Rekomendasi Minyak Mingguan 8 – 12 Januari 2024: Berhasil Keluar dari Tekanan Turun

469

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex, pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat, hari perdagangan terakhir minggu lalu, berhasil keluar dari tekanan turun dan diperdagangkan ke arah $74.00 di sekitar $73.94 per barel.

Sebelumnya harga minyak mentah WTI sempat tertekan turun karena kenaikan di dalam inventori penyulingan minyak mentah dan gasoline AS, sehingga membangkitkan keprihatinan mengenai stabilitas dari permintaan atas minyak mentah. Kenaikan mingguan yang signifikan di dalam stok minyak mentah AS telah memicu kekuatiran bahwa permintaan minyak mentah AS kemungkinan akan berada pada arah penurunan.

Tekanan turun terhadap harga minyak mentah WTI juga disebabkan karena dolar AS sempat menguat dengan indeks dolar AS naik 0.27% ke 102.415, sebelum akhirnya turun lagi ke 102.145 pada hari Jumat minggu lalu.

Kenaikan harga minyak mentah WTI terutama dipicu oleh meningkatnya ketegangan di dalam konflik Israel – Hamas di jalur Gaza dan ditambah dengan disrupsi supply yang terjadi pada ladang minyak mentah Libia. Pemberontak Houtis yang didukung oleh Iran telah membuat keprihatinan mengenai supply meningkat dengan melancarkan dua misil balistik anti kapal terhadap kapal kontainer di Selatan Laut Merah dengan rute ke Israel.

Perusahaan logistik dan pengangkutan dengan kapal terus mengalihkan kapal-kapal kargo menjauh dari Kanal Suez untuk menghindari serangan dari pemberontak Houti di Pantai Yaman sehingga harus mengitari benua Afrika.

Kapal perang angkatan laut dari koalisi yang dipimpin AS berjuang untuk mengamankan jalur air di Pantai Yaman sementara pemberontak Houthi yang didukung Iran terus mentargetkan kapal-kapal sipil yang melewati daerah tersebut dan datangnya kapal perang Iran telah menambah rumit persoalan dengan Iran memandang kecil terhadap pasukan angkatan laut koalisi.

Terus berlangsungnya konflik Israel dengan Hamas terancam tumpah ke negara – negara tetangga. Sementara Israel dan Palestina bukanlan pemain kunci di dalam pasar minyak mentah, namun beberapa negara di sekitar daerah Gaza dipandang sebagai partisipan pasar minyak mentah yang kritikal.

Selain itu, protes yang terjadi pada hari Rabu di Libia telah membuat ditutupnya secara menyeluruh produksi minyak mentah di ladang minyak mentah utama Sharara Libia, yang sanggup berproduksi sampai 300.000 barel per hari, juga menambah dorongan naik terhadap harga minyak mentah WTI.

Kenaikan harga minyak mentah WTI juga ditopang oleh keluarnya laporan dari the Energy Information Administration (EIA) yang mengatakan bahwa perubahan stok minyak mentah AS untuk minggu yang berakhir pada tanggal 29 September turun ke 5.503.000 barel, lebih daripada yang diperkirakan penuruna sebesar 3.725.000 barel.

Harga minyak mentah WTI mendapatkan dukungan tambahan dari data Weekly Crude Oil Stock AS yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu minggu lalu. Data yang keluar menunjukkan penurunan yang signifikan di dalam stok minyak mentan AS sebesar 7.418.000 barel melebihi konsensus pasar penurunan sebesar 2.967.000 barel.

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sedang mengambil pendekatan bertahap untuk mengisi ulang Strategic Petroleum Reserve (SPR), setelah melakukan penjualan dalam jumlah besar yang belum pernah terjadi sebelumnya dari persediaan darurat pada tahun 2022. Pemerintahan Joe Biden saat ini telah membeli kembali 13.820.000 barel dari minyak mentah yang diproduksi secara domestik.

Minggu ini, investor masih akan terus menggali lebih dalam mengenai laporan employment, Nonfarm Payrolls (NFP) AS. Selain itu, laporan inflasi, Consumer Price Index, AS bulan Desember akan menjadi sorotan utama. Data inflasi yang akan keluar pada minggu ini akan bisa mempengaruhi pergerakan dari Federal Reserve AS pada bulan Maret.

Sekalipun harga – harga konsumen telah turun dari ketinggian di tahun 2022, Federal Reserve AS masih harus bekerja banyak untuk membawa inflasi turun ke target 2%.

Diperkirakan angka inflasi umum akan tetap berada di sekitar 3%, namun angka inflasi inti diperkirakan akan berada di sekitar 4%, dua kali lipat dari target bank sentral AS.

Selain menyoroti angka inflasi dari konsumen, Consumer Price Index, AS yang akan keluar pada hari Kamis, akan disorot juga angka inflasi dari produsen, Produce Price Index, AS yang akan keluar pada hari Jumat.

Namun, pasar tetap menantikan data inventori minyak mentah terbaru pada minggu ini dari American Petroleum Institute (API) pada hari Rabu dan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis.

Support & Resistance

 

“Support” terdekat menunggu di $71.05 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $70.09 dan kemudian $69.68. “Resistance” yang terdekat menunggu di $74.06 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $75.45 dan kemudian $76.82.

 

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido.