Rekomendasi Minyak Mingguan 14 – 18 November 2022: Akankah Berlanjut Naik?

550

(Vibiznews – Commodity) Setelah terus tertekan turun dari di atas $90.00 ke $85.00, harga minyak mentah WTI mengalami rally lebih dari 3% pada hari Jumat sebagai reaksi dari berita – berita yang datang dari Cina bahwa Cina sebagai importir minyak mentah top dunia, melonggarkan sebagian dari restriksi Covidnya yang ketat. Sebagai akibatnya harga minyak mentah WTI berhasil bangkit dan naik ke atas $88.20 per barel. Apakah kenaikan ini akan berlanjut pada minggu ini?

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $91.88, minyak mentah WTI mengakhiri minggu lalu dengan penurunan ke $88.20. Meskipun pada hari perdagangan pertama hari Senin dan hari perdagangan terakhir hari Jumat harga minyak mentah WTI mengalami kenaikan sekitar $1.00 – $2.00, namun secara keseluruhan hari pada minggu ini harga minyak mentah WTI terus berada dalam tekanan bearish. Hari Rabu dan Kamis harga WTI turun ke $85.00.

Pergerakan Harian Harga Minyak Mentah WTI Minggu Lalu

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Senin kembali naik menembus $90.00 ke $92.20 per barel.

Memulai minggu perdagangan yang baru pada hari Senin di jam perdagangan sesi Tokyo,  harga minyak mentah WTI sempat turun ke $90.20 karena Cina kembali memperketat lockdownnya lebih lanjut karena naiknya kasus Covid-19.

Namun sentimen pasar dengan cepat berbalik kembali kepada positip terhadap resiko. Lingkungan pasar yang positip terhadap resiko membuat dollar AS sulit untuk menemukan permintaannya yang selanjutnya mendorong naik harga minyak mentah WTI.

Dalam jam perdagangan selanjutnya sesi AS, harga minyak mentah WTI berbalik naik kembali. Peluang perlambatan kecepatan kenaikan tingkat bunga oleh the Fed mencuat. Hal ini membawa optimisme terhadap harga minyak mentah dengan permintaan minyak mentah global akan bisa mulai meningkat. Perusahaan – perusahaan aka bisa fokus pada rencana ekspansinya dan permintaan akan minyak mentah pada akhirnya akan meningkat.

Selain itu, pembicaraan mengenai sanksi lebih jauh atas minyak mentah Rusia semakin panas. Lebih banyaknya sanksi yang dikenakan atas Rusia bisa menyebabkan munculnya situasi pasar emas yang ketat.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Selasa kembali turun ke bawah $90.00 di sekitar $89.82 per barel.

Turunnya harga minyak mentah WTI disebabkan antara lain karena keprihatinan akan epidemik di Cina yang terus meningkat. Meningkatnya kasus Covid – 19 telah membuat Cina memperketat lockdown lebih jauh.

Ketatnya lockdown yang dikenakan telah berdampak negatip terhadap pertumbuhan ekonomi Cina. Ekonomi Cina menghadapi ledakan yang terburuk dalam waktu enam bulan yang berjalan. Sementara pemerintah Cina bertekad untuk tetap mempertahankan kebijakan “Zero – Covid” demi membawa kelimpahan. Terus berlangsungnya restriksi terhadap pergerakan manusia, material dan mesin – mesin telah meningkatkan keprihatinan akan perluasan dari manufaktur dan aktifitas yang berhubungan dengannya.

Penurunan aktifitas skala ekonomi bisa memangkas permintaan akan minyak mentah secara dramatis. Investor harus sadar akan kenyataan bahwa Cina masih tetap importir minyak mentah yang terdepan dan rentannya permintaan minyak mentah di Cina akan berdampak signifikan terhadap harga minyak mentah.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Rabu melanjutkan penurunannya ke sekitar $85.59 per barel.

Harga minyak mentah WTI melanjutkan penurunannya karena banyak faktor. Setelah tertekan oleh karena kekuatiran akan melambatnya permintaan dari Cina yang disebabkan oleh karena kasus Covid disana, harga minyak mentah tertekan juga oleh meningkatnya kekuatiran akan bertambahnya resesi AS.

Kekuatiran akan bertambahnya resesi AS direfleksikan dalam naiknya indeks dollar AS setelah sempat turun ke kerendahan selama tujuh minggu di 109.35.

Selain itu, penurunan harga minyak mentah WTI disebabkan juga oleh karena keluarnya laporan stok minyak mentah di AS oleh American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS naik secara signifikan.

