(Vibiznews – Commodity) Dengan hanya satu minggu menuju ke 2023, emas hanya turun sekitar 1% dari sejak awal tahun setelah satu tahun yang sangat volatile berlalu dimana emas sempat naik di atas $2000 per ons pada musim semi dan menyentuh ke rendahan dekat $1,630 per ons pada musim gugur.
Emas berjangka Comex bulan Februari ditutup pada hari Jumat di $1,795 per ons, naik hampir 0.5% dalam seminggu.
Apa yang Terjadi pada Minggu Lalu?
Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di $1,793, emas mengakhiri minggu lalu dengan sedikit kenaikan ke $1,798. Pada awalnya pada hari Senin, harga emas melemah ke $1,786 karena kekuatiran akan turunnya permintaan dari Cina. Namun pada hari Selasa berbalik naik ke $1,818, karena jatuhnya dollar AS dan stabil pada hari Rabu. Pada hari Kamis turun tajam ke $1,785 karena umumnya data-data ekonomi AS keluar lebih baik daripada yang diperkirakan dan mengejutkan pasar. Mengakhiri minggu ini, pada hari Jumat, emas berhasil naik ke $1,798 didukung oleh pembelian tehnikal.
Pergerakan Harga Emas Harian Minggu Lalu
Harga emas melemah pada awal perdagangan sesi AS hari Senin, di tengah perdagangan yang sepi di liburan musim dingin. Harga emas melemah sekalipun dollar AS turun karena berkurangnya sentimen keengganan terhadap resiko.
Para trader berjangka akan meneruskan langkah mereka memonitor dengan seksama situasi ini. Beberapa pengamat Cina mengatakan bahwa infeksi Covid di Cina dan situasi kematian di Cina akan bisa menjadi sangat buruk pada bulan – bulan yang akan datang.
Emas berjangka kontrak bulan Februari turun $7.40 ke $1,786.60 per troy ons.
Harga emas naik pada awal perdagangan sesi AS hari Selasa, didukung oleh jatuhnya indeks dollar AS dan keuntungan di dalam harga minyak mentah. Namun minat beli melemah pada saat melanjutkan perdagangan sesi AS dengan yields obligasi global sedang mengalami kenaikan.
Bank of Japan pada hari Selasa membuat gerakan yang mengejutkan mengetatkan kebijakan moneter mereka dengan menaikkan batas tingkat bunga obligasi 10 tahun sebanyak 0.25%. Yen Jepang langsung naik membumbung tinggi terhadap dollar AS di pasar forex.
Emas berjangka kontrak bulan Februari naik $32.40 ke $1,818.90 per troy ons.
Harga emas hampir stabil pada awal perdagangan sesi AS hari Rabu. Pergerakan harga emas berhenti sejenak setelah membukukan keuntungan yang solid pada hari Selasa, di tengah pasar saham global yang goyah dan pasar keuangan yang memicu permintaan safe – haven bagi emas. Naiknya yields obligasi pada minggu ini adalah faktor yang negatip bagi emas.
Pelaku pasar masih menggali pergerakan dari Bank of Japan (BoJ) pada hari Selasa yang memperketat kebijakan moneternya dengan menaikkan batasan tingkat bunga obligasi 10 tahun sebanyak 0.25%. Yen Jepang naik terhadap dollar AS.
Pasar saham dan obligasi bergetar setelah munculnya berita BoJ tersebut karena masyarakat Jepang adalah para penabung yang besar dan banyak menaruh uang mereka di obligasi dan saham global.
Emas berjangka kontrak bulan Februari turun $2.70 ke $1,816.70 per troy ons.
Harga emas turun pada awal jam perdagangan sesi AS hari Kamis setelah keluarnya data ekonomi AS yang lebih baik daripada yang diperkirakan.
Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis melaporikan bahwa angka Initial Jobless Claims Mingguan AS naik sebesar 2000 menjadi 216.000 dalam minggu yang berakhir pada hari Sabtu. Angka kenaikan yang lebih rendah daripada yang diperkirakan pasar ini mengejutkan pasar. Konsensus para ekonom memproyeksikan initial jobless claims akan muncul di 222.000 setelah angka minggu lalu direvisi menjadi 214.000.
Angka rata-rata empat minggu yang lebih dipercaya, malah turun ke 221.750 dibandingkan dengan angka sebelumnya yang direvisi naik ke 228.000.
Bureau of Economic Analysis AS pada hari Kamis melaporkan bahwa ekonomi AS antara bulan Juli dan September bertumbuh lebih daripada yang diperkirakan. Perkiraan yang ketiga menunjukkan bahwa GDP Q3 AS naik 3.2%, jauh di atas dari yang diperkirakan yaitu tidak berubah di 2.9%. Aktifitas ekonomi yang positip di kuartal ketiga ini muncul setelah negatip – 1.6% di Q1 dan – 0.6% di Q2.
Data ekonomi yang lebih baik daripada yang diperkirakan ini memberikan kekuatan kepada dollar AS yang pada gilirannya menekan harga emas turun.
Emas berjangka kontrak bulan Februari turun $31.60 ke $1,785.00 per troy ons.
Harga emas naik pada awal jam perdagangan sesi AS hari Jumat, didukung oleh pembelian secara tehnikal dengan postur grafik harga emas jangka pendek adalah bullish. Selain itu kenaikan harga emas juga disebabkan oleh banyak spekulator menganggap akan ada lebih banyak dana yang masuk ke sisi beli dari emas, memulai tahun perdagangan yang baru pada tahun depan.
Data ekonomi AS pada hari Kamis yang keluar lebih kuat daripada yang diperkirakan adalah “wake – up call” bagi para trader dan investor bahwa Federal Reserve tidak mungkin menghentikan kebijakan moneter pengetatannya sampai berhasil mengatasi inflasi di tahun 2023. Laporan GDP AS yang lebih baik juga menunjukkan bahwa ekonomi AS tidak siap untuk tergelincir ke resesi.
Emas berjangka kontrak bulan Februari naik $13.30 ke $1,798.50 per troy ons.
Top Performer 2023?
Emas telah mengalami tekanan turun ke dasar yang cukup lama pada tahun 2022. Emas bisa menjadi “top performer” pada tahun 2023, terutama apabila komoditi secara luas melemah pada saat Federal Reserve melonggarkan kebijakan moneternya.
Emas bisa bergerak naik ke atas $2000 per ons pada tahun 2023, terutama pada saat the Fed bergerak dari kecepatan pengetatan yang tinggi dalam 40 tahun ke arah pelonggaran.
Fokus Awal Minggu Ini
Fokus pasar pada awal minggu ini adalah menggali data ekonomi AS yang terbaru yang banyak mengejutkan pasar secara positip seperti data GDP, PCE price index, durable goods dan penjualan rumah.
Data ekonomi minggu lalu menunjukkan bahwa ekonomi AS sedang mengakhiri tahun ini dengan nada yang bervariasi. Pasar perumahan umumnya menunjukkan tanda – tanda penurunan pada bulan November, dan data “durable goods orders” umumnya juga lebih lemah daripada yang diperkirakan. Namun, data mengenai GDP memberikan kejutan yang positip, data mengenai inflasi menunjukkan penurunan dan data mengenai “consumer confidence” menunjukkan bahwa konsumen kurang merasa terpukul pada saat sekarang ini dibandingkan dengan beberapa bulan yang lalu.
Outlook Permulaan Tahun 2023
Pasar sedang mencoba untuk menyatukan outlook permulaan tahun depan, dengan data-datanya menunjukkan tanda-tanda yang bervariasi dari suatu perlambatan ekonomi, turunnya inflasi, dan masih hawkishnya Federal Reserve.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell telah terus mencoba untuk menjual kepada investor pandangan bahwa tingkat bunga akan harus lebih tinggi untuk suatu waktu yang lebih lama dibandingkan dengan yang sebelumnya diasumsikan untuk membuat inflasi bisa berada di bawah kontrol. Namun pasar keuangan tidak menghiraukannya, dengan pemangkasan tingkat suku bunga tetap diperhitungkan di dalam perhitungan harga sampai akhir 2023 dan yields obligasi turun dari ketinggian sebelumnya.
Kejutan Data Akhir 2022 Minggu Lalu
Tren yang partisipan pasar sedang perhatikan adalah seberapa cepat inflasi turun, dan pertumbuhan melambat. Data ekonomi dari AS yang keluar pada hari Jumat minggu lalu memberikan konfirmasi bahwa inflasi PCE turun lebih lanjut pada bulan November dan suatu rangkaian inflasi sewa yang baru yang dipublikasikan pada minggu ini oleh para periset di the Fed Cleveland menambahkan keyakinan bahwa inflasi akan terus turun tajam pada tahun 2023.
Kejutan dari data makro ekonomi pada minggu lalu adalah angka final dari GDP kuartal ketiga yang menunjukkan pertumbuhan di 3.2% dibandingkan dengan yang diperkirakan sebelumnya di 2.9%. Angka yang lebih kuat daripada yang diperkirakan membebani harta emas, menekan harga emas turun ke $1,795 per ons.
Sementara itu, ukuran inflasi yang disukai oleh the Fed – angka PCE inti tahunan – turun ke 4.7% pada bulan November setelah pada bulan Oktober angkanya keluar 5%.
Fokus Akhir 2022 Minggu Ini
Minggu ini adalah minggu liburan antara Natal dengan Tahun Baru, sehingga perdagangan akan sepi. Namun minggu pertama dari tahun yang baru di 2023 akan langsung mempublikasikan beberapa data makro ekonomi kunci, termasuk Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang saat ini sedang diamat-amati dengan sangat ketat oleh the Fed.
Konsensus pasar memperkirakan ekonomi AS menambahkan 200.000 posisi pada bulan Desember dan tingkat pengangguran akan tetap di 3.7%.
Data ekonomi lainnya yang perlu diperhatikan pada minggu ini adalah PMI manufaktur dan jasa dari ISM. Kedua survey aktifitas PMI oleh ISM ini diperkirakan turun pada bulan Desember, dengan memperhatikan perlambatan di dalam pertumbuhan GDP yang berkelanjutan, dan perkiraan turunnya kenaikan di dalam Non-farm Payrolls menjadi 200.000.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di $1,792 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,782 dan kemudian $1,775.
“Resistance” terdekat menunggu di $1,823 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $1,833 dan kemudian $1,850.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido


