(Vibiznews – Commodity) – Pada Bulan September pergerakan harga dari jagung, kedelai dan gandum beragam. Harga jagung dan gandum masih mengalami kenaikan. Namun Harga kedelai mengalami penurunan pada dua minggu terakhir September.
Adapun penggerak pasar dari jagung, kedelai dan gandum pada bulan September:
- Kekhawatiran resesi ekonomi, tingkat inflasi tinggi dan Kebijakan Bank Sentral untuk menaikkan suku bunga. Indeks dolar menguat sehingga harga biji-bijian AS mahal beralih membeli dari negara penghasil lain.
- The Feds menaikkan suku bunga 75 basis point pada hari Kamis 22 September akibatnya indeks dolar meningkat sehingga harga komoditas turun.
- Total pengiriman biji-bijian Ukraina di bulan September turun 23.6% dari tahun lalu.
- Harga bahan bakar dan minyak mentah sangat mempengaruhi harga dari komoditas ini, seperti jagung dan kedelai bisa dibuat etanol atau biodiesel pengganti minyak mentah dan bensin.
JAGUNG
Harga jagung dalam tren naik bulan ini naik 3.04%
Harga tertinggi di 12 September di $6.94
Harga terendah di 26 September $6.58
Faktor Penggerak Harga Jagung
Harga jagung naik di akhir Bulan setelah Laporan kuartal 4 tahun 2021/22 . Indeks dolar melemah pada hari Jumat menyebabkan harga jagung AS lebih murah, diperkirakan akan ada peningkatan ekspor. Cuaca di Midwest kering dapat meningkatkan panen selama 6-10 hari ke depan diperkirakan akan kelembaban masih di bawah normal.
- Laporan USDA persediaan jagung 1 September sebesar 1.377 bbu, dibawah perkiraan dari analis. Naik 142 juta bushel dari tahun lalu. Dibawah perkiraan pedagang 1.495 bbu.
- Penggunaan jagung di Q4 pada tahun marketing 2021/22 sebesar 2.97 bbu naik dibanding 2.877 bbu di Q4 tahun 2020/21.
- USDA memperbaiki produksi 2021/22 diturunkan 41 mbu menjadi 15.074 bbu.
- Laporan produksi etanol EIA rata-rata 855k bpd sampai 23 September. Jumlah terendah mingguan sejak 26 Februari 2021. Persediaan etanol meningkat 190k barel menjadi 22.691 Juta barel.
- Total pengiriman ekspor Jagung sebesar 2,358 MMT naik 3.9% dari tahun lalu.
- Laporan Progress Pertumbuhan tanaman mingguan di akhir bulan September ¾ dari panen sudah selesai. Panen naik 8% dari minggu lalu, sehingga 20% lagi semua selesai, masih 2 % mendekati rata-rata. Rating indeks Brugler500 sebesar 331, turun 1 poin.
Analisa tehnikal untuk jagung dengan support pertama di $6.59 dan berikut ke $6.47. Resistant pertama di $6.82 dan berikut ke $7.01
KEDELAI
Harga kedelai pada bulan September turun 4.28%
Harga tertinggi di 12 September $14.84
Harga terendah di 30 September di $13.63
Faktor Penggerak Harga Kedelai
Harga kedelai tertekan karena permintaan ekspor Cina akan berkurang karena hasil panen naik di Amerika Selatan. Petani Argentina menjual 13 MMT kedelai secara tunai karena penetapan pemerintah nilai tukar tetap untuk kedelai.
Akibatnya persediaan Argentina terbatas membuat Argentina dan Brazil berencana untuk meluaskan area tanam. Pembatasan terjadi karena cuaca kering masih berlangsung di Utara Argentina dan Brazil Selatan.
- Laporan NASS persediaan kedelai sebesar 274 mbu yang akan dibawa ke 2022/23. Lebih dari perkiraan 242 mbu. Dari tahun marketing lalu 256.979 mbu.
- Penggunaan di kuartal terakhir 2021/22 sebesar 698 mbu naik dibanding tahun lalu 512 mbu.
- USDA memperbaiki data produksi 2021/22 menjadi 4.465 bbu naik 30 mbu dari tahun sebelumnya.
- Akumulasi pengiriman ekspor 1.781 MMT sampai 29 September dibanding 1.84 MMT pada minggu lalu.
- Laporan Progress Pertumbuhan Tanaman dari NASS sebesar 63% tanaman sudah lepas daun sampai 25 September. Lebih lambat 2 % dari rata-rata.
Analisa tehnikal untuk kedelai dengan support pertama di $13.52 berikut ke $14.22. Resistant pertama $14.37 dan berikut ke $14.89.
GANDUM
Harga gandum sedang mengalami tren naik 10.83%.
Harga tertinggi pada 30 September $9.21
Harga terendah pada 19 September di $8.30
Faktor penggerak harga gandum :
Harga gandum pada akhir bulan September naik ke tertinggi 3 bulan. Kekhawatiran akan persediaan bahan makanan setelah pengiriman gandum dari Laut Hitam melambat. Persediaan biji-bijian dunia terbatas tahun ini karena ekspor dari Ukraina berkurang dan hasil panen dari berbagai produsen lebih kecil dari perkiraan.
-
Laporan persediaan NASS persediaan tanggal 1 September 1.776 bbu masih dalam range perkiraan. Naik dari tahun marketing lalu 1.774 bbu pada 1 September 2021. Persediaan terendah ke dua di 1 September dalam 15 tahun.
- Penggunaan gandum Q1 543 mbu mengurangi produksi 1.650 bbu. Turun dari tahun lalu 717.5 mbu. Perincian Produksi sebesar 1.104 bbu gandum musim dingin. Gandum musim semi 482 mbu dan 64 mbu durum. Gandum putih 272 mbu.
- Panen gandum 2022 lebih kecil dari perkiraan USDA sebelumnya menjadi 1.650 milyar bushel. Rata-rata perkiraan analis sebesar 1.778 milyar bushel dan 1.783 milyar bushel dari Perkiraan USDA Agustus. Area tanam diturunkan 2 juta dari 35.5 juta are
- Total pengiriman ekspor sampai tahun marketing 2022/23 sampai akhir September menjadi 7.127 MMT.
- Laporan Progress Tanaman dari NASS, gandum musim dingin telah selesai ditanam 40% sampai 2 Oktober. Naik dari minggu lalu 31% dan dibawah rata-rata 44%. Tanaman yang sudah bertumbuh 15% naik dari 9% minggu lalu dan masih lambat 2% dari rata-rata.
- The Ukraine Trade Ministry melaporkan pengiriman gandum September sebesar 1.75 MMT naik dari 900k MT pada bulan Agustus. Total Ekspor tahun ini 3 MMT.
Analisa tehnikal untuk gandum dengan support pertama $8.54 dan berikut $8.19 sedangkan resistant pertama di $9.22 dan berikut ke $9.54.
Kesimpulan :
- Panen sudah mau selesai untuk jagung sehingga harganya bisa turun.
- Panen juga sedang berlangsung di Amerika Selatan, Argentina dan Brazil, harga biji-bijian lebih murah, sehingga Cina membeli dari Amerika Selatan.
- Pada bulan Oktober ada kecenderungan harga gandum, kedelai dan jagung akan naik. Faktor yang mempengaruhi adalah faktor perang Ukraina dan Rusia dimana Rusia melakukan mobilisasi untuk menambah tentara yang dikirim ke Ukraina.
- Referendum dari ke 4 daerah Ukraina yang dilakukan sepihak oleh Rusia membuat ketegangan terjadi antara AS, NATO dan Rusia
- NATO menambah sangsi kepada Rusia sehingga mempengaruhi harga komoditas
- Rusia mengurangi pengiriman biji-bijian dari Laut Hitam, sehingga ekspor Ukraina berkurang.
- Negara OPEC akan memangkas produksi lebih dari 1 juta barel per hari sehingga harga minyak mentah naik dan mempengaruhi harga jagung dan kedelai.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting