(Vibiznews – Forex) GBP/USD diperdagangkan turun ke sekitar 1.2714 pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa, karena menguatnya dolar AS dengan munculnya keengganan terhadap resiko di pasar.
Atmosfir pasar yang enggan terhadap resiko pada minggu ini menjelang keluarnya data – data ekonomi kunci membuat GBP/USD sulit mempertahankan pijakannya.
Kemungkinan bahwa Federal Reserve AS masih memperpanjang sikapnya yang restriktif untuk waktu yang lebih lama memberikan dorongan naik terhadap indeks dolar AS.
CME Group FedWatch Tool menunjukkan bahwa probabilita Federal Reserve AS akan menurunkan tingkat suku bunganya sebesar 25 bps pada bulan Maret, turun ke sekitar 60% dari sebelumnya hampir mendekati 80% pada awal minggu lalu.
Setelah mengalami penurunan dari ketinggian beberapa minggu di 103.10 ke bawah 102.00, indeks dolar AS berhasil pulih dan pada saat ini berhasil naik 0.30% ke atas 102.00 di sekitar 102.245.
Naiknya yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun ke 4.02% juga mendukung kenaikan indeks dolar AS.
Risalah pertemuan FOMC the Fed dan laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS bulan Desember menunjukkan bahwa kehati-hatian di dalam kebijakan moneter AS masih diperlukan.
Pasar memperkirakan bahwa ekonomi AS akan tetap kuat pada kuartal ke empat tahun 2023 dan pada tahun 2024, yang tentunya tidak memerlukan penurunan tingkat suku bunga the Fed sebanyak lima sampai enam kali pada tahun ini.
Hal ini membuat dolar AS terdorong naik dan membebani pasangan matauang GBP/USD.
Pada hari Senin, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan bahwa dengan inflasi masih di atas target 2%, pandangannya adalah kebijakan moneter AS masih harus tetap ketat dengan resiko keseluruhan di dalam perekonomian telah menjadi seimbang antara naiknya harga-harga dan melambatnya pertumbuhan employment.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2700 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2680 dan kemudian 1.2640. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2788 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2820 dan kemudian 1.2882.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.
Editor: Asido.