Outlook Forex USD/EUR/GBP 2024 – Bagian I

501

Dunia keuangan tahun 2023 mengalami kebijakan moneter yang ketat di banyak negara dalam rangka mengkontrol larinya inflasi. Spekulasi meningkat apakah saat ini siklus pengetatan moneter sudah mendekati akhir. Apabila spekulasi ini ternyata benar, pertanyaannya adalah kapankah bank sentral – bank sentral mulai berputar ke skenario yang lebih bullish.

Lingkungan makro ekonomi ini akan mendikte pergerakan dolar AS, Euro (EUR/USD) dan Poundsterling (GBP/USD)

Kombinasi dari naiknya yields obligasi treasury AS, tingkat bunga kunci Federal Reserve AS, membumbungnya indeks dolar AS pada tahun 2023 dan meningkatnya ketegangan geopolitik menjadi elemen bearish yang sempat mendorong turun EUR/USD & GBP/USD terutama pada paruh pertama tahun 2023.

Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana EUR/USD dan GBP/USD memasuki tahun baru di bawah tekanan turun, pada tahun 2024 kelihatannya EUR/USD dan GBP/USD akan memulai tahun yang baru dengan kondisi yang prima, karena menjelang akhir tahun 2023 ini, pasangan matauang EUR/USD dan GBP/USD telah berhasil membalikkan tekanan turun menjadi dorongan naik karena melemahnya dolar AS menjelang akhir tahun 2023.

Berbeda dengan tahun sebelumnya dimana dolar AS memasuki tahun yang baru dengan masih memiliki kekuatan naik dan outlook yang positip, pada tahun 2024 kelihatannya dolar AS akan memulai tahun yang baru dengan posisi di bawah dan dengan outlook yang negatip.

Outlook Forex USD/EUR/GBP 2024

Untuk mengetahui outlook Forex 2024, kita perlu memperhatikan serangkaian elemen yang bisa menggerakkan Forex pada tahun 2024. Kita perlu melihat pada nature/sifat dari matauang USD/EUR/GBP, kesehatan ekonomi AS/Eropa/Inggris, tingkat inflasi, rencana moneter dari masing – masing bank sentral, ketegangan geopolitik dan sentimen pasar pada umumnya.

Berikut ini adalah faktor – faktor kunci yang bisa menggerakkan forex USD/EUR/USD pada tahun 2024:

  • Nature/Sifat USD/EUR/GBP

Kekuatan dari matauang suatu negara sangat ditentukan oleh kesehatan ekonomi negara yang bersangkutan dan juga tergantung kepada seberapa tingginya tingkat bunga yang berlaku di negara yang bersangkutan yang ditentukan oleh keputusan bank sentral masing – masing negara di dalam mengatur strategi kebijakan moneternya.

Semakin sehat dan besar perekonomian suatu negara, maka semakin kuat matauang negara yang bersangkutan dan sebaliknya. Selain itu, dinaikkannya tingkat suku bunga di negara yang bersangkutan otomatis akan menaikkan kekuatan dari matauang tersebut.

Hal ini berlaku juga bagi matauang AS (USD), matauang Eropa (EUR), dan matauang Inggris (GBP).

Namun ada keunikan dari matauang Amerika Serikat (USD). Dolar AS adalah matauang safe – haven. Sebagai matauang safe – haven, dolar AS tetap kuat dan naik ketika kesulitan datang bahkan kesulitan di Amerika Serikat sendiri.

Pada musim gugur tahun 2023, sekitar bulan Mei, semua unsur kelihatannya bersatu dan bekerja menekan dolar AS untuk turun. Unsur – unsur tersebut berupa: prospek pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang sangat lemah, besarnya resiko gagal bayar atas hutang publik AS karena pembatasan hutang, krisis perbankan yang sedang berlangsung yang mempengaruhi lebih banyak dan lebih banyak bank regional – dengan bankrutnya Silicon Valley Bank dan beberapa bank lainnya – , serta indeks Consumer Confidence yang turun pada bulan April 2023.

Namun di tengah situasi yang sulit dan kondisi perekonomian yang sangat buruk, dolar AS bukannya melemah malah sebaliknya menguat, mengatasi matauang lainnya yang menjadi rival utamanya. Dolar AS adalah matauang safe – haven yang malah menguat pada saat Amerika Serikat sedang dalam masalah. Inilah paradoxnya dolar AS.

Kebalikan dari sifat dolar AS yang safe – haven, mata uang Eropa (EUR) dan matauang Inggris (GBP) dipandang sebagai assets yang beresiko yang mana akan naik apabila kondisi dunia aman. Apabila kondisi dunia / global aman – aman, maka investor akan mencari assets yang lebih beresiko sebagai alternatif investasinya karena pasti akan memberikan return yang lebih tinggi daripada yang biasa.

  • Kesehatan Ekonomi AS, Eropa & Inggris.

Ekonomi AS

Ekonomi AS adalah penggerak forex USD/EUR/GBP yang signifikan. Kondisi kesehatan ekonomi AS mempengaruhi sentimen investor terhadap asset-asset yang aman maupun yang beresiko, prediksi terhadap tingkat bunga dan persepsi mengenai inflasi.

Tahun 2023 ekonomi AS mengalami rebound dari dampak pandemik Covid-19. Meskipun demikian pemulihan ekonomi AS ini bukannya tanpa rintangan. Kurangnya pekerja, disrupsi rantai supply yang mengakibatkan naiknya harga – harga komoditas ditambah lagi dengan perang Ukraina yang membuat harga minyak mentah membumbung tinggi, akibat banyaknya sanksi terhadap Rusia yang adalah salah satu negara pengekspor utama minyak mentah, dan OPEC+ memangkas produksi minyak mentah sehingga menurunkan belanja konsumen AS. Semuanya ini mengakibatkan ekonomi AS merosot, meskipun masih dapat bertahan sehingga tidak sampai masuk ke jurang resesi yang dalam.

Memasuki tahun 2024, masih ada gangguan minor di dalam ekonomi AS yang berlangsung sampai akhir tahun 2023 dan bulan – bulan permulaan dari tahun 2024. Penyebabnya bisa karena isu mengenai batas hutang dan terjalnya fiskal sampai kepada kebijakan Federal Reserve yang meneruskan kebijakan pengetatannya atau sebaliknya malah melonggarkannya.

Menjelang tahun 2023 berakhir, ekonomi AS masih tetap kuat sekalipun tingkat bunga terus meningkat dan dipertahankan di level yang tinggi.

Keluarnya laporan pekerjaan AS, Nonfarm Payrolls, bulan November yang menunjukkan bahwa perekonomian AS pada saat sekarang ini masih dalam kondisi bagus.

Angka laporan pekerjaan, Nonfarm Payrolls, AS bulan November 2023 yang baru keluar pada hari Jumat tanggal 8 Desember 2023, muncul di 199.000 di atas dari yang diperkirakan di 183.000. Sementara angka tingkat pengangguran turun dari 3.9% ke 3.7%.

Sebagai respon terhadap angka Nonfarm Payrolls yang keluar, indeks dolar AS sempat melompat dan menembus kembali ke atas 104.00, sebelum akhirnya terkoreksi normal turun sedikit ke 103.722.

Pada minggu terakhir bulan November, Bureau of Economic Analysis AS mengatakan angka kedua dari Gross Domestic Product (GDP) AS kuartal ketiga menunjukkan bahwa perekonomian AS bertumbuh 5.2% antara bulan Juli sampai dengan bulan September, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 4.9%.

Namun Bureau of Economic Analysis (BEA) AS pada hari Kamis, 21 Desember 2023, melaporkan laporan perkiraan final yang menunjukkan bahwa ekonomi AS hanya bertumbuh sebesar 4.9% dibandingkan dengan yang diperkirakan dan angka sebelumnya sebesar 5.2%.

Laporan dari BEA AS ini membuat yield obligasi treasury AS turun tajam dan terjadi aksi jual terhadap dolar AS yang sebelumnya telah berada pada posisi di bawah karena naiknya ekspektasi mengenai penurunan tingkat bunga oleh Federal Reserve AS. Melemahnya kembali dolar AS mendorong naik EUR/USD. Indeks dolar AS turun 0.40% ke 101.610.

Selain itu survey Philadelphia Fed Manufacturing memberikan signal penurunan lebih lanjut di dalam kondisi bisnis di daerah tersebut.

Angka – angka data ekonomi AS yang buruk ini telah menghapus dampak yang positip dari data Jobless Claim yang mendukung narasi pendaratan ekonomi AS yang lembut dan mendorong naik harapan bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan tingkat bunganya pada awal tahun 2024.

Sebaliknya, apabila ekonomi AS tetap kuat sementara tingkat inflasi masih tetap tinggi, maka hal ini akan bisa membuat dolar AS tetap kuat ke depannya karena bank sentral AS (the Fed) akan memiliki kelegaan untuk menaikkan tingkat bunganya lagi atau paling tidak mempertahankan tetap tinggi dengan waktu yang lebih lama.

Ekonomi Uni Eropa

Data aktifitas bisnis zona Euro yang keluar pada bulan Desember 2023 mengecewakan, sehingga melemparkan keragu-raguan terhadap pesan European Central Bank (ECB) yang hawkish.

Menurut data terbaru dari Eurostat, Gross Domestic Product (GDP) Uni Eropa kuartal ketiga turun 0.1% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Pada kuartal kedua GDP Uni Eropa bertumbuh 0.2%.

Angka pendahuluan PMI Jasa HCOB bulan Desember turun ke 48.1 dari sebelumnya 48.7 pada bulan November, di bawah daripada yang diperkirakan di 49.0. Data ini menunjukkan bahwa aktifitas sektor jasa dari zona Euro terkontraksi dengan lebih cepat daripada bulan sebelumnya.

Demikian juga PMI Manufaktur juga masih di bawah batas kontraksi 50.0, muncul tidak berubah dari bulan sebelumnya di 44.2, sementara pasar memperkirakan perbaikan menjadi 44.6.

Angka – angka ini menunjukkan kontribusi yang lemah dari kedua sektor, jasa dan manufaktur, terhadap GDP zona Euro. Hal ini membangkitkan pertanyaan mengenai kemampuan dari bank sentral Eropa ini untuk tetap mempertahankan tingkat bunga di level yang tinggi untuk waku yang lama, sebagaimana dengan yang dijanjikan oleh Presiden ECB Christine Lagarde pada pertemuan kebijakan moneter Eropa hari Kamis minggu lalu.

Sementara Eurostat melaporkan perbaikan di dalam Consumer Confidence zona Euro bulan Desember, dengan indeks utama naik dari – 16.4 ke – 15.1.

Ekonomi Inggris

Angka Gross Domestic Product (GDP) Inggris menciut sebesar 0.3% per bulan pada bulan Oktober. Angka ini lebih tinggi daripada angka bulan sebelumnya, bulan September sebesar 0.2% ekspansi. Dan lebih buruk daripada ekspektasi pasar terkontraksi sebesar 0.1%.

Inggris mempublikasikan data Nationwide Housing Prices yang naik 0.2% MoM pada bulan Nopember, mengatasi dari yang diperkirakan. Pada saat yang bersamaan, S&P Global mempublikasikan perkiraan final dari Purchasing Manager Index (PMI) bulan Nopember yang direvisi naik ke 47.2 dari perkiraan sebelumnya di 46.7.

Data ekonomi dari Inggris pada hari Jumat 15 Desember yang lalu menunjukkan bahwa aktifitas bisnis di sektor swasta terus berkembang dengan kecepatan yang lebih cepat pada awal bulan Desember, dengan S&P Global/CIPS Composite PMI Inggris naik ke 51.7 dari sebelumnya pada bulan November di 50.7.

Dari Inggris, aktifitas bisnis membaik pada bulan Desember, kecuali manufaktur, yang tetap berada di teritori resesi sejak bulan Juli 2022.

Office for National Statistics (ONS) Inggris pada hari Jumat, 22 Desember 2023 melaporkan penjualan ritel Inggris yang naik 1.3% secara basis bulanan pada bulan November. Angka ini mengatasi yang diperkirakan pasar dengan kenaikan sebesar hanya 0.4%. Namun ONS mengumumkan revisi pertumbuhan Gross Domestic Product (GDP) tahunan untuk kuartal ketiga yang turun ke 0.3% dari perkiraan awal di 0.6%.

  • Tingkat Inflasi di AS, Eropa dan Inggris

Apa yang orang perkirakan mengenai inflasi sangat penting bagi pergerakan harga forex USD/EUR/GBP. Hal ini mempengaruhi tingkat bunga yang akan ditetapkan oleh the Fed yang berkorelasi langsung dengan naik turunnya USD dan pada gilirannya akan berdampak terhadap naik turunnya pasangan matauang EUR/USD dan GBP/USD.

Tekanan inflasi pada tahun 2023 terbawa dari tahun 2022, dan persisten tinggi di banyak negara pada tahun 2023. Hal ini terjadi karena “base-effect”, pembukaan ekonomi kembali setelah lama ditutup akibat pandemik Covid-19, ketidak-seimbangan antara supply dan demand dan naiknya harga – harga bahan mentah.

Inflasi di AS

Tingkat inflasi di Amerika Serikat telah turun meskipun masih di atas dari target bank sentral AS, the Fed, sebesar 2%. Pada bulan Juni 2022, inflasi di Amerika Serikat mencapai puncaknya di 9.1%, namun setelah itu inflasi di Amerika Serikat berangsur turun selaras dengan dinaikkanya Tingkat bunga oleh the Fed. Pada bulan Oktober 2023 tingkat inflasi di Amerika Serikat telah turun ke level 3.2%.

Departemen Perdagangan AS mengatakan bahwa Core Personal Consumption Expenditures price index AS pada bulan Oktober naik 0.2%, turun dibandingkan dengan kenaikan pada bulan September sebesar 0.3%. Data ini tidak mengejutkan pasar karena keluar sesuai dengan yang diperkirakan. Untuk angka tahunan selama 12 bulan sampai bulan Oktober, inflasi inti AS muncul dengan kenaikan sebesar 3.5%, tetap berada jauh di atas dari target Federal Reserve sebesar 2%, namun sudah di bawah dari angka bulan September, kenaikan sebesar 3.7%.

Turunnya tingkat inflasi di Amerika Serikat ini, sekalipun masih di atas dari target 2%, telah  membangkitkan persepsi bahwa bank sentral AS, the Fed, akan segera menyudahi siklus pengetatan moneternya sehingga mendorong ekspektasi akan turunnya dolar AS yang akan membuat pasangan matauang EUR/USD dan GBP/USD naik.

Pada tahun 2024, tekanan inflasi mungkin mereda atau bisa juga tetap tinggi. Hal ini tergantung kepada durasi dari tekanan inflasi itu sendiri, kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh bank sentral masing – masing negara, ekspektasi orang – orang mengenai inflasi dan juga faktor lainnya yang mempengaruhi rantai supply seperti minyak mentah.

Harga minyak mentah melonjak naik pada hari Rabu 20 Desember karena serangan di Laut Merah membangkitkan ketakutan akan disrupsi rantai supply. Pada hari Senin, sebuah kapal pengangkut minyak mentah diserang oleh misil dari para pemberontak Houthi, yang membuat perjalanan pengangkutan minyak mentah lewat Laut Merah ke Terusan Suez menjadi tidak aman bagi rute perjalanan biasanya.

Akibatnya semua Perusahaan pengangkutan menghindar untuk melalui Laut Merah dan memilih untuk mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Afrika, membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal dan dapat berakibat kepada naiknya tingkat inflasi.

Pergerakan harga forex USD/EUR/GBP pada tahun 2024 bisa dipengaruhi oleh faktor – faktor di atas. Terutama, apabila inflasi dipandang sebagai cepat berlalu atau tetap bertahan lama, yang akan mengakibatkan turunnya atau naiknya tingkat bunga the Fed. Hal ini akan bisa berpengaruh terhadap naiknya atau turunnya USD dan otomatis EUR/USD dan GBP/USD.

Inflasi di Zona Euro

Uni Eropa merilis perkiraan final angka inflasi bulan November dari Harmonized Index of Consumer Prices (HICP) yang memberikan konfirmasi angka tahunan di 2.4% . Secara basis bulanan, HICP turun 0.6%.

Turunnya inflasi dan memburuknya outlook ekonomi di zona Euro telah meningkatkan ekspektasi bahwa European Central Bank (ECB) kemungkinan salah satu di antra bank sentral yang akan mulai menurunkan tingkat bunganya. Hal ini membuat kenaikan Euro menjadi terbatasi

Inflasi di Inggris 

Office for National Statistics (ONS) Inggris mengumumkan bahwa inflasi di Inggris sebagaimana dengan yang diukur dalam Consumer Price Index (CPI) turun ke 3.9% secara basis tahunan dan pada bulan November dari sebelumnya 4.6% pada bulan Oktober. Angka ini muncul di bawah dari yang diperkirakan pasar di 4.4%.

Sementara itu angka CPI inti yang mengeluarkan harga makanan dan energi berada di 5.1% pada periode yang sama, turun dari 5.7% di bulan Oktober.

  • Rencana dari Masing – Masing Bank Sentral.

Bank Sentral AS

Strategi bank sentral AS, Federal Reserve (the Fed), di dalam kebijakan moneternya berpengaruh terhadap kekuatan USD secara signifikan dengan mempengaruhi tingkat bunga kunci the Fed.

Pada awal tahun 2022, the Fed mempertahankan tingkat bunga utamanya mendekati Nol dan membeli assets dengan kecepatan yang impresif sebesar $120 miliar per bulan. Pendekatan the Fed ini adalah sebagai respon terhadap ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung pada saat itu di Amerika Serikat dan krusial di dalam meyakinkan stabilitas ekonomi AS.

Namun menjelang akhir tahun 2022, memasuki tahun 2023, the Fed mulai membalikkan kebijakan moneternya yang akomodatif menjadi kebijakan pengetatan yang hawkish, melalui serangkaian keputusan menaikkan tingkat bunga dalam rangka melawan dan mengendalikan inflasi yang tinggi dan keras kepala.

Selama 2023, Federal Reserve AS (the Fed) mempertahankan sikap hawkish-nya dengan tingkat bunga yang tinggi secara berkelanjutan. Hal ini membuat dolar AS terus menguat.

Namun menjelang akhir tahun 2023, sejak bulan Oktober, terlihat tanda – tanda bahwa the Fed telah selesai dengan siklus pengetatan moneternya sekalipun para pejabat the Fed tetap menyuarakan sikap yang hawkish. Hal ini membuat dolar AS berbalik turun.

Pada tanggal 2 Oktober 2023, indeks dolar AS berhasil naik sampai ke level 107.029. Namun setelah itu dolar AS berbalik turun karena semakin meningkatnya eskpektasi bahwa bank sentral AS, the Fed, telah selesai dengan siklus kenaikan tingkat bunganya. Pada saat outlook forex 2024 ini dinaikkan, indeks dolar AS telah turun ke 101.442.

Memasuki tahun 2024, the Fed kemungkinan mempertimbangkan diri untuk kembali bersikap dovish dengan menurunkan tingkat suku bunga dengan sudah mulai turunnya tingkat inflasi dan melambatnya perekonomian AS.

CME FedWatch Tool menunjukkan bahwa pasar sekarang sedang memperhitungkan dalam harga lebih dari 50% kemungkinan pemangkasan tingkat suku bunga oleh the Fed pada kuartal pertama tahun 2024.

Pasar uang berjangka pada akhir bulan November 2023 memperkirakan the Fed akan memangkas tingkat bunga sebanyak 135 basis poin sampai akhir tahun 2024.

Bertolak belakang dengan bank sentral AS Federal Reserve (the Fed) yang sudah mulai membuka diskusi mengenai penurunan tingkat bunga kunci pada tahun 2024, bank sentral Uni Eropa European Central Bank (ECB) dan bank sentral Inggris Bank of England (BoE) tetap menyuarakan sikapnya yang hawkish yang belum mau membicarakan mengenai penurunan tingkat bunga pada tahun depan.

Bank Sentral Uni Eropa (ECB)

The European Central Bank (ECB) tetap mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah pada pertemuan bulan Desember, sebagaimana dengan yang telah diperkirakan sebelumnya. Walaupun ECB merevisi proyeksi inflasinya turun, ECB mengulangi bahwa keputusan yang akan datang akan memastikan bahwa kebijakan tingkat bunga berada pada level yang cukup restriktif sepanjang yang diperlukan.

Di dalam konferensi pers setelah pertemuan, Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bahwa mereka tidak mendiskusikan penurunan tingkat bunga di dalam pertemuan kebijakan bulan Desember tersebut dan menambahkan bahwa bahwa saat ini bukan waktunya untuk menurunkan penjagaan mereka karena masih memiliki banyak pekerjaan untuk dilakukan.

Pernyataan Lagarde yang hawkish ini memberikan dorongan naik terhadap euro, sehingga EUR/USD berhasil mengumpulkan momentum bullish.

Pada awal hari Jumat minggu lalu, pembuat kebijakan ECB Madis Muller mengatakan bahwa terlalu pagi untuk mendeklarasikan kemenangan terhadap inflasi dan mengulangi bahwa juga terlalu pagi untuk membicarakan mengenai penurunan tingkat suku bunga.

Dengan nada yang sama, anggota dewan gubernur ECB dan Presiden Bank of France, Francois Villeroy de Galhau, mengakui bahwa tidak ada satupun dari pembuat kebijakan yang menyarankan untuk penurunan tingkat suku bunga pada diskusi kebijakan bulan Desember.

Para pejabat European Central Bank (ECB) terus melawan ekspektasi pasar mengenai penurunan tingkat bunga pada awal tahun 2024. Anggota Dewan Gubernur ECB Martin Kazaks mengulangi kebutuhan untuk tingkat bunga tetap pada level saat ini untuk sementara waktu.

Bank Sentral Inggris (BoE)

Keputusan Bank of England pada bulan September 2023 untuk mempertahankan biaya pinjaman utama bagi bank-bank komersial di Inggris sebesar 5,25% persen – masih merupakan tingkat tertinggi sejak Februari 2008 setelah serangkaian kenaikan suku bunga acuan berturut-turut yang paling lama berlangsung setidaknya dalam satu abad.

Bank of England (BoE) pada bulan Desember 2023 kembali mempertahankan tingkat bunganya tidak berubah namun dengan pesan untuk partisipan pasar yang berbeda dengan the Fed.

Gubernur BoE Andrew Bailey menyampaikan pesan yang hawkish dengan mengatakan masih ada yang harus dilakukan di dalam peperangan melawan inflasi. Sebaliknya, ketua the Fed, Jerome Powell menyatakan bahwa kebijakan moneter AS saat ini sudah cukup restriktif dan pembicaraan mengenai penurunan tingkat bunga sudah bisa dimulai.

Meskipun outlook pertumbuhan ekonomi Inggris memburuk dan inflasi upah menurun di Inggris, Bank of England (BoE) menahan diri dari mengambil sikap dovish setelah tetap mempertahankan tingkat bunga tidak berubah di 5.25%.

BoE mengulangi pernyataan kebijakannya bahwa kebijakan moneter Inggris kemungkinan perlu untuk tetap restriktif untuk periode waktu yang lebih panjang. Selain itu, Gubernur BoE Andrew Bailey mengatakan bahwa masih terlalu pagi untuk mengatakan bahwa tingkat bunga telah mencapai puncaknya.

  • Ketegangan Geopolitik

Ketegangan geopolitik adalah penggerak yang potensial dari USD/EUR/GBP. Naiknya ketidak-pastian global dan resiko telah memicu kenaikan di dalam permintaan terhadap USD sebagai assets yang safe-haven dan sebaliknya memicu penurunan terhadap EUR/USD sebagai assets yang beresiko tinggi.

Pada tahun 2023 terjadi beberapa peristiwa yang meningkatkan ketegangan geopolitik. Dalam hal ini termasuk ketegangan dalam hubungan perdagangan AS dengan Cina dan pertikaian mengenai tehnologi, perundingan mengenai nuklir Iran, tes misil Korea Utara, konflik perbatasan Rusia dengan Ukraina dan terakhir perang antara Israel dengan Hamas.

Pada tahun 2024, landskap politik global bisa menjadi tenang atau malah menjadi lebih menegangkan. Hal ini sebagian besar tergantung kepada hasil dari berbagai pemilihan umum, diskusi dan peristiwa – peristiwa seperti pemilihan presiden di Amerika Serikat, hubungan Cina dengan Taiwan, progress pembicaraan nuklir AS dengan Iran, perang Rusia dengan Ukraina, konflik Israel dengan Hamas, perundingan tingkat tinggi global dan peristiwa – peristiwa global lainnya.

Serangan terhadap kapal komersial dan perang Amerika di Laut Merah pada hari Minggu tanggal 3 Desember 2023 telah menyalakan ketakutan akan bereskalasinya konflik antara Israel dan Hamas. Resiko terjadinya disrupsi supply dari konflik di Timur Tengah telah menaikkan harga minyak mentah WTI.

Harga minyak mentah kembali melonjak naik pada hari Rabu 20 Desember karena serangan di Laut Merah membangkitkan ketakutan akan disrupsi rantai supply. Pada hari Senin, sebuah kapal pengangkut minyak mentah diserang oleh misil dari para pemberontak Houthi, yang membuat perjalanan pengangkutan minyak mentah lewat Laut Merah ke Terusan Suez menjadi tidak aman bagi rute perjalanan biasanya.

Akibatnya semua Perusahaan pengangkutan menghindar untuk melalui Laut Merah dan memilih untuk mengambil rute yang lebih panjang di sekitar Afrika, membuat harga minyak mentah menjadi lebih mahal.

Amerika Serikat bersama dengan Perancis dan Kanada dan beberapa negara lainnya sedang membentuk pasukan bersama yang akan bertugas untuk memonitor keamanan kapal – kapal yang melewati Laut Merah.

Meningkat atau menurunnya resiko politik global akan berdampak terhadap naik atau turunnya permintaan terhadap assets safe-haven seperti USD dan assets beresiko seperti EUR/GBP sehingga akan membuat harga forex USD/EUR/GBP naik atau turun pada tahun 2024.

Dengan akan adanya pemilihan umum baik di Inggris maupun di Amerika Serikat menjelang akhir dari tahun 2024, kebutuhan dari pemerintahan sekarang ini untuk mendapatkan banyak suara kemungkinan akan bisa juga berdampak terhadap pergerakan forex USD/EUR/GBP. Kebijakan moneter yang populis untuk menyukakan pemberi suara seperti pemotongan pajak, akan bisa berpengaruh terhadap terhadap supply uang, matauang dan ekonomi.

  • Sentimen Pasar

Bagaimana sentimen dari investor di pasar memegang peranan besar terhadap pergerakan forex USD/EUR/GBP.

Meskipun ada peringatan dari para pembuat kebijakan di Federal Reserve AS bahwa bank sentral AS ini saat ini sedang fokus menjaga tingkat bunga restriktif untuk memastikan kembalinya inflasi AS ke 2%, investor condong untuk melakukan aksi jual terhadap dolar AS karena optimisme pasar atas penurunan tingkat bunga.

Dolar AS dibebani oleh semakin dalamnya ekspektasi akan penurunan tingkat bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2024, di tengah progress turunnya inflasi secara signifikan ke arah 2%.

Presiden the Fed New York John Williams melawan ekspektasi yang meningkat di pasar bahwa the Fed akan menurunkan tingkat suku bunganya pada bulan Maret 2024, dengan mengatakan bahwa masih terlalu pagi untuk berpikir demikian dan bahwa pasar sudah “overacting”.

Sebaliknya Presiden Fed bank San Fransisco Mary Daly mengatakan bahwa penurunan tingkat bunga pada tahun 2024 adalah pantas di tengah membaiknya inflasi secara signifikan pada tahun ini.

Para pejabat European Central Bank (ECB) terus melawan ekspektasi pasar mengenai penurunan tingkat bunga pada awal tahun 2024. Anggota Dewan Gubernur ECB Martin Kazaks mengulangi kebutuhan untuk tingkat bunga tetap pada level saat ini untuk sementara waktu.

Para pembuat kebijakan Bank of England (BoE) boleh terus bersikap restriktif dalam kebijakan moneternya sampai harga dipastikan stabil namun partisipan pasar tetap memperkirakan BoE akan menurunkan tingkat bunganya.

Bagaimana pergerakan forex USD, EUR/USD & GBP/USD pada tahun 2024?
Silahkan melanjutkan ke Outlook Forex USD/EUR/GBP 2024 – Bagian II

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting.

Editor: Asido.