Lanjut Bullish, Profit Taking Mengintip, Tetap Uptrend — Domestic Market Outlook, 2-6 September 2024

388

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Pasar keuangan di minggu lewat ini lanjut bullish, dengan IHSG mencetak rekor barunya selama 3 pekan dan rupiah bullish 5 minggu.
  • Capital inflow terus mengalir, sekitar Rp6,2 triliun dalam seminggu menurut data BI.
  • BPS merilis jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan di tahun 2024 dibandingkan 2019.
  • Sentimen global saat ini adalah ekonomi AS yang bertumbuh lebih kuat, yang meredakan kekhawatiran resesi serta peluang pemangkasan bunga the Fed yang tidak terlalu agresif.
  • Data ekonomi yang diperhatikan pasar pekan mendatang adalah rilis inflasi IHK di hari Senin dan data cadangan devisa pada Jumat nanti.

Minggu berikutnya, isyu prospek ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 2-6 September 2024.

===

Minggu yang baru lewat IHSG di pasar modal Indonesia terpantau berakhir menguat cukup signifikan dan mencetak rekor tertinggi lagi di pekan ketiganya, dalam pasar yang uptrend, dipimpin antara lain sektor infrastruktur dan emiten bank besar. Sementara itu, bursa kawasan Asia pada umumnya juga positif. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 1,51%, atau 112,208 poin, ke level 7.544,298. Untuk minggu berikutnya (2-6 September 2024), IHSG kemungkinan akan terkoreksi profit taking sejenak namun tetap uptrend, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.715 dan 7.783. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.460, dan bila tembus ke level 7.386.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan berlalu lanjut bullish di minggu kelimanya dan sempat bertengger di sekitar level 11 bulan tertingginya, di antara data pertumbuhan ekonomi AS yang lebih baik yang menepis kekhawatiran datangnya resesi, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,52% atau 81 poin ke level Rp 15.487 per USD. Atau secara sebulan menguat sebesar 4,95%, yang merupakan terkuat dalam 4 tahun terakhir. Sementara, dollar global rebound dari bearish 5 pekannya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan lebih melandai dengan bias menguat, atau kemungkinan rupiah dalam konsolidasi dan sempat terkoreksi profit taking, dalam range antara resistance di level Rp15.759 dan Rp Rp15.985, sementara support di level 15.295 dan Rp15.215.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik tipis secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun tipis yield obligasi dan berakhir ke 6,625% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury terpantau rebound dari koreksi dua pekannya.

===

Menurut data BPS, jumlah kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan. Kelompok kelas menengah dan yang menuju kelas menengah mencakup 66,35% dari total populasi Indonesia, dengan porsi konsumsi pengeluaran mencapai 81,49% dari total konsumsi nasional.

Namun, sejak pandemi COVID-19 pada 2019, jumlah kelas menengah mengalami penurunan, dari 57,33 juta orang (21,45%) pada 2019 menjadi 47,85 juta orang (17,13%) pada 2024.

Berdasarkan data transaksi 26 – 29 Agustus 2024, nonresiden tercatat beli neto Rp6,21 triliun terdiri dari beli neto Rp3,89 triliun di pasar saham, Rp1,56 triliun di SRBI, dan Rp0,76 triliun di pasar SBN.

===

 

Anda mungkin pernah memerhatikan bagaimana derasnya dana asing masuk ke pasar modal dan pasar uang Indonesia, lalu kadang dengan deras pula dana-dana itu lari keluar. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global yang disebut “hot money” itu. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrumen investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, keluar dan akan begitu cepat pula mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya, serta dari satu negara ke negara lainnya.

Itu sebabnya, kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting