Harga gula berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Rabu dini hari tadi (20/01) ditutup turun. Harga gula melemah tertekan pelemahan mata uang Real Brazil dan pelemahan harga minyak mentah.
Harga gula turun tertekan lemahnya mata uang Real Brazil. Pada akhir perdagangan mata uang dinihari tadi, pasangan mata uang USDBRL menguat 0,20% pada 4.0595, menandakan terjadi pelemahan Real Brazil.
Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup turun pada penutupan perdagangan Rabu dinihari tadi (20/1) akibat koreksi teknikal, dimana dalam perputaran tiba-tiba, harga minyak AS jatuh 3,3 persen setelah naik lebih dari 1 persen. Harga minyak mentah berjangka WTI ditutup turun 96 sen, atau 3,26 persen, pada $ 28,46 per barel setelah sebelumnya kembali kepada diskon untuk harga Brent.
Para pedagang mengantisipasi bahwa harga minyak yang lebih rendah akan mendorong produsen tebu lebih memilih mengkonversi tebu menjadi gula dibandingkan etanol.
Pada penutupan perdagangan dini hari tadi harga gula berjangka untuk kontrak paling aktif yaitu kontrak Maret 2016 terpantau mengalami penurunan. Harga gula berjangka paling aktif tersebut ditutup melemah sebesar -0,17 sen atau setara dengan -1,15 persen pada posisi 14,58 sen per pon.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga gula kasar berjangka di New York pada perdagangan selanjutnya masih akan berpotensi tertekan dipengaruhi oleh pelemahan Real Brazil terhadap dollar AS dan pelemahan harga minyak mentah.
Harga gula kasar berjangka di ICE Futures New York berpotensi mengetes level support pada posisi 14,20 sen dan 13,80 sen. Sedangkan level resistance yang akan dites jika terjadi peningkatan harga ada pada posisi 15,00 sen dan 15,40 sen per pon.
Freddy/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang