Rekomendasi EUR/USD Mingguan 16 – 20 Januari 2023: Akankah Terjadi “Bullish Breakout” ?

547
eurusd

(Vibiznews – Forex) EUR/USD mengalami salah satu keuntungan mingguan terbesar pada minggu lalu dengan kenaikan hampir 200 pips. Sementara bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve diperkirakan akan bergerak ke arah dovish, bank sentral Uni Eropa  European Central Bank (ECB) diperkirakan akan bergerak ke arah hawkish. Akankah terjadi “bullish breakout” pada minggu ini? Kelihatannya masih perlu konfirmasi tambahan.

Apa yang Terjadi Pada Minggu Lalu?

Memulai minggu perdagangan yang baru pada minggu lalu di 1.0645, EUR/USD mengakhiri minggu lalu dengan kenaikan ke 1.0832. Kenaikan EUR/USD sudah dimulai dari sejak hari Senin dimana EUR/USD naik ke 1.0730 karena turunnya dollar AS tanpa dapat dibendung dan bertahan sampai hari Selasa dan Rabu. Pada hari Kamis sempat naik ke 1.0866, level tertinggi sejak April 2022, setelah keluarnya angka inflasi AS yang melemah dan terkoreksi turun ke 1.0832 pada hari Jumat.

Pergerakan Harian EUR/USD Minggu Lalu

EUR/USD berhasil memperpanjang rally hariannya pada jam perdagangan sesi AS hari Senin dan memanjat ke level tertingginya sejak awal Juni dekat 1.0750 di sekitar 1.0730 an. Turunnya dollar AS tanpa dapat dibendung di tengah membaiknya sentimen pasar memberikan dorongan terhadap pasangan matauang EUR/USD sementara para investor menunggu komentar dari para pejabat the Fed.

Pada akhir minggu lalu, dollar AS mengalami tekanan jual yang hebat dan memicu rally GBP/USD. Pasangan matauang ini naik lebih dari 100 pips pada hari Jumat dan menghapus mayoritas dari kerugian mingguannya.

Bureau of Labor Statistics (BLS) AS pada hari Jumat mingg lalu mengumumkan bahwa Nonfarm Payrolls (NFP) bulan Desember naik sebanyak 223.000, jauh mengatasi yang diperkirakan pasar sebesar 200.000. Namun dollar AS gagal mengambil keuntungan dari angka NFP yang bagus dengan rincian dari laporan NFP juga menunjukkan inflasi upah tahunan turun ke 4.6% dari sebelumnya 4.8% (yang direvisi dari 5.1%) pada bulan November.

Selain itu, survey PMI jasa dari ISM menunjukkan bahwa tekanan harga di sektor jasa terus melemah sementara aktifitas ekonomi keseluruhan sedikit terkontraksi pada bulan Desember, yang menambah tekanan turun atas dollar AS.

Dari zona Euro, Sentix Investor Confidence membaik ke – 17.5 pada bulan Januari dari – 21 pada bulan Desember namun meleset dari yang diperkirakan di – 11.1. Sebaliknya, Tingkat Pengangguran bulan November muncul di 6.5% sesuai dengan yang diperkirakan.

Hari Selasa, EUR/USD kehilangan daya tariknya dan kembali ke bawah 1.0750 diperdagangkan di sekitar 1.0730. Dengan indeks utama di Wall Street berjuang untuk bisa mengumpulkan momentum bullish-nya kembali, dollar AS menguat dan berhasil mengatasi rival – rival utamanya yang mengakibatkan EUR/USD tertekan turun.

Pasangan matauang EUR/USD diperdagangkan dalam rentang yang sempit di bawah 1.0750. Optimisme pasar memulai minggu perdagangan yang baru, memudar menjelang pembukaan perdagangan pada hari Selasa kemarin. Bursa saham AS, Wall Street, kehilangan keuntungannya dan mengakhiri perdagangan hari Senin dengan bervariasi, dengan hanya indeks Nasdaq yang masih bisa membukukan keuntungannya. Saham – saham Asia juga diperdagangkan bervariasi namun saham Eropa tetap di teritori merah sehingga menyeret bursa saham berjangka AS turun.

