(Vibiznews – Forex) Setelah sempat tertekan ke 1.27, GBP/USD berhasil naik kembali hampir mencapai 1.28. Vaksin dari periset Inggris dan kesenangan belanja orang Inggris yang seperti orang Amerika, dana pemulihan Eropa telah mendorong naik Poundsterling, meniadakan kekuatiran akan memburuknya hubungan internasional dan angka virus corona AS. Hal ini kemungkinan akan terus mendominasi dengan penambahan yang signifikan dari the Fed dan angka-angka pertumbuhan AS.
Universitas Oxford dan Astra Zeneca mengumumkan separuh dari fase percobaan vaksin Covid-19 mereka terbukti aman dan efektif, memberikan harapan untuk dilakukannya imunisasi terhadap orang Inggris dan lainnya dalam satu tahun.
Lancet, yang mempublikasikan hasilnya, memuji pencapaian Inggris. Potensi terhadap lebih cepatnya penyebaran vaksin terhadap orang Inggris merupakan faktor pendorong naik Poundsterling. Salah satu surat kabar Inggris menaruh kata-kata “Vaksin pada saat Natal” di halaman depannya.
Usaha lainnya terutama dari BioNTech/Pfizer, Moderna dan CanSinoBIO juga membuat kemajuan dan mengangkat naik sentimen pasar yang lebih luas, mendorong turun dolar AS yang safe-haven.
Para tukang belanja di Inggris kembali ke jalan-jalan, memanfaatkan pembukaan kembali ekonomi. Penjualan ritel Inggris lompat ke 13.9% pada bulan Juni mendekati level 2019. Markti PMI untuk bulan Juli juga menunjukkan pemulihan yang berkelanjutan.
Sterling juga mendapatkan dukungan dari kesepakatan para pemimpin Eropa mengenai dana pemulihan sebanyak €750 miliar. Keputusan ini mendorong naik saham-saham global dan juga memberikan harapan akan permintaan Eropa untuk produk-produk Inggris.
Namun negosiasi mengenai Brexit tidak ada kemajuan yang berarti, meskipun hubungan dengan Brusel tetap stabil. Sementara hubungan London dengan Beijing semakin menjauh.
Ketegangan hubungan AS dengan Cina meningkat dengan AS menutup konsulat Cina di Houston dan Cina membalas dengan menutup konsulat AS di Chengdu. Namun Pompeo menekankan bahwa kesepakatan perdagangan diantara kedua negara tetap utuh.
AS terus berjuang dengan Covid-19, dengan kasus infeksi mencapai 4 juta dan kematian melampaui 144.000. Dampak penyakit terhadap ekonomi semakin jelas tergambar dalam angka ekonomi, dimana klaim pengangguran naik untuk pertamakalinya setelah 15 minggu turun.
Minggu ini, di Inggris, pembicaraan mengenai Brexit yang mandek kemungkinan akan terus mandek sampai minggu depan. Namun, rendahnya ekspektasi pasar terhadap pembicaraan Brexit tidak berarti kurangnya perhatian pasar.
Berita-berita coronavirus di Inggris telah berkurang dengan jumlah kasus bar uterus turun. Hal ini akan membuka pintu bagi penghapusan restriksi secara bertahap, yang akan mendukung poundsterling. Namun, apabila terjadi kenaikan kasus coronavirus, sebagaimana yang terjadi pada beberapa negara di benua Eropa, hal ini akan membuat sterling turun.
Kalender ekonomi sedikit dan kurang berarti angka consumer credit untuk bulan Juni dan harga rumah untuk bulan Juli mungkin bisa mendapatkan perhatian.
Di AS, Demokrat dan Republikan kemungkinan akan mencapai kesepakatan mengenai perpanjangan benefit pengangguran federal, mendukung bisnis kecil dan langkah darurat lainnya. Tidak ada satupun yang ingin dipandang sebagai memukul ekonomi sementara sedang turun, dan khususnya pada tahun pemilihan.
Para investor fokus pada statistik coronavirus, restriksi baru di negara bagian yang terjangkit, dan pelonggaran di tempat – tempat yang mereda. Beberapa angka telah menunjukkan dampak ekonomis dari gelombang kedua ini.
Kalender ekonomi dimulai dengan angka order “durable goods” untuk bulan Juni, bulan dimana terjadi penutupan kembali setelah pembukaan kembali ekonomi dengan cepat. Para ekonom mengharapkan semua angka menunjukkan perpanjangan pemulihan.
Ukuran dari consumer confidence oleh conference board kemungkinan akan turun, menyusul ukuran paralel dari Universitas Michigan.
Sorotan pada minggu ini adalah keputusan dari Federal Reserve pada hari Rabu dimana diperkirakan tidak akan melakukan langkah yang baru setelah tindakan yang besar sebelumnya dimana the Fed terus membeli obligasi dan komit untuk mempertahankan tingkat bunga pada waktu yang lebih lama.
Rilis GDP kuartal kedua yang pertama diperkirakan akan mengkonfirmasi telah terjadinya resesi di AS yang pertama kalinya sejak tahun 2009 yang diperkirakan turun sebanyak – 6.2 per tahun. Pada kuartal pertama sudah turun sebanyak – 5%.
Klaim pengangguran mingguan diperkirakan masih menunjukkan peningkatan yang memprihatinkan.
Minggu dan bulan terakhir pada hari Jumat meningkatkan kemungkinan terjadinya sesi perdagangan dengan volatilitas yang tinggi dengan para manager uang menyesuaikan portfolio mereka.
Meskipun secara tehnikal kecenderungan masih bullish, banyak investor memperkirakan Poundsterling akan turun, dengan “support” terdekat menunggu di 1.2750 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.27 dan kemudian 1.2665. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di 1.2815 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2845 dan kemudian 1.2980.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido