Rekomendasi Emas Mingguan 19 – 23 Desember 2022: Berapa Harga Emas Memasuki Minggu Terakhir 2022?

1010

(Vibiznews – Commodity) Hawkishnya Federal Reserve AS telah memukul harga emas kembali turun ke bawah $1,800 per ons. Namun, emas mulai mengumpulkan kembali keuntungannya menuju akhir minggu lalu. Para investor perlu berhati-hati akan adanya volatilitas tambahan selama seminggu penuh yang terakhir dari tahun 2022 ini.

Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $1,797, emas mengakhiri minggu lalu dengan harga yang relatip stabil, tidak jauh bergerak, turun sedikit ke $1,793. Penurunan harga emas sudah dimulai dari sejak hari Senin ke $1,783 karena koreksi normal setelah mengalami kenaikan yang signifikan sebelumnya. Pada hari Selasa, kembali naik tajam ke $1,812 sebagai reaksi awal setelah keluarnya laporan Consumer Price Index (CPI) AS, dengan jatuhnya USD secara signifikan. Pada hari Rabu turun sedikit ke $1,809 menjelang pengumuman kenaikan tingkat bunga the Fed. Hari Kamis turun tajam ke $1,779 karena aksi ambil untung setelah naik tajam pada hari Selasa. Pada hari Jumat naik kembali ke $1,793 karena permintaan safe – haven dengan pasar saham AS dan global mengalami aksi jual di tengah masih hawkish-nya para bank sentral utama dunia.

Pergerakan Harga Emas Harian Minggu Lalu

Harga emas turun dalam perdagangan sesi AS hari Senin disebabkan koreksi rutin memulai minggu perdagangan yang baru setelah mengalami kenaikan yang cukup signifikan pada hari – hari sebelumnya. Para trader futures jangka pendek mengambil keuntungan yang mereka peroleh baru – baru ini.

Emas berjangka kontrak bulan Februari turun $14.30 ke $1,783.80 per troy ons.

Harga emas sempat naik tajam ke ketinggian 4 bulan di $1,821 dalam perdagangan sesi AS hari Selasa, sebagai reaksi awal setelah keluarnya laporan Consumer Price Index (CPI) AS, dengan jatuhnya USD secara signifikan.

Namun setelah itu pelemahan USD berkurang sehingga mengkoreksi sedikit kenaikan tajam dari harga emas, meskipun USD tetap masih tertekan turun dan berada di teritori merah.

Consumer Price Index (CPI) AS bulan November menunjukkan kenaikan sebesar 0.1% dari bulan Oktober dan naik 7.1% per tahun. CPI diperkirakan naik 0.3% dari bulan Oktober dan 7.3% per tahun. Angka data inflasi yang sedikit lebih rendah daripada yang diperkirakan ternyata cukup untuk membuat rally di pasar keuangan dan saham, sementara membebani indeks dollar AS. Laporan CPI yang baru keluar ini berada pada kubu dovish dalam kebijakan moneter AS yang menginginkan the Fed untuk memperlambat jalur pengetatan kebijakan moneternya yang agresif.

Emas berjangka kontrak bulan Februari naik $29.70 ke $1,812.50 per troy ons.

Harga emas turun sedikit pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu, karena koreksi turun menjelang pengumuman kenaikan tingkat bunga dari the Fed.

Emas berjangka kontrak bulan Februari turun $3.30 ke $1,809.20 per troy ons.

Kebanyakan pasar keuangan dan saham berhenti sejenak dengan akan berlangsungnya pertemuan bank sentral utama dunia pada minggu ini.

Pertemuan The Federal Reserve’s Open Market Committee (FOMC) dimulai dari sejak hari Selasa pagi dan berakhir hari Rabu sore waktu AS dengan dikeluarkannya sebuah pernyataan, proyeksi ekonomi yang terbaru dan konferensi pers dari ketua the Fed Jerome Powell.

Harga emas turun tajam pada awal perdagangan sesi AS hari Kamis, karena aksi ambil untung yang dilakukan oleh para trader futures jangka pendek setelah mengalami keuntungan yang besar baru – baru ini. Bank sentral AS yang masih bersikap hawkish juga menekan harga emas.

Emas berjangka kontrak bulan Februari turun $30.40 ke $1,779.40 per troy ons.

Harga emas menguat pada awal perdagangan sesi AS hari Jumat,  karena koreksi normal setelah mengalami tekanan jual yang kuat pada hari Kamis. Emas juga mendapatkan permintaan safe – haven dengan pasar saham AS dan global mengalami aksi jual di tengah masih hawkish-nya para bank sentral utama dunia.

Emas berjangka kontrak bulan Februari naik $14.00 ke $1,793.00 per troy ons.

Pasar saham masih terus terdampak dengan pertemuan FOMC the Fed yang hawkish pada minggu ini. The Fed menaikkan tingkat bunga utamanya sebesar 0.5% dan tetap berpegang kepada retorika bahwa pengetatan kebijakan moneter yang lebih banyak diperlukan untuk bisa mengatasi inflasi. ECB pada hari Kamis juga menaikkan tingkat suku bunganya 0.5% dan juga menyuarakan nada yang hawkish atas kebijakan moneter ke depannya. Hawkish-nya para bank sentral utama dunia adalah faktor bearish bagi emas.

Pesan the Fed yang Agresif

Berita besar yang baru yang masih digali oleh pasar adalah pesan the Fed yang agresif, dengan tingkat bunga yang telah memuncak ke atas 5% pada tahun depan. Perkiraan median untuk tahun depan menunjukkan bahwa tingkat bunga the Fed akan bisa naik sampai ke 5.1%,  dengan ketua the Fed Jerome Powell berkata bahwa tingkat bunga akan tetap setinggi itu sampai beberapa waktu lamanya.

Meskipun angka inflasi telah sedikit mendingin dari bulan November, the Fed tetap berada pada jalurnya dengan tidak ada pivot ataupun berhenti sejenak yang ditunjukkan untuk permulaan tahun depan. Hal yang mengejutkan banyak orang yang berada di sisi hawkish adalah Powell berkata pada hari Rabu minggu lalu bahwa tingkat bunga the Fed tidaka akan cukup restriktif bahkan setelah kenaikan sebesar 425 basis points pada tahun ini.

Menurut Powell, tidak terlalu penting untuk mengetahui seberapa cepat kenaikan tingkat bunga. Jauh lebih penting adalah berapa level tingkat bunga tertinggi pada akhirnya dan kemudian pertanyaannya adalah berapa lama kita akan tetap restriktif pada level tingkat bunga yang tertinggi ini.

Untuk pertemuan the Fed pada bulan Februari, pasar memperkirakan kemungkinan 75% kenaikan sebesar 25 bps dan 25% kemungkinan kenaikan tingkat bunga sebesar 50 bps sesuai dengan CME FedWatch Tool.

Powell menurunkan kepentingan dari besarnya pemangkasan yang diperkirakan di dalam dot plot tahun 2024 yang menunjukkan bahwa the Fed tidak akan berhenti memangkas tingkat bunga sampai berada pada level 2%.

Respon Harga Emas

Sebagai respon terhadap jalur kebijakan moneter yang lebih ketat ke depannya, emas jatuh dari ketinggian beberapa bulan, turun ke bawah $1,800 per ons. Pada jam perdagangan yang terakhir minggu lalu, emas mengumpulkan kembali keuntungannya yang sempat hilang belum lama. Emas berjangka kontrak bulan Februari turun 0.63% ke  $1,793 per ons.

Emas memberikan banyak signal yang bervariasi. Emas kelihatannya menyukai ketidakpastian dan pandangan bahwa the Fed harus berjuang untuk bisa sampai kepada tingkat bunga yang seimbang dan tepat. Namun pandangan bahwa tingkat bunga akan tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama adalah negatip bagi emas.

The Fed juga memproyeksikan GDP AS akan hanya bertumbuh sebesar 0.5% dan PCE inti berada pada 3.5% di tahun 2023.

Pasar sedang memasuki satu minggu perdagangan yang penuh yang terakhir pada tahun ini. Emas kemungkinan bergerak dalam perdagangan yang “choppy”. Secara jangka pendek bisa bearish namun secara jangka panjang bullish. Likuiditas yang berkurang dan perdagangan satu arah akan bisa menekan harga emas dalam volatilitas yang tinggi. Pasar akan memperhitungkan dalam harga Federal Reserve AS yang lebih ketat, ECB yang lebih ketat dan tingkat bunga yang masih baik lebih tinggi lagi.

Tahun depan, emas akan menjadi safe – haven. Dengan akan lebih banyaknya arus dana yang keluar dari Crypto dan lebih banyaknya data ekonomi yang memburuk dengan cepat, emas akan bisa mulai mengalami arus safe – haven pada tahun depan.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di $1,775 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,770 dan kemudian $1,750.

“Resistance” terdekat menunggu di $1,800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,819 dan kemudian $1,840.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido