IHSG Selasa Siang Melemah 0,7% ke Level 7.638; Profit Taking dari Level Rekornya

212
ihsg
Vibizmedia Picture

(Vibiznews – IDX) – Dalam perdagangan bursa saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Selasa siang ini (3/9), terpantau balik melemah 56,298 poin (0,73%) ke level 7.638,232 setelah dibuka naik ke level 7.715,951.

IHSG bergerak balik terkoreksi dari level rekor kemarin, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya mixed oleh investor mencerna inflasi Korsel yang mencapai 42 bulan terendahnya, di mana Wall Street semalam dalam libur publik.

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) siang ini melemah 0,28% atau 43 poin ke level Rp 15.583, dengan dollar AS di pasar uang Asia melandai setelah turun terbatas di sesi global sebelumnya; bertahan dekat dengan 2 minggu tertingginya di tengah investor menantikan data tenaga kerja AS pada akhir minggu ini.

Rupiah melemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 15.540, serta terpantau terkoreksi bertahap di hari ketiganya.

Mengawali perdagangannya, IHSG menguat 21,421 poin (0,28%) ke level 7.715,951. Sedangkan indeks LQ45 naik 3,250 poin (0,34%) ke level 953,619. Siang ini IHSG melemah 56,298 poin (0,73%) ke level 7.638,232. Sementara LQ45 terlihat turun 0,66% atau 6,231 poin ke level 944,138.

Tercatat saat ini sebanyak 219 saham naik, 348 saham turun dan 219 saham stagnan.

Sementara itu, bursa regional siang ini mixed bias melemah di antaranya Nikkei yang turun 0,22%, dan Hang Seng yang merosot 0,46%.

 

Analis Vibiz Research Center melihat pergerakan bursa kali ini dalam koreksi profit taking dari rekornya, sementara bursa kawasan Asia siang ini umumnya mixed oleh investor mencerna inflasi Korsel pada 42 bulan terendahnya.

Berikutnya IHSG kemungkinan akan tetap di zona merah oleh profit taking, dengan mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Resistance mingguan saat ini berada di level 7.724 dan 7.765. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.460, dan bila tembus ke level 7.372.

 

 Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting Group