Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah (13 Juni 2025); Rupiah Melemah

502

 

(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:

Perkembangan Nilai Tukar 9 – 13 Juni 2025

Pada akhir hari Kamis, 12 Juni 2025
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.230 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,68%.
3. DXY[1] melemah ke level 97,92.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke 4,359%.

[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

Pada pagi hari Jumat, 13 Juni 2025
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp Rp16.260 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,66%.

Aliran Modal Asing (Minggu II Juni 2025)

1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 12 Juni 2025 sebesar 73,47 bps, turun dibanding dengan 6 Juni 2025 sebesar 75,92 bps.

2. Berdasarkan data transaksi 10 – 12 Juni 2025, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp5,20 triliun. Terdiri dari beli neto sebesar Rp0,83 triliun di pasar saham dan Rp5,08 triliun di pasar SBN. Serta jual neto sebesar Rp0,71 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

3. Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen s.d. 12 Juni 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp47,54 triliun di pasar saham. Dan Rp21,82 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp53,91 triliun di pasar SBN.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari Jumat 13/6 perdagangan rupiah vs dollar dibuka melemah ke Rp 16.260 dari penutupan hari sebelumnya di Rp16.230, dan terakhir Jumat sore terpantau di posisi Rp 16.299.

Melemahnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Eropa naik setelah menguat. Dolar menguat, bangkit dari posisi terendah dalam tiga tahun, setelah Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap fasilitas nuklir Iran.

Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, Jumat sore hari mengalami kenaikan sebesar 0,21% ke 98,12. Angka ini naik dibandingkan level penutupan sesi sebelumnya di 97,92.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting