Rekomendasi Forex GBP/USD Mingguan 13 – 17 November 2023: Berpeluang Menguat Bila Data Inflasi & Penjualan Ritel AS Melemah.

626

(Vibiznews – Forex) Pasangan matauang GBP/USD gagal memperoleh daya tarik pada hari Jumat minggu lalu, memperpanjang kerugian selama lima hari berturut-turut, sempat diperdagangkan di 1.2205 turun dari ketinggian harian di 1.2237, namun akhirnya berhasil naik sedikit ke 1.2222 dengan dolar AS berbalik sedikit melemah.

Setelah sempat menguat karena pernyataan yang hawkish dari ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, dolar AS berbalik sedikit melemah dengan keluarnya data Consumer Confidence dari University of Michigan (UoM) yang meleset dari yang diperkirakan, melemah ke 60.4 pada bulan November dari sebelumnya 63.8 pada bulan Oktober.

Selain itu setelah sempat jatuh pada hari Kamis, Wall Street menghijau pada hari Jumat sehingga menambah tekanan turun terhadap dolar AS. Indeks dolar AS turun 0.09% ke 105.685.

Office for National Statistics (ONS)  Inggris melaporkan pada jam perdagangan sesi Eropa,  Gross Domestic Product (GDP) Inggris pada kuartal ketiga berkembang dengan kecepatan tahunan sebesar 0.6%.

Angka ini sedikit di atas angka yang diperkirakan pasar di 0.5% dan sama dengan angka pertumbuhan di kuartal kedua.

Data Inggris yang lain menunjukkan bahwa Industrial Production per bulan stagnan di bulan September. Sementara Manufacturing Production naik 0.1%. dan Total Business Investment turun 4.2% per kuartal di kuartal ketiga.

Meskipun demikian Inggris tetap menghadapi ancaman resesi pada tahun 2023, tetap berada di tepi stagflasi, dengan inflasi tetap di level yang lebih tinggi, sekalipun Bank of England (BoE) berusaha mengendalikan kenaikan harga yang lebih tinggi setelah pengetatan lebih dari 500 basis poin.

Sementara itu para pejabat BoE tetap menyampaikan pernyataan yang hawkish, walaupun menganut pendekatan pertemuan demi pertemuan seperti yang dilakukan oleh Federal Reserve AS.

Di Amerika Serikat, komentar yang hawkish dari Jerome Powell memicu lompatan dari yields obligasi treasury AS, yang sempat menguatkan dolar AS. Powell menyatakan bahwa mereka tidak yakin telah berhasil mencapai sikap kebijakan moneter yang cukup restriktif yang bisa membawa turun inflasi kembali ke target 2%.

Pada saat berpartisipasi di dalam panel diskusi kebijakan moneter yang diorganisir oleh International Monetary Fund, pada hari Kamis, ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengulangi pendekatan yang bergantung kepada data ekonomi yang keluar dari AS.

Powell menyatakan:”Kami sedang membuat keputusan dari pertemuan ke pertemuan berdasarkan pada data ekonomi yang keluar dan implikasinya bagi outlook inflasi dan aktifitas ekonomi”.

Para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS tidak yakin bisa mencapai kestabilan harga dengan level kebijakan moneter yang ada pada saat ini dimana ekonomi AS masih tetap tangguh diukur dari belanja konsumen, pasar tenaga kerja dan performance ekonomi lainnya. Karena itu mayoritas pembuat kebijakan di Federal Reserve AS cenderung untuk melanjutkan kebijakan pengetata moneter.

Pada awal sesi perdagangan New York, Presiden Fed Bank Atlanta Raphael Bostic mengatakan di dalam komentarnya bahwa bank sentral AS perlu melakukan lebih banyak pekerjaan terhadap inflasi. Bostic memandang belanja dan permintaan memang melambat kedepannya namun masih memerlukan waktu yang bagus.

Para trader GBP/USD pada minggu ini menantikan data ekonomi yang akan keluar dari Inggris yaitu data pekerjaan, data inflasi dan data penjualan ritel.

Dari Amerika Serikat, selain memperhatikan pernyataan-pernyataan dari para pembicara Federal Reserve AS lebih lanjut, para trader dan investor juga akan memperhatikan data inflasi dari konsumen dan produsen bersamaan dengan klaim pengangguran mingguan dan data penjualan ritel.

Pada minggu ini, data inflasi dari konsumen, Consumer Price Index (CPI) akan keluar pada hari Selasa sangat diperhatikan pasar. Tekanan inflasi AS dari CPI ini masih memiliki peluang untuk turun secara signifikan. Para ekonom memperkirakan inflasi tahunan berdasarkan CPI pada bulan Oktober akan naik 3.3% dibandingkan dengan angka pada bulan September yang naik 3.7%.

Angka CPI umum AS untuk bulan Oktober diperkirakan akan turun dari 0.4% ke 0.1% dan angka CPI inti untuk satu tahun sampai bulan Oktober diperkirakan tetap tidak berubah di 4.2%.

Apabila angka inflasi CPI AS yang akan keluar pada hari Selasa minggu ini turun sesuai dengan yang diperkirakan pasar atau bahkan lebih rendah lagi, maka dolar AS akan turun karena semakin meyakinkan pasar bahwa siklus pengetatan oleh Federal Reserve AS telah mencapai puncaknya. Hal ini adalah positip bagi GBP/USD. Sebaliknya apabila angka inflasi CPI AS muncul naik dengan mengejutkan maka GBP/USD akan turun lebih jauh.

Selain angka inflasi CPI AS, apabila angka penjualan ritel AS yang akan muncul pada hari Rabu minggu ini, lebih lemah daripada yang diperkirakan, maka akan positip bagi GBP/USD karena memberikan signal kepada pasar bahwa para konsumen mulai tersandung dan tidak bisa mendukung aktifitas ekonomi untuk maju.

Support & Resistance

“Support” terdekat menunggu di 1.2185 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2151  dan kemudian 1.2089. “Resistance” terdekat menunggu di 1.2280 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke 1.2342 dan kemudian 1.2376.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.

Editor: Asido.