(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 18 – 22 November 2024
Pada akhir hari Kamis, 21 November 2024
1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 6,90%.
3. DXY[1] menguat ke level 106,97.
4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 4,422%.
[1] DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
[2] UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 22 November 2024
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.920 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,88%.
Aliran Modal Asing (Minggu III November 2024)
1. Premi CDS Indonesia 5 tahun per 21 November 2024 sebesar 72,65 bps, stabil dibanding dengan 15 November 2024 sebesar 72,61 bps.
2. Berdasarkan data transaksi 18-21 November 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp7,50 triliun. Terdiri dari jual neto sebesar Rp3,30 triliun di pasar saham. Jual neto Rp3,59 triliun di pasar SBN, dan Rp0,61 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
3. Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen s.d. 21 November 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp27,15 triliun di pasar saham. Beli neto Rp33,17 triliun di pasar SBN dan Rp187,68 triliun di SRBI.
4. Pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp26,81 triliun di pasar saham. Juga beli neto Rp67,13 triliun di pasar SBN dan Rp57,33 triliun di SRBI.
Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan. Hal ini dilakukan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Analis Vibiz Research Center melihat untuk hari ini perdagangan rupiah vs dollar dibuka menguat ke Rp 15.920. Kemudian bergerak terkoreksi ke Rp15.937, dan terakhir sore ini WIB terpantau di posisi Rp 15.875.
Menguatnya rupiah terjadi sementara dollar AS di pasar uang Asia menanjak setelah rally 2 hari di sesi global sebelumnya. Angka ini merangkak ke sekitar 13 bulan tertingginya di tengah terkoreksinya euro dan investor mencari arah the Fed berikutnya.
Indeks dollar, yang mengukur dollar terhadap keranjang enam mata uang saingan utamanya, sore hari WIB ini naik ke 106,99. Indeks ini naik dibandingkan level penutupan hari sebelumnya di 106,97.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting