(Vibiznews – Forex) GBP/USD terus diperdagangkan di teritori merah meskipun berhasil naik ke atas 1.2700 di sekitar 1.2750, pada jam perdagangan sesi AS hari Selasa.
Turunnya indeks saham utama di Wall Street dengan tajam setelah bel pembukaan perdagangan berbunyi membantu dolar AS terus kuat mengatasi rival-rivalnya sehingga membuat pasangan matauang GBP/USD tidak berhasil mengumpulkan momentum pemulihannya.
Setelah mengalami tekanan turun memulai minggu perdagangan yang baru, GBP/USD berhasil memperoleh daya tariknya pada jam perdagangan sesi AS hari Senin dan ditutup di teritori positip. Namun memasuki jam perdagangan sesi Asia pada hari Selasa pagi, pasangan matauang ini berada di bawah tekanan dan turun ke bawah 1.2700.
Pergerakan yang positip di dalam sentimen pasar membuat dolar AS sempat mengalami kesulitan untuk mempertahankan kekuatannya pada paruh kedua hari Senin sehingga membuat pasangan matauang ini naik.
Data perdagangan dari Cina yang mengecewakan dan keputusan dari Moody untuk memangkas tingkat kredit dari beberapa bank ukuran kecil hingga menengah di AS menyebabkan pasar bersandar kepada assets yang lebih aman pada hari Selasa.
Indeks saham berjangka AS turun lebih dari 0.5% pada jam perdagangan sesi Eropa hari Selasa. Sementara indeks saham FTSE 100 Inggris mengalami kerugian 0.6% yang merefleksikan lingkungan yang enggan terhadap resiko sehingga membebani pasangan matauang GBP/USD.
Neraca Perdagangan Cina pada bulan Juli secara umum membaik, namun perinciannya menunjukkan penurunan di dalam Impor dan Ekspor pada bulan yang sama, yang memperlihatkan tantangan bagi ekonomi Cina yang sedang mengalami masalah geopolitik. India melarang para pembuat drone untuk menggunakan peralatan dari Cina setelah sebelumnya menghentikan impor laptop dan computer.
Support & Resistance
“Support” terdekat menunggu di 1.2700 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2660 dan kemudian 1.2600. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2760 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2800 dan kemudian 1.2820.
Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting
Editor: Asido.