Pada hari Selasa, API AS melaporkan kenaikan stok minyak mentah AS sebanyak 5.6 juta barel untuk minggu yang berakhir pada tanggal 4 Nopember, yang menunjukkan sedang melemahnya permintaan akan minyak mentah di perekonomian AS, yang membebani harga minyak mentah WTI secara signifikan.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Kamis sempat berbalik naik ke sekitar $86.25 per barel, sebelum akhirnya turun kembali ke $85.74 per barel tidak jauh dari posisi sebelumnya.

Kenaikan harga minyak mentah WTI yang terjadi di tengah banyaknya faktor bearish yang menekan harga minyak mentah disebabkan terutama oleh turunnya USD.

Faktor – faktor bearish yang menekan harga minyak mentah antara lain adalah kekuatiran akan melambatnya permintaan dari Cina yang disebabkan oleh karena kasus Covid disana, meningkatnya kekuatiran akan bertambahnya resesi AS, dan keluarnya laporan stok minyak mentah di AS oleh American Petroleum Institute (API) yang menunjukkan bahwa stok minyak mentah AS naik secara signifikan.

Indeks dollar AS yang semula, sebelum keluarnya laporan data inflasi AS, Consumer Price Index, bertengger di 110.20, turun tajam ke 108.808.

Tekanan bearish tetap menekan harga minyak mentah.

Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada hari Jumat berbalik naik ke sekitar $88.20 per barel.

Harga minyak mentah WTI naik karena tekanan inflasi berkurang dan ketakutan akan resesi tertunda yang menyebabkan ada rasa optimisme di dalam prospek permintaan akan minyak mentah.

Selain itu, para investor juga mengabaikan resiko yang sehubungan dengan Covid di Cina.

Kenaikan harga minyak mentah WTI juga disebabkan karena sentimen pasar yang sangat bagus yang membuat para investor mencari “high yielding assets” seperti minyak mentah.

Pasar saham global kebanyakan naik dalam perdagangan semalam. Indeks saham AS mengarah naik pada saat pembukaan perdagangan sesi New York dimulai karena melanjutkan keuntungan yang kuat dari pembelian pada hari Kamis. Indeks saham S&P 500 menyentuh ketinggian dua bulan dan indeks saham Nasdaq menyentuh ketinggian 6 minggu. Pergerakan naik pasar saham masih disebabkan oleh karena sedikit turunnya angka inflasi yang dirilis pada hari Kamis.

Angka inflasi yang sedikit mendingin ini bisa memicu the Fed untuk memperlambat pengetatan kebijakan moneternya yang agresif, yang bisa membawa pemulihan pada aktifitas skala ekonomi dan pada akhirnya meningkatkan permintaan akan minyak ke depannya.

Harga minyak mentah terdorong naik juga karena ada faktor jatuhya indeks dollar AS pada akhir minggu ini dan demikian juga dengan yield treasury AS. Indeks dollar AS terus turun dan menyentuh kerendaha 2 ½ bulan dalam perdagangan semalam, sementara yields treasury AS 10 tahun turun ke 3.811% pada akhir minggu ini, setelah sebelumnya sempat diperdagangkan di atas 4% pada awal minggu ini.

Pergerakan Minggu Ini

Harga minyak mentah WTI pada awal minggu perdagangan yang baru minggu ini tetap stabil setelah naik lumayan pada hari Jumat minggu lalu karena mulai turunnya inflasi AS. Pada minggu ini investor dan trader minyak mentah akan fokus kepada laporan OPEC bulanan. Laporan OPEC bulanan sebelumnya menyoroti melambatnya pertumbuhan global, turunnya perkiraan akan permintaan minyak mentah dan berkurangnya supply minyak mentah.

Dolar AS diperdagangkan naik pada awal minggu perdagangan yang baru dengan pasar sedang terus menggali dampak dari data ekonomi yang keluar pada akhir minggu lalu. Sementara para pejabat the Fed terus mengulangi dan menekankan pentingnya memerangi inflasi, namun sejumlah isu yang beredar memperkirakan the Fed akan mengurangi kecepatan pengetatan moneternya. Jika isu ini ternyata salah, maka dollar AS akan kembali menguat dan sebagai akibatnya harga minyak mentah akan kembali tertekan turun. Namun jika isu ini ternyata benar, maka dollar AS akan tetap tertekan di bawah dan sebagai akibatnya harga minyak mentah WTI akan bisa melanjutkan kenaikannya.

Support & Resistance

Support” terdekat menunggu di $87.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $86.68 dan kemudian $85.50. “Resistance” yang terdekat menunggu di $88.72 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $89.50 dan kemudian $90.10.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.