Absennya katalisator yang kuat membuat pergerakan forex menjadi terbatas. Dolar AS naik sedikit didukung oleh memburuknya sentimen pasar dan naiknya yields treasury AS. Investor sedang menunggu keluarnya data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI), yang diperkirakan akan turun ke 6.5% daru bulan sebelumnya di 7.1%.

Hari Rabu, EUR/USD berhasil mengumpulkan momentum bullish-nya dan sempat naik ke level tertinggi sejak bulan Mei tahun lalu di atas 1.0770, sebelum akhirnya turun sedikit ke sekitar 1.0750.

Komentar yang hawkish dari anggota Dewan Gubernur ECB Olli Rehn dan berbalik melemahnya USD memberikan tenaga naik bagi pasangan matauang EUR/USD.

Gubernur bank sentral Austria Robert Holzman juga condong kepada sikap yang lebih agresif dengan menyatakan bahwa tingkat bunga harus naik secara signifikan lebih jauh untuk mencapai level yang cukup restriktif sehingga bisa memastikan kembalinya inflasi ke dalam target secara tepat waktu.

Dengan indeks utama di bursa saham AS, Wall Streeet, berada pada teritori positip setelah bel pembukaan perdagangan berbunyi, dollar AS harus berjuang untuk mendapatkan permintaan sehingga membantu kenaikan pasangan matauang EUR/USD.

Investor sedang menunggu keluarnya data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI), yang diperkirakan akan turun ke 6.5% daru bulan sebelumnya di 7.1%.

Hari Kamis, EUR/USD turun dari ketinggian selama 9 bulan dengan pergerakan naik mengambil nafas sejenak setelah membukukan kenaikan selama 5 hari berturut-turut.

Pada awal jam perdagangan sesi AS hari Kamis, pasangan matauang EUR/USD sempat naik ke atas 1.0850 ke 1.0866, level tertinggi sejak bulan April 2022. Pasar keuangan dibangkitkan dengan rilis laporan inflasi AS dari Consumer Price Index (CPI) bulan Desember.

Laporan inflasi AS yang sangat ditunggu-tunggu, Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Desember muncul dengan angka inflasi 6.5% per tahun, yang adalah sesuai dengan yang diperkirakan.

Laporan bulan November menunjukkan angka inflasi tahunan sebesar 7.1%. Laporan inflasi AS bulan Desember ini berada pada kubu kebijakan moneter AS yang dovish dengan laporan ini menunjukkan bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya.

Angka CPI AS bulan Desember ini juga sesuai dengan spekulasi pasar bahwa Federal Reserve AS tidak perlu lagi untuk mengetatkan kebijakan moneternya dengan agresif.

Dollar AS telah mengalami tekanan jual menjelang rilis data inflasi AS, dengan partisipan pasar sedang mencari alasan untuk menjual dollar AS. Sekalipun angka inflasi AS yang keluar memberikan semangat, namun investor ragu – ragu bagaimana angka inflasi yang keluar ini akan bisa mempengaruhi keputusan kebijakan moneter dari bank sentral AS ke depannya. Tetapi Presiden The Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker datang memberikan bantuan kepada para pembeli Euro.

Harker antara lain mengatakan bahwa yang terburuk dari naiknya inflasi sekarang kemungkinan sudah berlalu, waktu dimana tingkat bunga dinaikkan dalam ukuran yang sangat besar sudah lewat, dan sekarang adalah waktunya untuk memutar balik ke kenaikan yang hanya 25 bps. Para peminat spekulatif segera bergegas memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga the Fed sebesar 25 bps sebanyak dua kali di bulan Februari dan bulan Maret sebelum berhenti sejenak dengan memegang posisi yang baru.

Bersamaan dengan angka inflasi, AS merilis Initial Jobless Claims untuk minggu yang berakhir pada 6 Januari, sebesar 205.000 yang adalah lebih baik daripada yang diperkirakan sebesar 215.000.

Hari Jumat, EUR/USD berhasil mengumpulkan momentum pemulihan dan naik ke atas 1.0800 di sekitar 1.0832, setelah sebelumnya sempat jatuh ke bawah 1.0800. Setelah keluarnya data ekonomi Consumer Confidence dari AS yang bagus, dollar AS kembali berada di bawah tekanan jual yang baru sehingga membantu pasangan matauang ini memperoleh kembali daya tariknya.

EUR/USD sempat turun ke bawah 1.0800 pada awal hari Jumat, setelah sempat menyentuh level tertinggi sejak bulan April di 1.0868 pada akhir hari Kamis.

Laporan inflasi AS yang sangat ditunggu-tunggu, Consumer Price Index (CPI) untuk bulan Desember muncul dengan angka inflasi 6.5% per tahun, yang adalah sesuai dengan yang diperkirakan.

Laporan bulan November menunjukkan angka inflasi tahunan sebesar 7.1%. Laporan inflasi AS bulan Desember ini berada pada kubu kebijakan moneter AS yang dovish dengan laporan ini menunjukkan bahwa inflasi AS telah mencapai puncaknya.

Angka CPI AS bulan Desember ini juga sesuai dengan spekulasi pasar bahwa Federal Reserve AS tidak perlu lagi untuk mengetatkan kebijakan moneternya dengan agresif.

CPI AS & Ekspektasi the Fed yang Dovish

Poundsterling naik lebih dari 100 pips terhadap dollar AS dalam satu minggu pada minggu lalu. Semua disebabkan oleh karena outlook terhadap Federal Reserve AS pada tahun ini dan akibatnya adalah runtuhnya dollar AS. Keluarnya data yang paling kritikal pada minggu lalu yaitu data inflasi AS, Consumer Price Index (CPI) membuat pasar membangun ekspektasi akan perlambatan di dalam kecepatan pengetatan Federal Reserve sementara banyak yang percaya pergerakan the Fed ke arah dovish mengakhiri tahun ini. Para peminat spekulatif segera bergegas memperhitungkan dalam harga kenaikan tingkat bunga the Fed sebesar 25 bps sebanyak dua kali di bulan Februari dan bulan Maret sebelum berhenti sejenak dengan memegang posisi yang baru.

The Fed yang Dovish vs ECB yang Hawkish

Presiden Federal Reserve Bank of Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa ini adalah waktunya untuk kenaikan tingkat bunga the Fed yang akan datang hanya 25 bps. Hal yang serupa dikatakan juga oleh Presiden Atlanta Federal Reserve Bank Raphael Bostic. Dia mengatakan puas dengan kenaikan 25 bps pada pertemuan berikutnya yang akan datang.

Sementara itu pembuat kebijakan European Central Bank (ECB) Martins Kazaks mengatakan bahwa tidak ada rasionalnya bagi pasar untuk bertaruh akan pemangkasan tingkat bunga dan mengatakan bahwa tingkat bunga harus naik jauh ke teritori restriktif.

Sementara the Fed diperkirakan secara luas akan melonggarkan kebijakan pengetatannya, para pembuat kebijakan ECB mencoba meyakinkan pasar akan komitmen mereka terhadap outlook yang hawkish dalam kenaikan tingkat bunga.

Fokus Pasar Minggu Ini

Pada hari Senin & Selasa, Jerman akan mempublikasikan (ZEW) Economic Sentiment Index Jerman Januari 23 & Consumer Price Index (CPI) Jerman bulan Desember M/M & Y/Y

Pada hari Rabu Uni Eropa akan mempublikasikan Consumer Price Index (CPI) Eropa bulan Desember M/M & Y/Y. CPI Eropa pada bulan November berada di level 9.2% dan pada  Desember diperkirakan akan muncul di level yang sama. Data penting ini akan diamati dengan seksama oleh pasar karena akan memberikan petunjuk mengenai arah dari bank sentral Uni Eropa ECB dalam tahun ini.

Sementara itu, AS akan mempublikasikan data Producer Price Index pada hari Rabu bersamaan dengan laporan Penjualan Ritel dan beberapa laporan minor lainnya.

Pada hari Kamis, investor juga akan memperhatikan dari AS weekly Jobless Claims

Pada hari terakhir perdagangan dalam minggu ini, Jerman akan mempublikasikan data  Producer Price Index (PPI) bulan Nov M/M & Y/Y, sementara AS akan mempublikasikan data Existing Home Sales.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.0800 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0770 dan kemudian 1.0725. “Resistance” terdekat menunggu di 1.0900 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.0900 dan kemudian 1.0940.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido