(Vibiznews – IDX Stock) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada awal perdagangan sesi I Kamis (25/7/2024).
IHSG mengekor bursa Asia-Pasifik pada hari ini dan bursa Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin, di mana keduanya ambruk.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Kamis (25/7). Pukul 09.00 WIB, IHSG meemah 5,37 poin atau 0,03% ke 7.260,88.
Sebanyak 94 saham naik, 104 saham turun dan 244 saham stagnan.
Sembilan indeks sektoral melemah, mengikuti pelemahan IHSG. Sedangkan dua indeks sektoral lainnya selamat ke zona hijau.
Indeks sektoral dengan pelemahan terdalam adalah sektor barang konsumen primer yang turun 0,78%. Lalu sektor barang baku turun 0,68% dan sektor infrastruktur turun 0,66%.
Sedangkan dua indeks sektoral yang selamat ke zona hijau, yakni sektor teknologi yang naik 0,54% dan sektor transportasi yang naik 0,21%.
Total volume perdagangan saham di bursa pagi ini mencapai 1,75 miliar saham dengan total nilai Rp 862,36 miliar.
Menurut Analis Vibiz Research Center, IHSG cenderung kembali melemah di tengah sikap investor yang masih mengantisipasi musim perilisan kinerja keuangan emiten. Terutama pada kuartal II-2024 atau semester pertama 2024.
Pada hari ini, giliran emiten perbankan Himbara yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang akan merilis kinerja keuangannya pada semester I-2024.
Sebagai informasi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) membukukan laba bersih Rp 29,9 triliun. Yakni tumbuh 1,13% secara tahunan (yoy) pada semester I-2024, dari setahun sebelumnya sebesar Rp 29,56 triliun.
Diharapkan, emiten di RI terutama emiten-emiten raksasa masih mencatatkan kinerja yang positif pada semester I-2024.
Di lain sisi, pasar saham global kembali merana karena investor cenderung kecewa dengan hasil kinerja emiten raksasa teknologi di AS pada kuartal II-2024.
Padahal saat ini, emiten teknologi tengah menjadi perhatian investor. Karena prospeknya yang cukup menarik di tengah akan berakhirnya era suku bunga tinggi.
Investor cenderung kecewa dengan kinerja Alphabet (Google) dan Tesla di kuartal II-2024.
Kerugian yang dialami Alphabet dan Tesla menggarisbawahi standar pendapatan yang tinggi untuk Magnificent Seven. Yaitu sekumpulan tujuh saham teknologi mega cap yang telah mencatatkan persentase kenaikan dua dan tiga digit pada tahun 2024.
Kenaikan ini didorong oleh optimisme seputar adopsi kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi dimulainya pemangkasan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) lebih awal.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting