(Vibiznews – Commodity) – Harga kopi Arabika berjangka di bursa komoditas internasional New York pada penutupan perdagangan Selasa (12/03) retreat dari penutupan akhir pekan lalu yang bullish kuat. Namu sebaliknya terjadi di bursa ICE London, harga kopi Robusta naik ke posisi tertinggi 1 bulan.
Persediaan global yang kuat menekan harga kopi setelah persediaan kopi yang dipantau ICE naik ke level tertinggi 4-1/2 tahun pada 2,491 juta kantong Jumat lalu. Kemudian bertambah berat setelah Volcafe pada hari Senin memperkirakan panen kopi Brasil 2019/20 dari 55,4 juta kantong, di atas perkiraan Conab (pemerintah Brazil) 54,5 juta kantong.
Untuk kenaika harga kopi Robusta di bursa London mendapat sentimen positif dari tanda-tanda pasokan robusta yang lebih kecil setelah Intimex mengatakan ekspor kopi Vietnam Mar-April terlihat turun tajam karena petani menolak untuk menjual kepada eksportir karena harga yang lesu. Data terbaru dari Departemen Bea Cukai Vietnam sudah menunjukkan penurunan ekspor karena ekspor kopi Vietnam Jan-Feb turun 10,1% y/y menjadi 317.148 MT.
Harga kopi arabika untuk kontrak paling besar yaitu Mei 2019 bursa New York ditutup turun 1,30 poin atau 1,32% dari posisi perdagangan sebelumnya pada posisi $97,20 per lb. Sedangkan harga kopi robusta kontrak bulan Mei ditutup naik 2 atau 0,13% dari perdagangan sebelumnya pada $1534 per ton.
Sentimen positif untuk kopi arabika adalah hujan di bawah rata-rata di Brasil yang dapat mengekang hasil kopi setelah Somar Meteorologia mengatakan curah hujan di Minas Gerais, wilayah penghasil kopi terbesar di Brasil, hanya 37,2 mm dalam sepekan terakhir, atau 65% dari rata-rata historis.
Untuk perdagangan selanjutnya hingga akhir sesi Amerika esok hari, analis Vibiz Research Center memperkirakan harga kopi arabika akan turun kembali oleh proyeksi pelemaha Real Brasil.
Jul Allens/ Senior Analyst Vibiz Research Center-Vibiz Consulting Group Editor: Asido Situmorang