(Vibiznews – Forex) GBP/USD kehilangan daya tariknya dan sempat jatuh ke bawah 1.2530 untuk pertama kalinya dalam hampir tiga bulan sebelum akhirnya terkoreksi naik ke 1.2580 pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa malam.
Dolar AS mendapatkan keuntungan dari naiknya yields dan sentimen pasar yang memburuk setelah akhir minggu yang panjang di AS berakhir sehingga membebani pasangan matauang GBP/USD.
GBP/USD berada di bawah tekanan bearish yang baru dan turun menyentuh level terendah sajak 13 Juni di bawah 1.2530 pada jam perdagangan sesi Eropa hari Selasa.
Setelah perdagangan yang sepi pada hari Senin, arus safe – haven mulai mendominasi pasar keuangan pada awal hari Selasa.
Indeks saham utama Asia mengalami kerugian yang besar dengan para investor bereaksi terhadap data Purchasing Manager Index (PMI) Cina yang lebih lemah daripada yang diperkirakan.
Mengkonfirmasi sentimen pasar yang buruk, indeks saham berjangka AS dibuka bearish di bursa saham AS, Wall Street, dan terakhir mengalami kerugian antara 0.2% – 0.4%.
Sementara itu, data yang bervariasi dari Inggris gagal membantu Poundsterling mendapatkan pijakannya. The British Retail Consortium melaporkan bahwa penjualan ritel Inggris naik 4.1% secara basis tahunan pada bulan Agustus, melewati rata – rata 3 bulan di 3.6%.
Sebaliknya, Barclays melaporkan bahwa pertumbuhan tahunan di dalam belanja konsumen dengan Credit / Debit Cards melambat 2.8% pada bulan Agustus dari sebelumnya 4.0% pada bulan Juli.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2560 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2500 dan kemudian 1.2450. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2600 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2630 dan kemudian 1.2650.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.
