(Vibiznews – Economy & Business) – Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis dengan menjadi satu-satunya negara yang menjadi anggota di tiga forum penting dunia. Yakni G20, APEC, dan juga ASEAN.
Dengan memegang Presidensi G20 di 2022 serta Keketuaan ASEAN di 2023, Indonesia semakin memainkan peranan yang penting dalam mendorong kolaborasi. Dan sinkronisasi agenda di antara ketiga forum internasional dan regional tersebut, serta dapat berkontribusi nyata dalam mewujudkan perdamaian dan kemakmuran dunia.
“Fungsi Indonesia menjadi strategis, dan betul-betul Indonesia menjadi jembatan penghubung antara tiga forum tersebut. Bahkan Leaders’ Declaration pada forum APEC kali ini pada akhirnya mengadopsi penuh formula Leaders’ Declaration G20 Bali.” Demikian ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, seusai closing ceremony KTT APEC 2022 di Bangkok, Thailand, Sabtu (19/11).
Menko Airlangga menjelaskan bahwa terdapat dinamika dalam pembahasan untuk dapat mencapai kesepakatan bagi Leaders’ Declaration pada forum APEC. Namun pada akhirnya semua merujuk kepada Bali G20 Leaders’ Declaration.
Hal tersebut didukung oleh pelaksanaan kedua forum penting dunia ini yang terjadi back to back. Dan deklarasi yang dicetuskan di Bali itulah yang sudah mendapat persetujuan dari 20 Negara Anggota G20, Sehingga versi tersebut yang diadopsi penuh untuk deklarasi pada forum APEC.
Melalui APEC Leaders’ Declaration, para pemimpin Ekonomi APEC berhasil menyepakati komitmen bersama untuk merespon tantangan bersama. Diantaranya untuk mendukung reformasi sistem perdagangan multilateral guna menghadapi berbagai perkembangan tantangan yang muncul. Serta menguatkan komitmen untuk mengatasi disrupsi rantai pasok. Kemudian, mendorong pertumbuhan yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif, termasuk untuk mendukung UMKM dan perusahaan rintisan (start-up).
“Forum APEC ini juga mendorong multilateralisme dan mendukung hasil dari The WTO’s 12th Ministerial Conference (MC12). Untuk mendorong WTO sebagai platform di Asia Pasifik untuk menyamakan rule of law perdagangan. Karena APEC ini adalah 60% dari perekonomian dunia atau nilainya setara dengan USD59 triliun,” tutur Menko Airlangga.
Selanjutnya, para pemimpin Ekonomi APEC akan mendorong kerja sama untuk menjembatani kesenjangan digital melalui fasilitasi infrastruktur. Serta meningkatkan keahlian serta literasi digital, dan juga memperkuat sektor agrikultur untuk mendukung ketahanan pangan kawasan.
“Terkait bidang digital, APEC mendorong pemberdayaan mulai dari pemberdayaan perempuan dan pemuda, hingga mendorong kesetaraan dan inklusivitas UMKM. Indonesia mendukung agar digitalisasi UMKM tersebut menjadi bagian dari global supply chain.
Kita tahu bahwa seluruh wilayah ASEAN sangat bergantung satu sama lain, termasuk dalam intra ASEAN trade dan value chain. Supply chain menjadi penting, bukan hanya bergantung kepada cost, melainkan juga kepada nilai-nilai yang akan dibawa serta security-nya. Dalam forum APEC tahun ini juga didorong mengenai sustainable goods and services. Yang tentunya akan dibawa dalam kepemimpinan Amerika Serikat tahun depan,” jelas Menko Airlangga.
Sementara itu, KTT APEC 2022 juga berhasil menyepakati The Bangkok Goals for the Bio – Circular Green Economy. Yang merupakan suatu pendekatan bersama mengenai pemulihan ekonomi pasca pandemi yang inklusif dan berimbang. Guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tangguh serta menjaga lingkungan hidup.
Menurut Menko Airlangga, di Indonesia sudah banyak melibatkan tentang ekonomi hijau dan sirkular tersebut. Antara lain dalam industri farmasi dan pertanian. “Bahkan Amerika Serikat akan menarik lebih panjang lagi bahasan ini untuk upaya penurunan gas metana. Selain itu, yang akan didorong Amerika Serikat punya benang merah dengan apa yang dilakukan di G20 Bali. Yaitu mengenai Just Energy Transition dan Framework Economy Indo Pacific,” katanya.
“Hampir seluruhnya pembahasan di APEC ini ada benang merah dengan yang dibahas di G20. Salah satu benang merah paling kuat antara ASEAN, G20, dan APEC yakni kebersamaan (togetherness). Dengan togetherness, kita akan kuat dan berhasil dalam global economic recovery,” pungkas Menko Airlangga.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting