagangan yang baru. Keprihatinan akan berbaliknya ekonomi global, turun lebih dalam dan kebijakan zero-covid-nya Cina telah membuat permintaan akan minyak mentah tertekan dan menyeret harga minyak mentah ke kerendahan satu minggu lebih.

Selain itu, ekspektasi the Fed yang hawkish telah memunculkan pembelian terhadap dollar AS yang baru yang memberikan tekanan turun terhadap harga minyak mentah WTI.

Ekspektasi kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps dan kemudian kenaikan 75 bps berikutnya pada bulan November membebani harga minyak mentah dengan sangat berat, sementara dollar AS dan yields treasury AS terus memanjat naik.

Team riset dari salah satu bank investasi mengatakan ada kemungkinan the Fed menaikkan tingkat bunga sampai 100 bps. Namun kemungkinan besar para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS akan berpegang kepada kenaikan tingkat bunga sebesar 75 bps.

Sentimen pasar tetap rentan di tengah kekuatiran bahwa cepatnya kenaikan tingkat bunga akan membawa kepada pembalikan ekonomi global yang lebih dalam. Ditambah lagi memburuknya hubungan AS – Cina membuat luntur minat dari investor terhadap yang dipandang sebagai Assets Beresiko. Terbukti dari melemahnya pasar saham.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS hari Selasa turun dan diperdagangkan di sekitar $83.28 per barel.

Harga minyak mentah WTI berfluktuasi pada hari Selasa, diperdagangkan di antara $82.11 dan $86.21 per barel. Minyak mentah WTI berhasil membalikkan tekanan jual pada waktu awal perdagangan yang sempat membawa turun harga minyak mentah WTI ke $82.11 dan naik ke $86.21 per barel.

Namun memasuki jam perdagangan sesi AS, harga minyak mentah WTI tertekan turun kembali ke $83.28 per barel dengan dollar AS mengalami kenaikan di tengah kondisi pasar yang penuh antisipasi akan kenaikan tingkat bunga yang akan dilakukan oleh bank sentral AS pada pertemuan kebijakan moneter yang dimulai dari sejak hari Selasa dan berakhir hari Rabu sore waktu AS dan juga oleh bank sentral utama dunia lainnya.

Investor menunggu pengumuman dari para bank sentral utama dunia, dimulai dari Federal Reserve AS pada hari Rabu, dilanjutkan dengan Bank of Japan, Switzerland National Bank, dan Bank of England. Kehati-hatian berkuasa di tengah skenario seperti ini, karena beberapa dari bank sentral ini kemungkinan akan membawa kejutan kepada dunia trading.

Indeks saham Eropa tidak berhasil membukukan keuntungannya. Indeks saham FTSE 100 Inggris diperdagangkan mendatar pada hari Selasa dan indeks saham berjangka AS turun antara 0.1% dan 0.25% yang menunjukkan atmosfir pasar yang berhati-hati.

Sementara itu dollar AS mendapatkan dukungan dengan naiknya yields obligasi pemerintah AS. Yields note treasury 10 tahun berada pada 3.55% sementara yields note 2 tahun menawarkan tingkat bunga di 3.96%.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada awal jam perdagangan sesi AS hari Rabu stabil diperdagangkan di sekitar $83.48 per barel.

Harga minyak mentah WTI bergerak side-ways, bolak-balik dalam rentang pergerakan harga yang sempit di antara $82.90 – $84.40 dengan para investor menunggu pengumuman dari FOMC the Fed sebelum berani memasuki posisi.

Minyak mentah menghadapi tekanan berat pada minggu ini dengan para bank sentral dari grup G-7 sedang menyiapkan siklus kenaikan tingkat bunga yang baru. Para bank sentral ini terpaksa memperketat kebijakan moneter mereka lebih jauh karena tekanan harga belum bereaksi baik terhadap kecepatan yang dilakukan mereka. Pengumuman kenaikan tingkat bunga dengan sendirinya akan memberikan outlook pertumbuhan yang suram.

Dolar AS mengarah naik dengan the Fed diperkirakan akan menaikkan tingkat bunga paling sedikit 75 bps yang memberikan tekanan turun terhadap harga minyak mentah WTI. Harga minyak mentah WTI ditopang oleh ketatnya supply minyak mentah dan gas alam.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Kamis tidak banyak berubah diperdagangkan di sekitar $83.20 per barel.

Harga minyak mentah WTI tertekan turun ke kerendahan di $82.28 pada jam perdagangan sesi Eropa, setelah keputusan FOMC the Fed yang menaikkan tingkat bunga sebesar 75 bps untuk ke tiga kalinya.

Penurunan harga minyak mentah terjadi bukan cuma karena kenaikan tingkat bunga melainkan terlebih lagi karena the Fed memangkas proyeksi tingkat pertumbuhan ekonomi AS ke depannya.  The Fed menaikkan proyeksi tingkat bunga ke 4.6% pada akhir tahun 2023, naik cukup besar dari sebelumnya di 3.8%. Tingkat pengangguran juga diproyeksi naik ke 4.1%. Pertumbuhan ekonomi akan mengalami kesakitan yang besar karena kecepatan kenaikan tingkat bunga. Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi membuat permintaan akan minyak mentah jatuh untuk periode waktu yang lebih lama.

Harga minyak mentah WTI sempat naik ke atas $84.00  menjelang masuk ke jam perdagangan AS selanjutnya karena membaiknya sentimen terhadap resiko. Namun, segera berbalik turun dan diperdagangkan di bawah $84.00 pada saat memasuki jam perdagangan sesi AS karena sentimen pasar berbalik memburuk dengan jatuhnya indeks saham utama di Wall Street pada saat bel pembukaan perdagangan berbunyi.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat turun tajam, diperdagangkan di sekitar $79.28 per barel.

Banyak katalisator yang menghantam perekonomian global telah mengakibatkan terjadinya aksi jual yang intens atas harga minyak mentah WTI. Dimulai dari sikap yang hawkish dari para bank sentral Barat dalam tingkat bunga mereka dimana agenda dalam membawa stabilitas harga adalah mengorbankan perluasan aktifitas ekonomi. Terjadi penurunan aktifitas ekonomi karena tidak adanya investasi sebagai akibat dari sudah tidak tersedianya uang yang murah. Selain itu, penundaan rencana ekspansi perusahaan telah memangkas proyeksi dari permintaan. Pada akhirnya permintaan terhadap minyak mentah jatuh tajam.

Permintaan akan minyak mentah di dalam ekonomi AS yang perkasa sedang jatuh dengan keras. Permintaan gasoline AS jatuh tajam sebanyak 8.5 juta barel per hari selama empat minggu yang telah berlalu. Hal ini terjadi sebagai akibat dari naiknya dengan cepat tekanan harga, yang telah memaksa para rumah tangga hanya memakai minyak mentah dan gasoline untuk kebutuhan esensial saja.

Perhatian Pada Minggu Ini

Minggu ini, para trader minyak akan digerakkan, selain oleh laporan mengenai persediaan minyak mentah AS oleh Energy Information Administration (EIA) dan berita – berita ketatnya supply dan naik turunnya outlook demand, juga oleh berita – berita baru mengenai perang Rusia – Ukraina yang telah meningkatkan ketegangan geopolitik yang baru, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi pasukan cadangan. Tambahan 300.000 penduduk dipanggil untuk membantu di Ukraina karena Moskow terdesak di Ukraina. Negara – negara anggota Uni Eropa segera mengadakan pertemuan mendiskusikan respon terkoordinasi terhadap kelanjutan perang. Meningkatnya ketegangan geopolitik dapat menekan harga minyak mentah turun dengan mengalirnya arus dana ke assets safe – haven.

Kalender ekonomi pada minggu ini termasuk beberapa rilis data AS akan memberikan volatilitas terhadap dollar AS. Minggu lalu indeks dollar AS naik ke ketinggian harian yang baru di 112.89 dengan hasil pertemuan FOMC the Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan kecepatannya yang agresif dalam menaikkan tingkat bunga melawan inflasi.

Indeks dollar AS berhasil melewati ketinggian pada bulan Juni 2002 di 112.04 dengan the Fed menaikkan kembali tingkat bunga sebesar 75 bps pada minggu lalu. Update data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index pada minggu ini akan bisa membuat dollar AS terus menguat dan naik lebih tinggi lagi melewati 114.00 dengan laporan PCE diantisipasikan akan tetap menunjukkan inflasi yang tetap naik. Naiknya dollar AS akan menekan turun harga minyak mentah WTI.

Sementara itu, Cina mengeluarkan data PMI manufaktur mereka bulan September yang tetap berada pada teritori yang negatip (<50) selama 12 bulan terakhir. Apabila angka yang akan dicetak naik lebih tinggi daripada angka di bulan Agustus di 49.4 maka hal ini akan bisa memberikan dorongan naik terhadap harga minyak mentah WTI.

Support & Resistance

Support” terdekat menunggu di $77.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $77.00 dan kemudian $76.00. “Resistance” yang terdekat menunggu di $78.98 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $79.68 dan kemudian $80.33.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.