(Vibiznews – Forex) EUR/USD melemah untuk hari ke lima berturut – turut, turun ke arah 1.0850 dan diperdagangkan di sekitar 1.0870 pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa.
Penurunan EUR/USD disebabkan karena menguatnya dolar AS ditengah kondisi pasar yang enggan terhadap resiko karena meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan karena dihitung ulangnya prospek penurunan tingkat bunga oleh Federal Reserve AS.
Ketegangan di Timur Tengah yang persisten telah membuat permintaan akan assets safe-haven seperti dolar AS meningkat tajam sementara matauang yang dipandang sebagai beresiko seperti Euro terpukul keras pada jam perdagangan sesi Asia hari Selasa. Index dolar AS naik 0.93% ke atas 103.00 di sekitar 103.105 pada saat berita ini dinaikkan.
Pasangan matauang EUR/USD telah turun ke dekat kerendahan mingguan di bawah 1.0900 di tengah rendahnya minat terhadap resiko dengan pemberontak Houthi yang didukung Iran mengancam akan membalas serangan udara yang dilancarkan oleh AS dan Inggris di Yaman.
Turunnya EUR/USD juga disebabkan karena para investor kembali mempertimbangkan jangka waktu dimana Federal Reserve AS akan menurunkan tingkat bunganya.
Hal ini terjadi setelah dirilisnya laporan Consumer Price Index (CPI) bulan Desember dan juga komentar yang hawkish dari para pejabat European Central Bank (ECB) yang sesuai dengan ekspektasi pasar yang lebih luas.
Sementara pasar terus bersandar kepada penurunan tingkat bunga di bulan Maret, para pembuat kebijakan tidak terburu-buru untuk meneguhkan sikap dovish terhadap tingkat bunga.
Inflasi harga konsumen (Consumer Price Index) di Amerika Serikat masih hampir dua kali lipat dari tingkat bunga yang ditargetkan sebesar 2%. Sementara permintaan terhadap tenaga kerja stabil dan kemungkinan terjadinya resesi di Amerika Serikat adalah rendah meskipun tingkat bunga dipertahankan tetap tinggi di dalam rentang antara 5.25% – 5.50%.
Bureau of Labor Statistics (BLS) AS mengeluarkan laporan mengenai inflasi AS, laporan Consumer Price Index (CPI), AS bulan Desember yang menunjukkan kenaikan 3.4% YoY dibandingkan dengan yang diperkirakan kenaikan sebesar 3.3% dan lebih tinggi daripada angka bulan November kenaikan sebesar 3.1%. CPI inti naik 3.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan naik 3.8% YoY.
Hal ini membuat para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS memperoleh alasan untuk tetap mempertahankan sikap kebijakan moneter yang restriktif untuk waktu sekarang ini.
Selain itu, Euro tetap gagal untuk mendapatkan kekuatan meskipun pembuat kebijakan di European Central Bank (ECB) Joachim Nagel melawan ekspektasi pasar mengenai penurunan tingkat bunga secepatnya. Nagel mengatakan bahwa masih terlalu pagi untuk mendiskusikan penurunan tingkat bunga dengan inflasi masih terlalu tinggi.
Sementara itu, pembuat kebijakan ECB Robert Holzmann menentang penurunan tingkat bunga pada tahun 2024 dengan menyebutkan meningkatnya resiko dalam hal harga energi akibat semakin dalamnya konflik atas pengiriman komersial di Laut Merah.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.0840 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0800 dan kemudian 1.0750. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0900 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0950 dan kemudian 1.1000.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.
Editor: Asido.



