(Vibiznews – Forex) GBP/USD mengalami tekanan bearish yang baru pada paruh kedua perdagangan hari Senin dan turun ke bawah 1.2500 di sekitar 1.2498.
Naiknya yields obligasi treasury AS memberikan dorongan naik terhadap dollar AS sehingga membebani GBP/USD menjelang keluarnya data inflasi AS dan laporan pekerjaan kunci Inggris.
GBP/USD sempat naik ke level tertinggi di dalam satu bulan di atas 1.2590 pada paruh pertama perdagangan hari Senin. Pasangan matauang ini menghadapi resistance kuat di 1.2600 dan outlook tehnikal jangka pendek menunjukkan terjadinya koreksi turun sebelum naik lagi selanjutnya.
Sentimen pasar yang bagus pada paruh pertama perdagangan pada permulaan minggu yang baru, membuat dollar AS yang safe-haven tidak dapat terus tangguh menghadapi kompetitor utamanya sehingga membantu GBP/USD terus berada di teritori yang positip. Indeks saham FTSE 100 Inggris naik 0.3% dan indeks saham berjangka AS mengalami keuntungan antara 0.1% – 0.3% pada jam perdagangan sesi Eropa.
Namun pada paruh kedua perdagangan hari Senin, indeks dollar AS berbalik naik sehingga membebani GBP/USD. Indeks dollar AS naik 0.15% ke 103.297.
Menjelang keluarnya laporan inflasi AS dan pengumuman kebijakan moneter the Fed, yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun mulai naik ke arah 3.8%, sehingga mendorong naik dollar AS.
Pembuat kebijakan Bank of England (BoE) Jonathan Haskel memberikan komentar yang hawkish yang juga membantu Poundsterling berhasil mengumpulkan kekuatannya. Haskel mengatakan bahwa di dalam pandangannya, perlu kenaikan tingkat bunga lebih lanjut dalam menghadapi momentum inflasi.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2480 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2450 dan kemudian 1.2400. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2550 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2600 dan kemudian 1.2650.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.



