(Vibiznews – Commodity) Harga kakao di bursa komoditi berjangka New York pada hari Senin turun terendah baru dalam 1 minggu tertekan peningkatan produksi kakao di Pantai Gading.
Harga kakao berjangka kontrak bulan Desember 2024 ditutup naik 0,75% pada $7.394 per ton.
Harga kakao melemah setelah data pemerintah hari Senin menunjukkan bahwa petani Pantai Gading mengirimkan 192.804 MT kakao ke pelabuhan dari tanggal 1 Oktober hingga 20 Oktober, naik +12,9% dari 170.794 MT yang dikirimkan pada waktu yang sama tahun lalu. Pantai Gading adalah produsen kakao terbesar di dunia.
Harga kakao juga terbebani oleh peningkatan produksi dari Jumat lalu ketika regulator Pantai Gading Le Conseil Cafe-Cacao menaikkan estimasi produksi kakao Pantai Gading 2024/25 sebanyak 10% menjadi 2,1 MMT hingga 2,2 MMT dari perkiraan bulan Juni sebesar 2,0 MMT.
Permintaan kakao global terkini beragam. National Confectioners Association melaporkan Kamis lalu bahwa produksi kakao giling Amerika Utara pada Q3 naik +12% thn/thn menjadi 109.264 MT. Selain itu, Cocoa Association of Asia melaporkan bahwa produksi kakao giling Asia pada Q3 naik +2,6% thn/thn menjadi 216.998 MT. Namun, European Cocoa Association melaporkan bahwa produksi kakao giling Eropa pada Q3 turun -3,3% thn/thn menjadi 354.335 MT.
Menyusutnya stok kakao global juga berdampak positif pada harga. Persediaan kakao yang dipantau ICE yang disimpan di pelabuhan AS telah menunjukkan tren penurunan selama 17 bulan terakhir dan turun ke level terendah dalam 15 tahun pada hari Senin sebesar 1.894.855 kantong.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, harga kakao akan mencermati perkembangan produksi, yang jika terus meningkat, akan menekan harga kakao. Harga kakao diperkirakan bergerak dalam kisaran Support $7.256-$7.118. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance $7.586-$7.778.