(Vibiznews – Forex) GBP/USD turun tajam setelah keluarnya data inflasi, CPI, AS yang lebih panas daripada yang diperkirakan, diperdagangkan di bawah 1.2750 di sekitar 1.2715.
Yield obligasi treasury AS benchmark 10 tahun naik kembali ke atas 4% sehingga membebani harga GBP/USD setelah keluarnya data inflasi, Consumer Price Index (CPI), AS yang lebih panas daripada yang diperkirakan.
Bureau of Labor Statistics (BLS) AS mengeluarkan laporan mengenai inflasi AS, laporan Consumer Price Index (CPI), AS bulan Desember yang menunjukkan kenaikan 3.4% YoY dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan sebesar 3.3% dan lebih tinggi daripada angka bulan November kenaikan sebesar 3.1%. CPI inti naik 3.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan naik 3.8% YoY.
Data inflasi CPI yang keluar ini masuk ke dalam kubu kebijaksanaan moneter yang hawkish yang menginginkan agar Federal Reserve AS tetap mempertahankan kebijakan moneternya yang lebih ketat untuk waktu yang lebih lama, sehingga membebani pasangan matauang GBP/USD.
Pergerakan Poundsterling selanjutnya akan dipengaruhi oleh data faktori Inggris yang akan keluar pada hari Jumat. Bulan lalu, Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt berkomentar bahwa ekonomi Inggris tidak seburuk seperti angka Gross Domestik Product (GDP) yang direvisi untuk kuartal ketiga nyatakan.
Data ekonomi diperkirakan akan tetap bagus meskipun resiko terjadinya resesi tehnikal masih tinggi dengan BoE memperkirakan pertumbuhan ekonomi Inggris bakalan stagnan pada kuartal terakhir tahun 2023.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2700 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2680 dan kemudian 1.2640. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2800 dan kemudian 1.2820.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.
Editor: Asido.