(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada minggu ke III Februari kembali naik untuk lima minggu berturut-turut.
Jumat 21 Februari 2025
Harga minyak sawit Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 22 ringgit atau 0.47% menjadi 4,664 ringgit ($1,056.16) per MT.
Harga mingguan kembali naik 1.57% pada minggu ini, kenaikan ke lima minggu berturut-turut.
Faktor Penggerak Harga Minyak Sawit pada Minggu ini:
Malaysia
- Pasar menjual dengan harga tinggi karena perkiraan hasil panen Malaysia turun, sehingga berkurang persediaan di Malaysia.
- Cargo Surveyor memperkirakan ekspor minyak sawit Malaysia dari tanggal 1 – 20 Februari dalam range 0.3% – 8.1% dibanding bulan lalu pada periode yang sama.
- Pada hari Jumat kurs Ringgit menguat 0.25% terhadap dolar, sehingga harga minyak sawit menjadi lebih mahal apabila dibeli dengan mata uang lain di luar ringgit
- Malaysia mempertahankan pajak ekspor CPO pada bulan Maret sebesar 10% dan menurunkan harga referensi CPO menjadi 4,390.37 ringgit ($988.38) per ton menurut edaran dari The Malaysian Palm Oil Board.
- Pada tanggal 16 Februari the Malaysian Meteorological Department bahwa musim hujan akan melanda negera tersebut dari tanggal 21 Februari – 25 Februari akan turun hujan deras di Malaysia Timur dan Di Semenanjung Timur Malaysia.
India
- Pabrik penyulingan di India menunda order 70,000 MT CPO untuk pengiriman antara Maret dan Juni karena lonjakan harga acuan minyak sawit di Malaysia sehingga margin dengan pabrik penyulingan menjadi negatif.
- India menaikkan pajak impor untuk minyak nabati dari 10% menjadi 15% menimbulkan volatilitas pasar
Indonesia
- Pada hari Kamis harga minyak sawit turun karena spekulasi pasar bahwa Indonesia akan membatasi ekspor minyak sawit menjelang Ramadan.
- Indonesia menetapkan target penanaman kembali 120,000 ha perkebunan sawit milik petani kecil pada tahun ini.
Uni Eropa
Impor kedelai Uni Eropa untuk 2024-25 mulai bulan Juli sebesar 8.62 juta ton pada 16 Februari, naik 11% dari tahun lalu, impor minyak sawit total 1.78 juta ton turun 21%.
Brazil
Pada Kamis Lalu Ag Rural mengumumkan bahwa panen kedelai Brazil untuk musim tahun 2024/25 mencapai 23% dari area penanaman , naik 8% dari minggu lalu, sementara 32% dari total area sudah selesai dipanen
Harga minyak nabati lain pada hari Jumat
Harga minyak kedelai turun 0.08% di Bursa Dalian dan harga minyak sawit naik 0.95% . Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade turun 0.48%.
Harga minyak mentah turun tetapi harga mingguan masih naik karena gangguan pasokan di Rusia dan permintaan naik di AS dan Cina.
GRAFIK PERGERAKAN MINYAK SAWIT SAMPAI MINGGU KE III Februari 2025
Pergerakan Harga Minyak Sawit Minggu ke III Februari 2025
– Jumat 21 Februari 2025
Harga minyak sawit Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 22 ringgit atau 0.47% menjadi 4,664 ringgit ($1,056.16) per MT.
– Kamis, 20 Februari 2025
Harga minyak sawit Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 26 ringgit atau 0.56% menjadi 4,646 ringgit ($1,049.47) per MT .
–Rabu, 19 Februari 2025
Harga minyak sawit Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 169 ringgit atau 3.75% menjadi 4,673 ringgit ($1,052.95) per metrik ton. sempat Mencapai harga tertinggi 2 bulan di harga 4,695 ringgit.
–Selasa, 18 Februari 2025
Harga minyak sawit Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 34 ringgit atau 0.75% menjadi 4,508 ringgit ($1,014.63) per metrik ton
– Senin,17 Februari 2025
Harga minyak sawit Mei di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 40 Ringgit atau 0.89% menjadi 4,539 ringgit ($1,024.14) per MT.
Analisa Tehnikal untuk minyak sawit:
Support pertama di 4, 622 ringgit kemudian ke 4,555 ringgit
Resistant pertama di 4,982 ringgit kemudian 5,095 ringgit
Kesimpulan :
- Untuk minggu ke depan harga minyak sawit masih kelihatan akan meningkat, karena pengaruh produksi berkurang akibat cuaca buruk di Malaysia.
- Permintaan minyak sawit akan meningkat terutama pembelian minyak goreng yang meningkat pada saat bulan puasa Ramadhan menjelang Hari Raya Idul Fitri
- Kenaikan harga dibatasi oleh berkurangnya ekspor akibat berkurangnya pembelian dari India dan Uni Eropa.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting