(Vibiznews – Forex) GBP/USD berjuang untuk mendapatkan permintaan dan diperdagangkan di teritori negatip di sekitar 1.2000 pada awal jam perdagangan sesi AS hari Senin. Sikap pasar yang berhati-hati pada permulaan minggu kelihatannya telah membantu dollar AS naik dan membebani pasangan matauang ini.
Namun dalam jam perdagangan sesi AS selanjutnya, sentimen pasar menjadi positip dengan menguatnya saham-saham AS di bursa Wall Street yang membuat dollar AS menjadi berbalik melemah sehingga membuat pasangan matauang GBP/USD berbalik naik dan diperdagangkan di sekitar 1.2024.
Pada hari Jumat minggu lalu, data PMI Jasa AS dari ISM menunjukkan aktifitas bisnis AS terus ekspansi dengan kecepatan yang kuat di bulan Februari dan inflasi tetap tinggi di sektor jasa. Meskipun keluarnya data PMI Jasa ini telah membantu dollar AS memperoleh permintaan pada jam perdagangan sesi AS hari Jumat minggu lalu, namun sentimen pasar yang bagus membuat dollar AS tidak bisa mempertahankan kekuatannya.
Ketua the Fed Jerome Powell akan memberikan testimoni di depan Kongres AS pada hari Selasa dan Rabu di depan Komite yang berbeda. Perkataannya akan diamati dengan seksama oleh pasar.
Menjelang testimoni Powell, partisipan pasar kemungkinan akan menepi sehingga persepsi resiko yang akan menjadi penggerak harga pasangan matauang ini.
Pada awal perdagangan sesi Eropa hari Senin, indeks FTSE100 Inggris turun sedikit dan indeks saham berjangka AS diperdagangkan bervariasi yang menunjukkan sikap investor yang berhati-hati.
Sementara investor tetap memperhatikan perkembangan sehubungan dengan Brexit, namun lingkungan resiko global dan perbedaan tingkat bunga antara Inggris dengan negara – negara maju lainnya akan menjadi penggerak harga Poundsterling daripada kesepakatan Uni Eropa – Inggris yang baru.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2000 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.1960 dan kemudian 1.1930. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2050 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2080 dan kemudian 1.2120.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.
