(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jumat pada awal April maka harga soft commodities mixed.
Pada minggu ini pasar soft commodities masih mengalami menurunnya permintaan akibat pencegahan penyebaran virus corona yang membuat banyak negara menutup restoran, kafe dan bar sehingga permintaan soft commodities sangat berkurang, aktivitas pengiriman barang dan transportasi juga terhambat karena keluar masuk ke beberapa negara ditutup.
Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat turun karena real Brazil mencapai rekor terlemah dan ISO menurunkan defisit perkiraan pasar kopi menjadi lebih kecil.
Harga gula pada penutupan hari Jumat mixed, harga gula di New York naik karena meningkatnya harga minyak mentah mencapai ke tertinggi 2 ½ minggu sedangkan harga gula putih di London turun.
Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat mixed dengan harga kakao di London naik ke tertinggi 1 minggu sementara harga kakao di New York turun.
Adapun perincian pergerakan pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut:
Harga kopi Arabika Mei di ICE New York ditutup turun $4.45 (3.73%) menjadi $114.90 dan harga kopi Robusta di ICE London turun 1.49%.
Faktor penggerak pasar kopi:
- Produksi kopi dunia di 2019/20 (Okt – Sept) turun 0.8% dari tahun lalu menjadi 168.86 juta kantong menurut ICO
- Konsumsi kopi global naik 0.7% dari tahun lalu mencapai rekor 169.3371 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia di 2019/20 menjadi deficit sebesar 476,00 juta kantong dari surplus 2.124 juta kantong di 2018/19 menurut ICEO
- Ekspor kopi Brazil, produsen kopi terbesar dunia di 2019 tercatat 36.2 juta kantong.
- Ekspor kopi Vietnam dari Januari – Maret turun 3.9% dari tahun lalu menjadi 469.000 MT menurut Vietnam General Statistics Office. Vietnam negara produsen kopi Robusta terbesar di dunia.
Harga gula Mei di ICE New York ditutup naik 2 sen (0.19%) menjadi $10.31 dan harga gula putih di ICE London turun 1.20%.
Faktor penggerak pasar gula :
- Produksi gula dunia di 2019/20 ( Apr – Mar ) turun 4.8% dari tahun lalu menjadi 166.7 MMT setelah pada tahun lalu harga gula naik 0.6% dari tahun sebelumnya mencapai rekor di 185,2 MMT pada 2018/19 menurut ISO.
- Harga gula dunia di 2019/20 menjadi deficit 9.4 MMT, deficit terbesar selama 11 tahun, dari surplus 1.7 MMT di 2018/19 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, produsen gula terbesar dunia di 2019/20 akan naik 17.4% dari tahun lalu menjadi 34.1 MMT setelah produksi di 2018/19 (April – Mei) turun 17.2 % dari tahun lalu ke terendah 11 tahun menjadi 31.4 MMT menurut Conab.
- Produksi gula India, produsen gula kedua terbesar dunia di 2019/20 akan turun 15% dari tahun lalu ke terendah 3 tahun di 28 MT, karena kekeringan dan tertundanya musim monsoon menurut India’s National Federation of Cooperative Sugar Factories.
Harga kakao Mei di ICE New York pada hari Jumat turun $21 (0.9%) menjadi $2,264 per ton sedangkan harga kakao di ICE London naik 2.77%.
Faktor Penggerak harga kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 (Okt – Sep) naik 1.7% dari tahun lalu menjadi 4.824 MMT menurut ICCO.
- Produksi kakao bubuk meningkat 1.2% dari tahun lalu mencapai rekor 4.861MMT menurut ICCO.
- Pasar kakao dunia akan deficit 85,000 MT di 2019/20 turun dari deficit 107,000 MT di 2018/19
- Ratio antara persediaan/ kakao yang digiling di 2019/20 mencapai terendah 36 tahun atau 31.5% dari 33.6 % di 2018/19
- Produksi kakao di Ivory Coast di 2019/20 ( panen utama di Okt – Mar, panen pertengahan Mei-Agustus) diperkirakan akan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18MMT menurut ICCO
- Produksi Ghana di 2019/20 (panen utama Sep – Mar , panen pertengahan Mei – Agustus naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850,000 MMT menurut ICCO
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido