(Vibiznews – Forex) EUR/USD berhasil memperoleh kembali para pembeli pada jam perdagangan sesi Asia hari Selasa pagi dan naik ke sekitar 1.0852, dari penurunan yang terjadi pada hari Jumat minggu lalu, dengan dolar AS sempat berbalik melemah yang direfleksikan oleh turunnya indeks dolar AS 15% ke 103.700.
Melemahnya dolar AS disebabkan karena meningkatnya hutang nasional AS di atas $34 triliun. Banyak pemimpin keuangan dan investor ternama menaikkan tanda bahaya mengenai krisis ekonomi AS yang mengancam. Bahkan ketua Federal Reserve AS, Jerome Powell ikut membebani dengan mengatakan bahwa hutang AS sudah tidak dapat bertahan lebih lama.
Anggota Dewan European Central Bank (ECB), Yannis Stournaras menekankan pentingnya mempertahankan kebijakan moneter yang teliti dan berhati-hati. Dia menyoroti ada kemajuan yang besar di dalam inflasi, dan menunjukkan bahwa mencapai target inflasi di 2% pada musim gugur adalah sangat mungkin.
Pasar saham diperdagangkan bervariasi, yang merefleksikan sentimen pasar yang “wait & see”. Indeks saham AS berkonsolidasi di dekat rekor ketinggian namun gagal memperpanjang keuntungannya menjelang dirilisnya data – data makro ekonomi AS yang kritikal yang diskedulkan pada minggu ini.
Perhatian investor berpusat pada data ekonomi AS, Core Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, yang merupakan ukuran inflasi favorit dari Federal Reserve AS. Sebelumnya pada bulan Januari, data inflasi dari Consumer Price Index (CPI) naik tanpa terduga.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.0800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0765 dan kemudian 1.0694. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0888 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0932 dan kemudian 1.0998.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.
Editor: Asido.
